PART 55

1.5K 95 6
                                    

Hingar bingar musik, dan orang-orang yang menggila di lantai dansa, menyambut Auriga dengan segera.

Ini baru pukul sepuluh malam, tetapi kegilaan di club malam ini bahkan sudah dimulai lebih cepat dari yang Auriga perkirakan.

Perlu di ingat, Auriga tidak pernah suka dengan hal-hal seperti ini. Keramaian dan musik kencang bukanlah teman baginya.

Tetapi di saat ia merasa kesepian seperti kali ini, juga perasaan rindu yang selalu menggerogotinya akan sosok Khandra, berada di keramaian seperti ini seolah menjadi pelipur lara meski semu.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mendapati Orion dan Teddy sedang menggila di lantai dansa. Tanpa perempuan dan alkohol. Tenang saja.

Sekarang kedua orang itu telah berstatus sebagai suami, dan Orion adalah calon Ayah. Mereka sudah tak segila saat masih lajang dulu.

Tetapi urusan menghapus penat dengan datang ke tempat seperti ini jelas bukanlah pengecualian sekalipun mereka telah menikah. Teddy tetap senang menggila dilantai dansa, dan sahabat bodohnya yang satu lagi, akan selalu menemani ia untuk itu.

Teddy dan Orion adalah dua orang idiot yang berbalut pakaian mahal, wajah tampan dan kharisma mematikan. Tetapi siapapun yang sudah mengenal mereka, pasti tau seperti apa sesungguhnya dua orang itu. Yang satu sangat bodoh dan selalu melakukan hal-hal yang membuat ia nampak brengsek, dan yang satunya lagi teramat keras kepala sehingga tidak pernah bisa diatur.

Sedangkan Riga?

Ah... Iya lebih parah lagi. Ia adalah gabungan dari keduanya. Riga bodoh dan keras kepala.

Dan sekarang ia kehilangan satu-satunya wanita yang mau menerima segala kekurangannya itu karena kebodohan dan sifat keras kepalanya.

Auriga menyenderkan dirinya pada sandaran sofa, menengadahkan kepalanya ke arah langit-langit club malam yang menyoroti dirinya dengan berbagai macam cahaya lampu yang menyilaukan mata.

Ia merutuki dirinya yang bersedia menerima ajakan Teddy dan Orion ke tempat ini. Saat para sahabatnya itu tengah menggila di lantai dansa, ia hanya mampu duduk disini dan merasa kesepian.

"Mateee...!!!" Seru Teddy yang berjalan mendekat ke arahnya. "Ayolah... Turun ke dance floor. Kau harus menikmati hidupmu!!"

"Berisik!" Jawab Auriga. Mengabaikan sahabat sekaligus iparnya tersebut.

"Lalu apa gunanya kau datang kesini jika hanya akan melamunkan hidupmu yang menyedihkan?" Tambah Orion.

Meskipun Orion dan Auriga saudara sepupu, Auriga bahkan lebih tua beberapa bulan darinya, tetapi ada perbedaan status diantara mereka. Dimana Orion adalah kepala keluarga utama keluarga Sangaji. Pewaris utama, juga penanggung jawab utama keluarga.

Itu kenapa Auriga merasa sungkan kepadanya. Perasaan segan yang hadir secara spontan karena sepupunya itu, bagaimana pun selalu memiliki aura yang mendominasi lebih daripada dirinya.

"Ayo, Ga. Kemari!" Orion memanggilnya.

Auriga tersenyum kecut dan menuruti ucapan saudara sepupunya itu.

"Fine..!" Ujarnya kemudian. Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Orion serta Teddy yang menggila d lantai dansa.

Auriga tidak bisa menari. Ia tidak bisa berjoget jenis apapun. Tubuhnya kaku. Ia tidak bisa bergerak luwes sama sekali.
Maka dari itu, Teddy segera mengambil alih, dan melakukan segala macam hal untuk membuat Auriga nyaman dan mau menggerakan tubuhnya walau sedikit.

Orion tertawa terbahak-bahak melihat kehebohan yang Teddy lakukan, dan Auriga yang berusaha mengimbangi kelakuan brutal sahabatnya itu.

Mendadak mereka bertiga ; tiga orang laki-laki tampan dengan kebodohan maksimal; menjadi pusat perhatian di tempat itu.

Marrying Mr. SangajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang