[chapter 21:Pergi]

663 46 0
                                    

~Kayla pov~

Kenapa bang Rey sama Dhafin nggak mau ngedengerin penjelasan gue?

Kenapa bang Rey nampar sama ngebentak gue?

Gue nggak ngelakuin kesalahan kan?

Gue cuma ketemuan sama bang Al, itu aja, gue nggak salah kan?

Mereka salah paham, mereka nggak tau kalau itu sebenernya bang Al.

Gue harus nelpon bang Al, iya, gue harus nelpon dia.

Tapi, ini udah malem, dia mungkin udah tidur. Gue nggak mau gangguin dia.

Mungkin lebih baik gue tidur dulu aja di kamar.

Gue nggak boleh lemah, gue harus ngejelasin semuanya ke mereka. Gue bakalan ngelurusin kesalahpahaman ini.

~Kayla pov end~

***

"Bang", panggil Kayla saat menuju meja makan.
Namun Rey hanya diam menanggapinya dan tetap melanjutkan kegiatan makannya.

"Bang, gue mau jelasin yang semalem", kata Kayla

"Nggak perlu, gue nggak butuh. Mending lo pergi aja dari sini, gue udah muak sama lo", balas Rey menusuk

Kayla hanya menunduk untuk menahan air matanya yang hendak keluar dari tempatnya.

Setelah mengatakan kata-kata yang menusuk itu, Rey pun pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Hiks...hiks...kenapa Abang nggak mau dengerin gue...", lirih Kayla terisak

***

' kemana tuh anak? '
' ah...ngapain juga gue pikirin ', batin Rey. Dirinya baru pulang dari sekolah, dan tidak menemukan Kayla di rumahnya. Kayla tadi juga tidak berangkat ke sekolah.

Setelah mengganti pakaiannya menjadi pakaian santai, Rey mendudukkan dirinya di sofa sambil menonton TV dan memakan beberapa camilan.

"Assalamualaikum", ujar seseorang

"Wa'alaikum salam", jawab Rey

"Eh? Bang Al? Kapan balik ke sini? Kok gue nggak tau", kata Rey

"Sebenernya udah dari sekitar tiga hari yang lalu sih. Cuman sekarang baru sempet ke sini", jawabnya

Rey hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Oh iya, Kayla mana?", tanya Al

"Nggak tau", jawab Rey acuh

"Kok nggak tau sih? Kayla kan adek lo", tanyanya lagi, merasa bingung

"Gue nggak sudi punya adek kayak dia", balas Rey datar

"Maksud lo apa?!", Al mulai tersulut emosi ketika Rey mengatakan hal itu

"Gue nggak sudi punya adek yang keluar rumah malem-malem, terus malah peluk-pelukan sama cowok di luar. Tingkahnya aja udah kayak bit*h", ujar Rey datar

"Maksud lo apaan sih, hah?! Kayla nggak mungkin kayak gitu!", bantah Al

"Gue punya bukti", seru Rey, lalu mengambil beberapa foto yang kemarin ia tunjukkan pada Kayla, kemudian memberikannya kepada Al.

"Cuma karna foto ini, lo nggak sudi ngakuin Kayla adek lo?!", tanya Al marah

"Iya, bahkan gue juga udah nampar dan ngebentak dia", kata Rey santai

"Lo gila!!!", teriak Al

' bugh... '

Rey memegangi pipi dan bibirnya yang terasa sakit dan mengeluarkan sedikit darah setelah Al tiba-tiba menghajarnya.

"Lo apa-apaan sih, bang!", kesal Rey

"Lo gila Rey! Lo gila! Asal lo tau, cowok yang ada di foto itu GUE, GUE Rey!", Al berteriak untuk meluapkan kekesalannya. Dia menunjuk-nunjuk Rey dengan jari telunjuknya dan melemparkan foto-foto itu ke atas meja.

"Ap-apa? Ng-nggak mungkin, lo bohong kan, bang?", tanya Rey terbata-bata

"Buat apa gue bohong sama lo?!", marah Al

"Be-berarti gue salah, gu-gue udah nampar sama ngebentak Kayla. Gue nggak becus buat jadi abangnya Kayla. Gue seharusnya ngelindungin dia, tapi nyatanya gue malah nyakitin dia", lirih Rey menyesal

"Argh...!!! Terus sekarang Kayla dimana?!", tanya Al frustasi

"Gu-gue nggak tau bang", kata Rey. Sesaat kemudian, mata Rey terbelalak, dia ingat sesuatu, apa tadi dia mengusir Kayla? Apa itu berarti Kayla sudah pergi dari rumah ini. Sungguh, dirinya tidak bermaksud mengusir Kayla. Tapi sekarang, semuanya telah terjadi, dan dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk mencegah Kayla pergi.


*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang