[chapter 24:Blushing]

572 39 0
                                    

"Ck! Cepat cari informasi tentang siapa yang memiliki niat buruk terhadap nya! Saya tidak mau jika dia sampai terluka sedikitpun!", ujar seseorang gadis

"Baik, nona. Kami akan segera mencari semua informasi tentang orang itu", jawab anak buahnya

"Baiklah, saya akan menunggu hasilnya", ucapnya lalu berlalu pergi

' aku nggak akan pernah biarin kamu terluka sedikitpun ', batin gadis itu

***

"Dhafin...!!!", teriak Kayla sambil berlari mengejar Dhafin.

"Hahahaha.......", tawa Dhafin terdengar begitu nyaring di koridor SMA Alexander.

Semua orang terheran-heran ketika melihat Dhafin tertawa keras sambil berlari.
Itu adalah pemandangan yang sangat langka. Sebelum ini, mereka hanya pernah melihat ekspresi datar dan dingin dari Dhafin. Tapi sekarang, ini sungguh sebuah kejutan yang luar biasa.

"Dhafin...! Hah, hah, hah. Dhafin dimana sih?", Kayla terengah-engah setelah berlari, sekarang dirinya kehilangan jejak Dhafin.

Kayla melanjutkan langkahnya untuk mencari Dhafin, sambil menolehkan kepalanya kesana-kemari.

"Akh...", jerit Kayla saat ada seseorang yang menarik lengannya. Dia menutup matanya takut.

"Hei hei, ini aku, Kay", ujarnya

"Ih...nyebelin", kata Kayla kesal, lalu memukuli orang yang tadi menarik lengannya.

"Aduh, Kay. Jangan dipukul dong! Iya-iya aku minta maaf", ucap Dhafin, seseorang yang tadi menarik lengan Kayla.

Namun Kayla masih merasa kesal, jadilah dia mengerucutkan bibirnya.

"Ih...kamu lucu banget sih", kata Dhafin gemas, dia mencubit kedua pipi Kayla.

"Sakit...", ucapnya cemberut

"Masa' sih? Mana yang sakit? Sini, biar aku obatin", kata Dhafin mendekatkan wajahnya pada salah satu pipi Kayla.

"Mau ngapain? Bukan muhrim loh ya...", ujar Kayla mendorong wajah Dhafin yang hampir menyentuh pipinya.

"Oh...jadi ini maksudnya kamu ngode aku buat cepet-cepet halalin kamu ya?", goda Dhafin

"Mana ada", jawabnya dengan pipi yang langsung memerah.

"Cie...pipinya merah, cie...", Dhafin menoel-noel pipi Kayla. Dan hal itu membuat Kayla semakin blushing.

' kenapa gue harus blushing coba ', kesal Kayla dalam hati

***

"Aelah, senyam-senyum mulu lo, nyet", kesal Raina

"Kalau iri bilang", balas Kayla sinis. Sedangkan Raina mendengus mendengarnya.

"Jomblo sih", ejek Ana

"Untung gue orangnya penyabar", ujar Raina sambil mengelus-elus dadanya.

"Iya, sabar nunggu jodoh yang nggak datang-datang kan?", kata Kayla sedikit mengejek

"Gue udah sama Alan, Kayla udah sama Dhafin, mending lo sama Rey aja", usul Ana. Yang langsung diangguki oleh Kayla.

"Nah, bener tuh. Mumpung Abang gue juga jomblo", kata Kayla ikut menimpali.

"Ogah...", jawabnya acuh

"Jangan bilang ogah. Asal lo tau, gue sering ngebuka HP-nya bang Rey. Terus gue tau kalau lo itu sering chatting-an sama dia", ucap Kayla. Raina langsung terdiam mendengar hal itu.

"Eh, yang bener, Kay?", tanya Ana

"Iya", Kayla menganggukkan kepalanya.

' mampus gue! Mau ngejawab apalagi coba?! ', batin Raina kesal

' kenapa si Rey nggak ngunci HP-nya sih? Kayla juga, kenapa pakek ngebuka HP-nya Rey sih?!, kurang kerjaan banget ', gerutunya kesal

"Heh? Kenapa lo diem aja?", tanya Ana

"Alah, palingan juga lagi mikirin bang Rey", jawab Kayla santai sambil memainkan ponselnya.

' Kayla kampret! ', umpat Raina dalam hati, entah kenapa pipinya mendadak memerah.

"Cie...Raina, cie...", goda Ana

"Pipinya blushing, nj*ng", Kayla tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha....bisa blushing juga ternyata", Ana ikut-ikutan tertawa bersama Kayla.

"Bodo ah!", ujar Raina berlalu pergi dengan pipinya yang semakin memerah.

"Eh?", Raina merasa terkejut saat tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang.

"Kenapa, Na?", tanya Rey, seseorang yang tadi ditabraknya.

"Eng-enggak kok", katanya gugup, lalu melangkah cepat meninggalkan kelas.

"Hahahaha.......", Kayla dan Ana semakin tertawa terbahak-bahak.
Sedangkan Dhafin, Rey, dan Alan hanya menatap mereka dengan ekspresi heran.



*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang