Sorry for typo(s)
Jaemin tidak tahu mengapa Ibu Gurunya berada di ruangannya selalu, menyuapi saat makan bahkan berbaring bersama kala ia harus istirahat, tetapi rasanya begitu menyenangkan walaupun tak diucapkan. Anak itu lupa terakhir kali sang ibu bersikap manis seperti ini? Atau tidak pernah?
Bertemu dengan dokter masih membuatnya takut, jemarinya takkan melepaskan tautan tersebut dari Chae Yong. Tentu saja wanita itu juga tidak ingin meninggalkannya, tangannya tak berhenti mengusap puncak kepala Jaemin untuk membuatnya tenang.
"Ibu Guru Cantik," panggilnya setelah menghabiskan satu buah apel yang dikupas tadi, setelah menoleh, ia berkata kembali, "Tidak sekolah, ya?"
Seulas senyum terukir di ranum itu, Chae Yong sudah membersihkan diri setelah bertemu dengan dokter. Sang suami harus mengantar anak-anak untuk sekolah terlebih dahulu.
"Nanti Jaemin sendiri di sini," balasnya lembut.
"Tapi Jaemin tidak apa-apa sendiri."
Jawaban tersebut memiliki makna tersendiri baginya, tidak bisa membayangkan anak itu mengurus dirinya sendiri jika tidak menorehkan luka, mungkin Chae Yong tidak apa-apa. Ia akan menganggap bahwa Jaemin anak mandiri.
Putra sulungnya telah belajar demikian, tetapi Mark tidak luput juga sebagai anak yang masih membutuhkan kedua orang tuanya. Memori saat anak itu pernah bertanya bagaimana cara memasak telur padanya, kini ia paham. Untuk makan saja, dia harus bergerak sendiri.
Tangannya terulur mengusap wajah itu, warna biru pada wajahnya sedikit memudar.
"Jaemin, nanti pulang ke rumah Ibu Guru, ya?"
Mendengar itu, si kecil menundukkan kepala. Kedua kakinya diangkat ke atas ranjang kemudian ditekuk untuk membenamkan wajah di sana. Perasaannya yang peka, Chae Yong mendekatkan tubuhnya dan memberikan pelukan di sana.
"Di rumah kan ada Jeno, Mark hyung dan Jisung. Jaemin tidak akan sendiri lagi nanti."
Kepalanya mendongak dengan tatapan sendu, bibirnya menekuk ke bawah, "Lalu Mama? Mama pergi, ya?"
Sampai sekarang, Chae Yong tak berani membuka topik tersebut. Polisi juga belum memberi kabar tentang hasil otopsi para korban. Biarkan dia memendam rasa lega sendiri jika salah satunya adalah ibu Jaemin.
"Mama sedang dihukum karena membuat Jaemin sakit," jelasnya.
Tidak ada bantahan tentang kalimat tersebut, yang mana menandakan bahwa memang benar jika penyiksaan itu terjadi. Dengan hatinya, Chae Yong sudah berjanji untuk menjaga Jaemin. Ia harus memastikan keluarga yang cocok untuknya nanti dan berharap sedikit bahwa anak itu akan memilihnya. Untuk sementara ini, ia harus fokus menyembuhkan mental Jaemin.
Ketukan pintu membuat tubuh Jaemin terlonjak, lengannya refleks melingkar pada tubuh Chae Yong.
"Siapa?" tanya wanita itu dengan lantang.
Pintu berwarna putih itu terbuka, sebuah kepala menyumbul ke sana membuat Chae Yong tertawa kecil melihat tingkah sang suami, "Apakah Paman Aktor Super Tampan ini boleh masuk?" tanya beliau.
Istrinya menunduk untuk melihat reaksi Jaemin, senyumnya mengembang serta menganggukkan kepala. Setelah mendapat izin, pintu terbuka. Ternyata, suaminya tidak sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/200539129-288-k324359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilecto✓
FanficTeruntuk kalian yang pantas dicintai. Termasuk dirimu, Na Jaemin.