[chapter 8:Khawatir]

715 61 0
                                    

' brak... '
"KAYLA!!!", teriak Dhafin panik saat menemukan Kayla pingsan di gudang.

Teriakan Dhafin mengundang Rey, Alan, Raina, dan Ana mendekat

"Kenapa cuma lo liatin, Bangs*t!", ujar Rey marah ketika melihat Dhafin hanya berdiri di depan pintu gudang

Rey pun menghampiri Kayla dan menggendongnya menuju ke rumah sakit terdekat

***

Dhafin dkk menunggu dengan cemas di depan pintu ruangan Kayla yang masih tertutup

"Gimana keadaannya dok? Dia baik-baik aja kan?", tanya Rey cepat kepada dokter yang baru saja memeriksa Kayla

"Pasien baik-baik saja, anda tidak perlu khawatir. Dan pasien juga sudah sadar, kalian bisa menemuinya jika mau", kata dokter itu

"Kapan dia boleh pulang, dok?", tanya Ana

"Nanti sore pasien sudah boleh pulang. Kalau begitu saya permisi", ucap sang dokter

Sedangkan mereka semua hanya mengangguk

' grep... '
"Eh", Kayla terkejut saat Rey tiba-tiba memeluknya

"Jangan kayak gini lagi, gue khawatir sama lo", kata Rey tetap memeluk Kayla

Sementara teman-teman mereka hanya menonton. Ana dan Raina dengan ekspresi yang biasa, Alan dengan ekspresi heran, dan Dhafin dengan ekspresi yang...sulit diartikan

' kok gue ngerasa nggak suka sih kalau Rey meluk Kayla, ' batin Dhafin

"Siapa yang bikin lo kayak gini, Kay?", tanya Rey setelah melepaskan pelukan mereka

"Please jangan dibahas lagi, gue bener-bener nggak mau ngebahas hal itu lagi", pinta Kayla

"Tapi Kay-"

"Please", mohon Kayla lagi

"Hm...oke", ujar Rey mengalah, lalu kembali memeluk Kayla.
Kayla pun membalas pelukan Rey, dia merasa nyaman berada di pelukan kakaknya itu.

Sedangkan Dhafin tiba-tiba memutuskan untuk keluar dari ruangan Kayla

"Eh, si Dhafin kenapa tuh? Kok keluar?", tanya Raina entah pada siapa

Alan dan Ana menggedikkan bahunya tak tau

***

"Kapan sih lo bakalan buka penyamaran lo, dek? Gue udah muak tau nggak liat lo di bully sama Zea dkk?!", kesal Rey sesaat setelah membawa Kayla pulang ke rumah.
Kedua orang tua mereka sedang di luar negeri karena ada pekerjaan, sehingga Kayla dan juga Rey tidak akan mendapatkan pertanyaan bertubi-tubi dari orang tua mereka.

"Gue juga yakin deh kalau yang bikin lo pingsan di gudang itu Zea dkk. Iya kan?", tanya Rey

"Huft... Iya iya, gue ngaku, emang dia yang bikin gue kayak gini. Tapi biarin dulu aja ya, biar gue sendiri yang nanti bakal kasih dia pelajaran", mohon Kayla

"Huh, oke", sejak dulu Rey paling tidak bisa melihat tatapan memohon Kayla

"Btw, lo jadi keliatan lucu sama rambut lo yang lebih pendek dari biasanya", ucap Rey terkekeh sambil mengacak rambut Kayla dengan gemas

"Ish lo mah, gak asik", kata Kayla cemberut
Sebenarnya Kayla sangat menyayangkan rambut panjangnya yang digunting oleh Zea, namun dia bisa apa? Tidak mungkin rambut yang telah dipotong, dapat disambungkan kembali kan?

"Udah-udah, kalau cemberut nanti malah tambah jelek lho", kata Rey seakan mengejek Kayla

Kayla mendelik tak suka, karena dia memahami maksud sebenarnya dari perkataan kakaknya itu

"Secara nggak langsung lo udah ngatain gue jelek. Jadi sekarang gue bakalan kasih lo pelajaran", Kayla mulai mengambil gulingnya dan memukulkannya ke arah Rey

"Eh eh, ngajak perang lo dek?", kata Rey ikut mengambil guling lain dan juga ikut membalas serangan demi serangan yang dilayangkan oleh Kayla

Sehingga terjadilah aksi gebuk-gebukan antara Rey dan Kayla. Kayla seakan melupakan masalahnya di sekolah yang telah membuatnya pingsan.

Setelah merasa lelah, mereka berdua membaringkan tubuhnya di kasur Kayla sambil terkekeh.
Rey juga beberapa kali menggelitiki pinggang Kayla, yang membuat Kayla kegelian dan tertawa lepas

' gue harap Lo selalu bahagia dek ' batin Rey tersenyum melihat tawa Kayla



*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang