[chapter 10:Camping]

690 50 0
                                    

Hari-hari berlalu,
Selama itu pula banyak yang telah terjadi.
Mulai dari Kayla yang hampir setiap hari di bully oleh Zea dkk.
Rey yang terus mendesak Kayla untuk membuka identitas aslinya.
Dan Dhafin yang telah yakin bahwa dirinya telah jatuh cinta pada Kayla, entah sejak kapan, dia tak tahu itu.

"Bentar lagi liburan nih. Kalian nggak ada rencana mau liburan bareng gitu?", tanya Alan. Kini mereka berenam sedang berada di kantin.

"Iya juga ya? Gimana kalau kita camping bareng", usul Rey

"Nah, ide bagus tuh. Gimana? Kalian semua setuju nggak?", ujar Alan

"Gue setuju", jawab Raina antusias
"Gue juga setuju", kata Ana ikut menyetujui
"Gue sih setuju-setuju aja", Kayla juga ikut menyetujui ajakan pergi camping itu

"Lo gimana Dhaf? Ikut kan?", tanya Rey

"Iya, gue ikut", jawabnya sambil melirik Kayla sekilas, lalu langsung mengalihkan pandangannya saat Kayla akan menoleh ke arahnya, mungkin dia merasa ada yang memperhatikannya.

***

Seminggu berlalu setelah pembicaraan rencana mereka pergi camping. Dan hari ini adalah hari dimana mereka akan berangkat camping.

"Semuanya udah dimasukin ke dalam bagasi kan?", tanya Rey pada Alan dan Dhafin yang bertugas memasukkan barang-barang mereka ke dalam bagasi mobil.
Mereka pergi menuju tempat camping dengan menggunakan mobil milik Rey.

Rey yang bertugas menyetir, Raina duduk di kursi sebelah kemudi, Kayla dan Dhafin di kursi bagian tengah, dan Alan serta Ana duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Waktu yang mereka butuhkan untuk mencapai tempat tujuan mereka lumayan lama, karena jaraknya yang juga jauh.

"Dhaf, gantiin gue dong, gue capek nih", pinta Rey

"Hmmm...", jawabnya

Rey pun menghentikan mobilnya dan bertukar tempat dengan Dhafin. Alan, Ana, dan Raina sudah tertidur akibat perjalanan yang lama. Sedangkan Kayla merasa mengantuk, namun tak kunjung dapat tertidur.

Mobil kembali melaju setelah Rey dan Dhafin bertukar posisi.

"Kenapa nggak tidur hm?", tanya Rey mengelus rambut Kayla

"Nggak bisa tidur", katanya jujur

Rey pun menyenderkan kepalanya Kayla di bahunya,
"Tidur ya? Biar nanti nggak terlalu capek pas sampai di sana", titahnya lembut, lalu memiringkan kepalanya sendiri sehingga kepalanya berada di atas kepala Kayla.

Tidak lama kemudian mereka terlelap, meninggalkan Dhafin dengan hatinya yang terasa sesak saat melihat kedekatan Rey dan Kayla dari kaca spion yang ada di dalam mobil.

***

"Bangun Kay, udah sampai nih. Turun yuk!", ujar Rey membangunkan Kayla ketika mereka sudah sampai di tujuan.

"Hm... Iya", jawab Kayla sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal.

Mereka semua keluar dari mobil dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Mereka harus sedikit mendaki untuk menuju ke tempat camping yang mereka inginkan.

"Akhirnya sampai juga, gue bener-bener capek", keluh Raina

"Iya, gue juga sama, capek banget", keluh Ana ikut-ikutan

"Cemen kalian, masak gitu aja capek", ejek Kayla

"Emang lo nggak capek?", tanya Rey

"Hehe... Capek sih", jawab Kayla terkekeh

"Lo itu ya?", Rey tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Kayla, lalu mengacak rambut Kayla gemas.

Kayla pun mengerucutkan bibirnya kesal. Dan itu malah semakin membuat Rey tertawa.

"Udah-udah, buruan kita bangun tendanya", ajak Alan

"Tumben lo semangat", kata Rey

"Bukan semangat, tapi gue udah pingin buru-buru istirahat, beg*!", kesal Alan yang merasa benar-benar lelah karena mendaki

"Ya elah, Al. Nggak usah nge-gas juga kali", balas Rey

"Udah, buruan kita diriin tendanya. Nggak usah banyak bacot deh kalian", ujar Kayla jengah

"Iya iya", balas Rey cemberut



*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang