Part 32

14.9K 385 2
                                    

10 hari kemudian...

Joe, Celia dan JJ kembali ke Indonesia dengan membawa banyak oleh-oleh untuk semua keluarga. Saat malam harinya tubuh Jasmine panas. Joe pun berkata...

" Dedek sayang, dedek minum obat ya biar cepat sembuh..."

" Nggak mau, dedek nggak suka minum obat. Rasa obat nggak enak, pahit. "

" Obat itu nggak pahit kok, rasanya enak, manis. Iya kan pa? "

" Iya sayang. Dedek obatnya nggak pahit kok. "

" Nggak mau...!!! Pokoknya dedek nggak mau minum obat...!!! "

" Kalau nggak mau minum obat nanti di suntik loh dek. Iya kan pa, oma, opa? "

" Iya sayang. "

" Hikh...hikh...hikh...nggak mau, dedek nggak mau di suntik. Dedek takut sama jarum suntik. Mama..."

" Sayang, sayang jangan nangis lagi ya. Dedek nggak akan di suntik kok, tapi dedek harus minum obat supaya cepat sembuh. Percaya deh sama papa, obatnya nggak pahit kok. Papa nggak bo'ong. "
Ucap Joe sambil menggendong tubuh Jasmine. Jasmine pun berkata...

" Beneran pa obatnya nggak pahit? "

" Iya sayang, obatnya manis dan rasa buah Jeruk. "

" Ya udah deh, dedek mau minum obatnya. "

" Gitu donk, itu baru anak papa yang pintar. "

Jasmine pun obat penurun panas dengan ekspresi wajah takut-takut tapi setelah minum obat, ekspresi wajah Jasmine berubah tersenyum. Jasmine pun berkata...

" Papa rasa obatnya enak, rasa buah Jeruk. Rasanya nggak pahit sama sekali. "

" Tuh kan, kakak juga bilang apa. Kamu nggak percaya sih sama omongan kakak. "

" Maaf kak, mulai sekarang kalau dedek sakit, dedek mau deh minum obat dan nggak nangis-nangis lagi. "

" Anak papa pintar, sekarang dedek istirahat dan bobok ya biar cepat sembuh. "

" Iya pa. "

" Kakak juga harus istirahat dan bobok, biar sehat dan nggak sakit. "

" Iya pa. "

Joe pun menempelkan plester penurun panas di dahi Jasmine dan menyelimuti tubuh JJ. Saat JJ sudah tidur, Joe dan papi maminya keluar dari kamar JJ. Tiba-tiba mami Joe berkata...

" Joe, Celia lagi ngapain sih di dalam kamar, dari tadi kok nggak keluar-keluar? "

" Celia lagi tidur mi di dalam kamar, Celia lagi kecapean. "

" Kecapean? Kamu baru balik bulan madu langsung mesum lagi ya sama istri kamu? "

" Ya nggaklah pi. "

" Kirain, otak kamu kan selalu mesum. "

" Benar banget tuh pi, Joe selalu nggak lihat-lihat tempat kalau lagi mesra-mesraan sama istrinya. Nyosor aja kayak bebek. "

" Ya mami, masak nggak senang sih lihat Joe bahagia dengan Celia. "

" Bukan gitu Joe, mami senang kok lihat kemesraan dan kebahagiaan kalian berdua, tapi kalau kalian berdua mau mesra-mesraan di dalam kamar kalian aja atau di apartemen kamu, jangan mesra-mesraan di sembarangan tempat nanti di lihat sama JJ. Mereka berdua itu sudah besar, Joe. "

" Iya mi, maaf. "

" Joe, jadi Celia nggak tahu kalau Jasmine sakit? "

" Maybe. "

" Kamu itu kebiasaan banget sih selalu ngomong maybe, akibatnya nurun tuh sama Justine. "

" Benar banget tuh pi, jangan-jangan nanti Justine itu playboy seperti
Joe. "

" Yaa...jangan donk mi. "

Tiba-tiba Joe tersenyum dan berkata...

" Mi, pi, Joe masuk ke dalam kamar dulu ya. Joe mau mesra-mesraan sama istri Joe. Selamat malam mami, selamat malam papi..."

Papi dan mami Joe langsung berkata...

" Malam juga otak mesum...!!! "


Me Gustas (1-34 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang