[chapter 7:Ancaman]

758 51 0
                                    

"eh, eh, kalian mau ngapain gue?!", kaget Kayla sesaat setelah dirinya keluar dari toilet di sekolahnya. Karena Zea dkk tiba-tiba menarik lengannya menjauh dari toilet, lalu membawanya menuju gudang belakang sekolah.

"Lo tanya kita mau ngapain?! Kita bakalan kasih lo pelajaran, karena lo udah berani deket-deket sama Dhafin dkk. Asal Lo tau, lo tuh nggak pantes sama mereka. Lo tuh seharusnya jadi babu mereka, bukan jadi temen mereka. Dan gue juga mau balas dendam sama lo yang udah pernah bikin gue malu", jelas Zea

"Lepasin gue, sialan!!!", Kayla terus meronta-ronta, karena sekarang dirinya sedang diikat pada sebuah kursi

"Diem!!!", bentak Zea

"Lo tuh berisik banget tau nggak?!", lanjut Zea

"Gue pastiin lo bakalan nyesel karena udah ngurung gue di sini", kata Kayla masih berusaha melepaskan tali yang mengikatnya

"Uh.... Gue takut", kata Zea seakan-akan mengejek

"Hahahaha.......", tawa Zea dkk pun menggema di dalam gudang itu

"Oke, udah cukup basa-basi nya, kita mulai dari sekarang aja oke guys?", tanya Zea pada teman-temannya sambil tersenyum miring

"Ambil guntingnya", titah Zea pada salah satu temannya

"Nih"

"Udah siap Kay?", ujar Zea tersenyum miring

Kayla pun mulai ketakutan. Andai saja dirinya sedang tidak diikat, maka Kayla pasti sudah terlebih dahulu melawan mereka. Namun apa daya, kenyataannya adalah sekarang dia tidak bisa melawan mereka bertiga (Zea dan dua orang temannya)

Kemudian Zea menarik rambut Kayla ke belakang, yang membuat kepala Kayla mendongak dan meringis kesakitan karena jambakan yang Zea berikan.

"Awh...", ringisnya

"Kenapa hm? Sakit ya? Uluh-uluh kacian", ejek Zea dengan tertawa

"Lepasin gue, Zea!!!", marah Kayla sambil berusaha menahan rasa sakit akibat jambakan Zea

"Kok lepasin sih?! Ini kan belum selesai, gue baru aja mulai. Masih banyak yang harus kita lakuin", ucap Zea dengan senyum miring miliknya

Zea pun mulai menggunting rambut panjang Kayla dengan guntingnya.
Lalu mengguyur Kayla dengan air kotor.
Tidak cukup sampai disitu, Zea dkk juga mendorong kursi yang diduduki Kayla, sehingga ia terjatuh bersama dengan kursi itu.

Setelahnya, mereka melemparkan tepung dan telur ke arah Kayla, kemudian mereka kembali menyiramnya dengan air dingin.

Kayla sudah tidak tahan lagi, dia tidak bisa terlalu lama terkena air dingin.

Tali yang mengikat Kayla pun telah dilepas oleh Zea dkk. Dan kini dia sedang berdiri sambil kedua lengannya dipegangi oleh kedua teman Zea.

Zea kembali menjambak rambut Kayla dan mengatakan,
"Inget ya nerd! Jangan pernah berani deketin Dhafin dkk, kalau lo mau selamat!", ujar Zea mengancam Kayla

Lalu,
' bruk... '
Kayla jatuh pingsan akibat kedinginan.

"Eh, gimana nih Ze. Dia pingsan", ujar salah satu teman Zea dengan panik

"Hah? Gimana ya? Ya udahlah kita tinggalin aja di sini. Buruan keluar! Gue nggak pingin kita semua ketahuan", ucapnya yang juga ikutan panik

***

"Kak! Kalian liat Kayla nggak?", tanya Raina ketika menghampiri Dhafin dkk

"Enggak, emang kenapa?", tanya Rey

"Dari tadi Kayla nggak balik-balik ke kelas", jawab Ana

"Kok bisa sih? Emang tadi dia kemana? Bukannya tadi dia udah masuk ke kelas bareng kalian?", tanya Rey cemas

"Kok lo kayak khawatir banget sih Rey, sama tuh nerd?", heran Alan

Rey tidak menggubris ucapan Alan.

"Tadi pas pelajaran terakhir, dia izin ke toilet. Gue juga udah nawarin buat gue temenin, tapi dia bilang nggak usah. Dan sampai sekarang dia belum balik", jelas Raina, raut wajahnya menunjukkan kecemasan

"Ayo! Buruan kita cari Kayla! Gue nggak mau dia kenapa-kenapa", ujar Rey bergegas pergi mencari Kayla

' tumben banget si Rey kayak khawatir banget sama cewek. Ceweknya nerd lagi '  batin Alan dan Dhafin heran

"Heh! Kalian kenapa diem aja, buruan ikut kita nyari Kayla", kata Ana

"Eh, iya iya", jawab Alan
"Hmmm...", jawab Dhafin datar, namun dalam hatinya, entah kenapa dia begitu mengkhawatirkan keadaan Kayla.



*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang