[chapter 14:Hukuman]

708 47 0
                                    

"Apa yang telah mereka lakukan, Rey?", tanya James tegas

"Mereka bertiga yang selama ini sering banget nge-bully Kayla, Pa. Bahkan Kayla pernah sampai pingsan gara-gara mereka bully di gudang belakang sekolah", jawab Rey

"Apa?! Kenapa kamu nggak pernah ngasih tau papa kalau selama ini Kayla dibully!", marah James yang tidak terima jika selama ini putri kesayangannya sering dibully di sekolahnya.
Apalagi selama ini belum pernah ada laporan adanya pembully-an di sekolah miliknya ini.
Ternyata sekolah miliknya ini tidak benar-benar bersih dari masalah pembully-an.
Ia sendiri heran, bagaimana bisa dirinya tidak pernah mendengar aduan atau laporan tentang masalah pembully-an di sekolahnya.

"Jangan marahin bang Rey, pa. Bang Rey nggak salah, selama ini emang Kayla yang minta sama abang, biar nggak ngaduin masalah ini ke papa", bela Kayla

"Huh...oke, ayo kita bicarain masalah ini di ruangan papa, ya?", James menghela napas lelah sambil mengelus rambut Kayla

"Kalian bertiga, Rey, dan juga kamu Robert, ikut ke ruangan saya", titah James tegas  

"Iya, pa", jawab Rey
"Ba-baik, pak", jawab Zea dkk dengan nada takut
Sedangkan Robert langsung mengikuti langkah James dan Kayla yang sudah berjalan terlebih dahulu.

***

Di ruangan pribadi pemilik sekolah,
"Apa benar kalian bertiga selama ini sering membully Kayla?", tanya James kepada Zea dkk dengan nada tegas

"Ma-maaf, sa-saya nggak bermaksud", jawab Zea takut

"Nggak bermaksud apaan maksud lo, hah!", emosi Rey

"Tenang, Rey", ujar James menenangkan Rey, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Zea dkk

"Jawaban dari pertanyaan saya tadi hanyalah 'iya' atau 'tidak' ", lanjutnya

"I-iya", jawab Zea menunduk takut

"Apa selain Kayla, kamu juga membully siswa-siswi yang lain"

"I-iya", jujur Zea, karena menutupi kesalahannya pun rasanya sudah tidak mungkin lagi. Bukankah lebih baik jujur ketika ditanya, daripada sang pemilik sekolah mengetahui kebenarannya sendiri, tentunya itu akan semakin menambah hukuman yang akan ia berikan.

"Baiklah...", ucap James menjeda kalimatnya
"Mulai sekarang kalian bertiga saya keluarkan dari sekolah ini. Dan saya pastikan bahwa tidak akan ada sekolah di belahan bumi manapun yang akan menerima kalian bertiga", putusnya tegas

"Saya mohon, maafkan kami, pak. Kami janji tidak akan melakukan pembully-an lagi. Tapi tolong jangan lakukan hal itu pada kami, pak", mohon Zea bersungguh-sungguh dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya, kedua temannya juga ikut menangis menyesali perbuatan mereka.

"Tid-"
"Pa", ucapan James terpotong oleh perkataan Kayla
"Jangan ya, pa? Jangan kasih mereka hukuman kayak gitu. Gimana nasib mereka nantinya kalau papa ngehukum mereka sampai kayak gitu. Lagian mereka juga udah nyesel kan?", lanjut Kayla dengan tatapan memohon.

Kayla memang kesal dengan sikap Zea dkk selama ini, namun Kayla tidak setega itu. Apalagi jika hukuman yang akan mereka terima berhubungan dengan sesuatu yang menentukan masa depan Zea dan kedua temannya.

"Baiklah, saya tidak akan membuat kalian tidak diterima di sekolah-sekolah lain. Tapi saya tetap akan mengeluarkan kalian bertiga dari sekolah ini", ujar James pada akhirnya

"Terima kasih banyak, pak. Makasih ya, Kay. Lo udah baik banget sama kita, maafin kita yang dulu sering nge-bully lo", kata Zea

"Iya, Kay. Gue nggak nyangka kalau lo masih baik banget sama kita, padahal selama ini kita bertiga selalu--", ujar salah satu teman Zea yang dipotong oleh Kayla

"Nggak usah dibahas, gue udah maafin kalian kok. Yang lalu biarlah berlalu, sekarang gue cuma minta kalian buat berubah jadi lebih baik. Dan maaf, gue nggak bisa bantu lebih", kata Kayla

"Kita bakal berusaha buat jadi lebih baik. Makasih udah maafin gue. Dan lo nggak usah minta maaf karena nggak bisa bantu kita lebih banyak. Kita aja udah bener-bener bersyukur karena kita cuma dikeluarin dari sekolah ini", balas Zea lalu memeluk Kayla



*******

Kayla dan Dhafin [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang