PART 51

1.3K 92 5
                                    

Lagi baik hati, jadi pengen upload 😁🥰

* * *

Selama satu minggu ini Auriga berusaha membuat dirinya sibuk. Ia mengerjakan seluruh pekerjaannya dari pagi hingga tengah malam. Ia bahkan mengambil alih pekerjaan Teddy, Lyra dan Orion hanya untuk membuat dirinya benar-benar sibuk dan mengalihkan perhatiannya dari Khandra.

Sebab jika sedikit saja pikirannya tidak teralihkan, maka ia langsung berniat untuk menemui wanita itu dan membombardirnya dengan berbagai macam hal.

Memintanya kembali.

Memohon maaf darinya.

Menyatakan penyesalannya.

Mengatakan bahwa ia telah berubah.

Berjanji untuk membahagiakannya.

Dan selusin hal lainnya yang akan Auriga lakukan untuk membuat Khandra menerima kehadirannya dalam hidup wanita itu.

Ia tau ia tidak pantas.

Tetapi bukankah semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua?

Auriga ingin membuktikan kepada Khandra bahwa kali ini ia benar-benar serius. Ia bersungguh-sungguh untuk membahagiakan wanita itu. Dan tidak akan pernah menyakitinya lagi.

"Khandra pergi." Teddy menjelaskan. Lelaki itu tiba-tiba muncul di hadapan Auriga dan mengatakan sesuatu yang sangat tidak Auriga harapkan.

"Pergi?" Tanya Auriga panik. "Kemana? Kapan? Kenapa?"

"Aku tidak tau. Aku belum mencari tahu. Tetapi Pak Ruzwar sudah mencoba meneleponmu.."

Auriga meraih telepon genggamnya yang ada pada mode diam dan mendapati ada lima belas panggilan tidak terjawab disana. Semua dari Pak Ruzwar.

Ia memaki kebodohannya.

"Katanya Khandra meminta cuti, untuk waktu dua minggu. Dan bisa bertambah. Ia tidak menggunakan pesawat jet pribadinya. Dan meminta untuk tidak dilacak keberadaannya."

"Apakah bipolarnya kumat?" Hal itu adalah yang pertama yang Auriga bayangkan. Jika melihat kondisi Khandra seaneh ini.

"Menurut Pak Ruzwar itu bukan tanda-tanda bipolarnya yang biasa. Kami berkesimpulan Khandra butuh waktu sendiri saat ini."

Auriga terlihat resah.

"Kau tidak perlu khawatir, ia mungkin akan segera menghubungimu."

"Semoga saja. Kuharap tidak ada hal-hal buruk yang menimpanya atau yang mungkin ia lakukan. Ya Tuhan... Khandra."

Auriga ingin sekali berpikir bahwa Khandra akan baik-baik saja, namun rasa khawatir dan cemas tetap menggelayut di hatinya.

Kemana wanita itu pergi?

* * *

Dear Auriga Sangaji...

Apa kabar?

Kau pasti sudah mendengar bahwa aku mengambil waktu beberapa saat untuk menenangkan diri.

Aku sedang berlibur. Yeaayy...!!!

Ketika kau membaca emailku ini, aku sedang dalam perjalananku menuju suatu tempat dengan musim semi yang indah.

Marrying Mr. SangajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang