[chapter 20:Kesalahpahaman]

609 39 0
                                    

"Bang, Dhaf, Kayla mau pamit pergi dulu ya?", ujar Kayla

"Kemana? Ini udah malem loh, udah jam 7", tanya Rey sambil melirik jam dinding, saat ini mereka berdua dan juga Dhafin sedang menonton TV di rumah keluarga Alexander.
Sedangkan mama dan papanya Kayla dan Rey sedang berada di luar negeri karena urusan pekerjaan.

"Mau ketemu sama someone", jawabnya

"Someone siapa?", tanya Dhafin penasaran

"Ada lah pokoknya, nanti pas Kayla pulang, Kayla kasih tau. Bye, bang. Bye, Dhaf", kata Kayla, lalu keluar dari rumahnya

Sedangkan Rey dan Dhafin hanya menatapnya bingung.

***

"Bang Al!", panggil Kayla pada seorang laki-laki yang sedang berjalan mendekatinya, lalu memeluknya.

"Udah lama?", tanyanya

"Enggak, Kayla baru aja dateng", kata Kayla

Kemudian Al mendudukkan dirinya di sebelah Kayla yang sedang duduk di salah satu kursi taman.

"Bang Al nggak pengen main ke rumah?", tanya Kayla

"Pengen sih, tapi abang masih agak sibuk. Mungkin besok abang bakal main ke rumah kamu", katanya

"Kamu nggak kedinginan ya emangnya?, kok pake baju lengan pendek", ujar Al

"Hehe...dingin sih, tadinya aku pikir nggak bakal sedingin ini", kata Kayla jujur

"Kamu ini", Al menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian memakaikan jaketnya pada Kayla

"Loh, nanti malah bang Al yang kedinginan", kata Kayla khawatir

"Nggak pa-pa kok, dingin ini masih mending, daripada dinginnya si doi yang nggak peka-peka", katanya sambil terkekeh

"Dasar bucin!", ejek Kayla

"Hahahaha....nggak pa-pa kali, sekali-kali aja gitu abang jadi bucin", tawanya, dan Kayla pun ikut tertawa bersamanya.

***

"Kayaknya ini udah cukup buat bikin dia sengsara", kata seseorang sambil menyeringai

"Gue harus cepet-cepet jauhin dia dari orang yang gue suka. Gue nggak bakal biarin elo buat makin deket sama orang yang gue suka", tekadnya bermonolog

***

"Assalamualaikum abang, Dhafin, Kayla Pulang!!!", teriak Kayla saat memasuki rumahnya

'plak...'

Kayla memegangi pipinya yang terasa perih setelah ditampar oleh seseorang.

Dan apa kalian percaya siapa yang menamparnya?. Orang itu adalah Rey, Rey yang telah menampar Kayla.

"A-abang kenapa sih? Kok nampar Kayla?", tanya Kayla heran, dia juga berusaha menahan air matanya yang mendesak untuk keluar.
Sebelum ini, Kayla sama sekali belum pernah ditampar oleh kakaknya yang begitu disayanginya itu. Dan sekarang, Rey tiba-tiba menamparnya saat dirinya baru masuk ke dalam rumah.

"Lo masih bilang kenapa?!", bentak Rey

Tes...

Setetes air mata Kayla jatuh dari kelopak matanya. Kakaknya membentaknya? ' sebenernya ini ada apa sih? ', tanya Kayla dalam hati

Tatapan Kayla beralih ke arah Dhafin yang berada di belakang Rey.
Kayla melihat sorot mata Dhafin yang seolah-olah memancarkan rasa kecewa, marah, dan kesal.

"Kalian kenapa sih?", tanya Kayla serak

"Lo pergi malem-malem buat ketemuan sama cowok kan?", tanya Rey melemparkan beberapa foto Kayla yang sedang bersama dengan seorang laki-laki. Namun dari keseluruhan foto itu, wajah laki-laki yang bersama Kayla tidak tampak jelas.

"Iya, tapi cowok itu ba-", ucapannya terpotong oleh perkataan Dhafin,

"Cukup! Lo bikin gue kecewa, Kay", kata Dhafin

Bahkan Dhafin menggunakan kata lo-gue, bukan aku-kamu.

"Dhaf, aku bisa jelasin", kata Kayla menahan isakannya

"Nggak ada yang perlu dijelasin", katanya datar lalu berlalu pergi meninggalkan kediaman keluarga Alexander.

"Dhaf! Dhafin!", panggil Kayla dengan berteriak

"Lo udah main peluk-pelukan sama cowok, Kay. Lo udah bikin gue sama Dhafin kecewa. Gue pikir lo nggak bakal kayak gitu, Kay. Ketemuan sama cowok malem-malem, pelukan sama cowok, ketawa bareng. Gue nggak masalah kalau lo udah bilang sebelumnya sama gue, kalau lo mau ketemu sama cowok. Tapi juga nggak perlu peluk-peluk segala. Tapi nyatanya apa? Lo...akh!", kata Rey mengacak rambutnya frustasi

"Hiks...hiks... Ini nggak kayak yang lo pikirin, bang...", lirih Kayla

"Terserah lo aja lah, Kay. Gue capek", Rey berjalan memasuki kamarnya, meninggalkan Kayla yang semakin menangis tersedu-sedu.

*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang