PART 33

1.3K 103 15
                                    

Iya... Aku ini orang yang "lemah".
Jadi baru saja, seorang teman mengirimkan pesan lewat whats app kepadaku. Bunyinya : "Thor ga update? Untuk mengenang jasa pahlawan, ga mau memberi hadiah di hari pahlawan?"
Seketika tawa saya meledak membaca pesan itu.
And here it is... Buat dia yang suka banget mencaci maki Auriga.
Selamat membaca 🥰

* * *

Kalian percaya dengan Karma?

Sepertinya Karma sedang berlaku pada hidup Auriga.

Ia dengan percaya dirinya, meninggalkan istrinya untuk mendapatkan wanita yang sangat dicintainya, namun kenyataannya... Wanita itu malah menolak keberadaannya.

"Maafkan aku,Ga...." Kalimat Anindiya terngiang di kuping Auriga. "Aku bukannya tidak mencintaimu. Tetapi aku menyadari, bukan kamu orang yang aku butuhkan Ga... Bukan kamu."

Lantas siapa yang membutuhkanku, Nind?

Khandra bahkan sekarang melupakanku.

Satu-satunya wanita yang paling mencintaiku saja bahkan telah mengacuhkanku.

Aku tau, ini karma.

Auriga tertidur nyalang di atas kasurnya. Memperhatikan ukiran-ukiran dari gypsum indah yang ada di langit-langit kamarnya.

Kamar besar ini bahkan terasa semakin besar dan mengerikan dengan ketidakhadiran Khandra disini.

Biasanya, ada suara Khandra yang bertanya ini dan itu, merengek meminta ini dan itu, atau sekedar memprotesnya.

Tetapi kini tidak.

Auriga hanya sendiri.

Dan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu, kini tengah bersama orang lain yang dipikirnya adalah suaminya.

Kau menyedihkan, Ga.

* * *

Khandra memandang kosong pada hamparan bunga dan tanaman yang berada di belakang jendela ruang perawatannya.

Ia akan pulang ke rumah hari ini.

Rumahnya sendiri, rumah orang tuanya.

Orang-orang bilang, ia tidak pernah meninggalkan rumah itu, bahkan saat ia sudah menikah sekali pun.

Tetapi entah kenapa, ia merasa asing dengan kenyataan itu.

"Sayang," Pratama menegur Khandra. Pria bermata sipit dengan senyum melengkug yang manis itu memanggil.

"Iya, Mas?" Khandra menjawab.

"Aku sudah rapikan seluruh pakaianmu. Semua sudah kulipat dan kita siap untuk pulang sekarang."

Mendengar penjelasan Pratama, Khandra hanya mengangguk. Ia kagum dengan pria ini, berdasarkan ingatannya yang samar-samar, Pratama adalah seseorang yang hebat. Berkemampuan secara finansial juga memiliki kekuasaan. Tetapi lelaki itu sangat bersahaja.

Marrying Mr. SangajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang