Sorry for typo(s)
Pukul dua dini hari di rumah sakit, Chae Yong beserta suaminya masih setia menunggu dokter yang menangani Jaemin di dalam. Bahu Jungjin senantiasa sebagai sandaran sang istri yang tampak terlalu khawatir dalam menerima kejadian beberapa waktu yang lalu.
Teringat bagaimana Jaemin yang tidak mau melepaskan diri dari Jungjin saat dievakuasi petugas sehingga mereka berdua berada di ambulan bersama. Sebisa mungkin Chae Yong tidak menangis, hatinya hancur kala melihat bagaimana wajah si manis kecil itu.
Tangan jahanam siapa yang tega menorehkan luka di sana? Bahkan untuk membentak anak pun, ia tidak tega.
Usapan pada lengan membuatnya memejamkan mata sejenak.
"Kau ingin minum, sayang?"
Chae Yong menggelengkan kepala, ia melepas diri dari pelukan dan menatap sang suami, "Anak-anak?" tanyanya dengan suara yang terdengar parau.
Jemari lelaki itu mengusap lembut pipi istrinya, "Kata Bibi Oh, mereka sudah tidur kembali. Jisung menanyakan dirimu," jelasnya.
Pandangan wanita itu beralih menatap ruang UGD di depannya, ada perasaan bimbang di sana. Jungjin menyadari raut wajah tersebut, bibirnya menyunggingkan senyum kecil.
"Kau bisa di sini dulu, aku akan pulang dan mengambil beberapa baju milik Jeno yang tidak terpakai untuk Jaemin."
Betapa beruntungnya Chae Yong memiliki suami sepertinya, ia memberi kecupan pada pipi lelakinya dengan lembut, "Terima kasih," ujarnya.
Dengan memberi kecupan pada keningnya, Jungjin meninggalkan sang istri di sana. Kedua tangan Chae Yong memeluk tubuhnya sendiri, memejamkan mata serta memanjatkan doa bahwa semoga tidak terjadi apa-apa pada Jaemin. Sementara itu, polisi masih mencari kerabat dekat dari keluarga Na. Dia juga tidak tahu banyak tentang keluarga anak itu, tetangganya juga mengatakan bahwa keluarga Na tak pernah berbaur dengan orang sekitar, bahkan sering kali membuat keonaran saat malam hari yang membuat resah warga.
Selama ini, anak yang penuh dengan senyuman itu hidup dalam lingkungan yang tidak layak untuknya. Maniknya semakin terpejam dengan kepala yang dibenamkan pada telapak tangan, ini bukan salahnya tetapi rasanya Chae Yong memiliki penyesalan yang begitu dalam.
***
"Nyonya..."
Sebuah sentuhan pelan membuatnya terbangun dari tidurnya, wajahnya sedikit meringis karena posisinya yang tak nyaman. Perlahan, Chae Yong membuka mata dan mendapati sosok perawat wanita di depannya, ada gurat kepanikan di sana membuatnya sadar seketika.
"Anak itu terus menangis dan tidak ingin dipegang, bisa bantu kami?"
Tanpa banyak kata, ia beranjak dari posisi kemudian memasuki ruangan UGD. Salah satu dokter dan dua perawat lainnya tengah menunduk di bawah kolong ranjang, Chae Yong mendengar rintihan dan tangisan yang memilukan.
Kakinya membawa ke sana dan menemukan Jaemin tengah menangis dengan kedua tangan seperti mengusir orang-orang yang akan memeriksanya.
"Jaemin?"
Pandangannya beralih pada Chae Yong, wajahnya penuh dengan air mata serta sorot ketakutan yang begitu terlihat di sana. Dengan kekuatan hatinya, ia menyunggingkan senyum kecil guna menenangkan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilecto✓
FanfictionTeruntuk kalian yang pantas dicintai. Termasuk dirimu, Na Jaemin.