"Mungkin Bapak sering mendapatkan pertanyaan tentang 'bagaimana cara membuat seseorang mencintai kita?' Tetapi pertanyaan saya sedikit berbeda Pak.." Ujar Auriga. "Bagaimana cara membuat diri saya jatuh cinta kepada Khandra, Pak?"
Lelaki tua di hadapan Auriga itu tersenyum kecil. Senyum kebapakan yang tenang sekali. "Saya akan menasehati Bapak malam ini. Untuk itu saya meminta izin memanggil dengan sebutan Mas saja. Agar lebih akrab..."
"Tentu Pak Ruzwar, seturusnya dengan panggilan itu pun saya tidak masalah."
"Untuk urusan pekerjaan, saya merasa lebih Profesional memanggil dengan sebutan Bapak. Tetapi untuk urusan pribadi, Mas, terasa lebih tepat."
"Baiklah Pak.. Terserah Bapak saja."
"Begini Mas, pertama-tama... Saya ingin tahu, apakah Mas Auriga memiliki satu ketertarikan dengan Mbak Khandra?"
"Hm...."
"Seperti hari ini ia nampak cantik dengan baju warna ini, atau dengan model pakaian yang seperti ini. Atau mungkin tingkah polahnya yang begini membuat Mas gemes? Ada?"
"Ada." Auriga tidak perlu berpikir panjang untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu. Pada kenyataannya, memang ada.
"Sampai tahap ini, Mas Auriga sudah ada dalam fase menyukai Mbak Khandra."
Auriga mengangguk. Ia tidak akan menampik hal itu.
"Kemudian, apakah Mas merasa nyaman ketika berada disisinya? Apakah Mas merasa bahwa dengannya, waktu terasa cepat, atau keberadaannya di sisi Mas sangat berarti. Ketika dia tidak ada, rasanya ada yang kurang. Pada banyak kesempatan, Mas terus memikirkannya. Apakah begitu?"
Kali ini Auriga berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Pak Ruzwar. Namun ia menyadari, delapan puluh dari seratus persen kebenaran dari pertanyaan itu, adalah benar. "Iya.. Aku terkadang merasa begitu."
"Saya tau Mas Auriga mencintai Mbak Khandra. Mungkin belum tepat mengatakannya sebagai cinta yang dalam dan menggebu, tetapi setidaknya, mas menyayanginya."
"Lalu bagaimana agar perasaan ini tumbuh dan berkembang dengan subur di hati saya Pak? Saya ingin mencintai Khandra tanpa keterpaksaan. Agar ia bahagia, saya pun bahagia."
"Jawabannya adalah komitmen. Mas dan Mbak Khandra harus menentukan satu komitmen satu sama lain. Mas tidak akan memaksa Mbak Khandra, pun Mbak Khandra tidak akan memaksa Mas. Setelah itu, bangunlah kepercayaan satu sama lain. Membangun kepercayaan berarti kalian berdua harus saling memahami, membutuhkan, menepati janji, dan menjaga komunikasi agar selalu terbuka.
Dan saat ini, ini adalah yang paling tepat untuk dilakukan. Berikan waktu masing-masing untuk sendirian. Ketika kalian berpisah seperti ini, kalian akan menemukan jati diri kalian sendiri dan saling mencari. Rasa rindu akan mempererat hubungan. Yang terakhir, nanti pada masanya, kembalilah bersama. Dan pada saat itu, Bapak yakin kalau perasaan Mas akan terpupuk sempurna setelah kerinduan yang teramat dalam."
"Pesan Bapak untuk Mas Auriga... Bertanggung jawablah terhadap peran mas di dalam hubungan ini. Bapak tau Mas merasa harus untuk mengurus Perusahaan, tetapi Mas sering kali lupa. Bahwa Mbak Khandra dan calon bayi yang dikandungannya, juga membutuhkan kehadiran dan sosok Mas Auriga. Seperti ketika Mas memberikan perhatian kepada Mbak Anindiya, seharusnya Mas memberikan perhatian yang seperti itu juga kepada Mbak Khandra, bahkan lebih."
"Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Tetapi hati yang terbuka, tulus dan ikhlas bisa diajarkan untuk mencintai. Dan Bapak yakin, Mas Riga pasti bisa."
* * *
Khandra terbangun tengah malam dengan peluh membasahi tubuhnya dan mimpi buruk seolah mengejar-ngejar ia hingga membuatnya kelelahan.
Ia berteriak dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Sangaji
Romance{COMPLITED} #10 dalam Ketegori Kisah Romantis #18 dalam Kategori Comedy Romantic #20 dalam Kategori Terbaik 😍🥰😘 Thank you gaaaessss.... 🍁🍁🍁 Kisah ini adalah tentang Khandra Izora yang cantik, anggun dan sempurna ; dan Auriga Sangaji yang begit...