[chapter 17:Jadian]

649 41 0
                                    

Hari berganti hari, Dhafin dan Kayla semakin dekat selama beberapa hari belakangan ini.

Saat ini, mereka berdua sedang berada di sebuah taman. Mereka duduk bersebelahan di atas rumput-rumput taman, setelah Kayla dan Dhafin jogging pagi bersama.

"Huh...capek banget gue", keluh Kayla

"Nih, minum!", Dhafin menyerahkan sebotol air mineral kepada Kayla

"Makasih", ucap Kayla setelah selesai minum, sedangkan Dhafin hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

' gila, Dhafin cakep banget kalau keringetan ' batin Kayla, saat dirinya menatap Dhafin dari samping.

' kalau gue nembak Kayla sekarang, dia bakal terima gue nggak ya? ' tanya Dhafin dalam hati, lalu menoleh untuk melihat wajah Kayla.
Namun yang didapatinya adalah wajah Kayla yang seolah-olah menatapnya kagum.

"Eh", ujar Kayla gelagapan saat Dhafin memandang ke arahnya dengan ekspresi heran.

"Kenapa?", tanya Dhafin

"Nggak, nggak pa-pa", kata Kayla mengalihkan pandangannya ke arah depan.

"Em... Kay", panggil Dhafin

"Eh, iya, kenapa?", tanya Kayla sambil menatap Dhafin

Dhafin pun memegang kedua tangan Kayla, perbuatannya itu tentu saja membuat Kayla merasakan perasaan yang campur aduk. Antara kaget, bingung, penasaran, dan menjadi sedikit salah tingkah.

"Kay, gue tau kalau gue bukan cowok yang romantis, bukan cowok yang pandai merangkai puisi cinta, bukan juga cowok yang pandai mengungkapkan rasa cinta. Lo tau, Kay? Lo itu first love gue, sebelumnya gue nggak pernah ngerasain perasaan yang gue rasain ke elo. Gue nggak tau sejak kapan rasa ini hadir. Tapi gue bener-bener cemburu saat lo deket-deket sama cowok lain. Gue bahagia ngeliat lo bahagia, apalagi kalau penyebab kebahagiaan lo itu adalah gue. Gue emang nggak bisa janji buat selalu bahagiain elo, tapi gue bakalan berusaha dan ngebuktiin ke elo kalau gue bener-bener sayang sama lo. Karna gue tau cewek itu nggak butuh janji, tapi mereka butuh bukti. Jadi...Lo mau nggak jadi pacar gue?", kata Dhafin bersungguh-sungguh

"I-iya gue mau", kata Kayla malu-malu dengan pipinya yang mulai memerah.

"Beneran?", tanya Dhafin senang

"Iya", kata Kayla

"I Love You, Kayla", kata Dhafin
"I Love You Too, Dhafin", balas Kayla, lalu memeluk Dhafin untuk menyembunyikan pipinya yang semakin memerah.

***

"Heh! Dari tadi senyam-senyum mulu, kesambet Lo?!", ujar Rey merasa bingung sekaligus jengkel dengan Kayla yang sejak pulang dari jogging bersama Dhafin, menjadi sering senyam-senyum sendiri.

"Ih...ganggu aja sih lo, bang! Kesel gue sama lo!", kesal Kayla

"Lah? Dasar bocah! Harusnya yang kesel itu gue, dari tadi lo senyam-senyum mulu, lama-lama gue ngerasa takut deh sama lo. Lo jadi kayak orang gila yang tadi lewat depan rumah", kesal Rey

"Bodo ah!", ucapnya tak peduli

"Serah lo deh! Gue mau keluar, enek gue lama-lama liat lo senyam-senyum dari tadi", kata Rey

"Ya udah, sana lo, hush hush...", usir Kayla

"Oke, bye!", ujar Rey meninggalkan Kayla dan pergi ke tempat tujuannya.

***

"Dek, abang kemana, kok nggak ada di kamarnya?", tanya mamanya Kayla

"Abang tadi keluar katanya, tapi Kayla nggak tau kemana", jawab Kayla

"Ini udah malem lho, Abang kamu kok belum pulang juga sih?", cemas mamanya Kayla

"Ya udah biar Kayla coba buat telpon abang dulu", kata Kayla

"Bang, lo dimana? Kagak pulang lo, hah?! Mama nungguin elo nih", cerocos Kayla saat Rey sudah mengangkat telponnya

"Ya elah, sabar kali, gue lagi main di rmh Dhafin ini. Gue otw pulang deh", sahut Rey

"Ya udah buruan!", kata Kayla menutup sambungan telponnya.

"Bang Rey otw pulang ma", ucap Kayla memberi tau

"Ya udah kalau gitu. Mama mau ke kamar dulu ya, sayang", ujarnya

"Iya, ma. Mama istirahat aja", ucap Kayla




*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang