Biasa
Hari ini adalah ajaran baru di sekolah SMA Garuda. Yang dari kelas 1 ke kelas 2, dari kelas 2 ke kelas 3, dan dari ajaran baru. Hari ini Nadya pertama kali memasuki sekolah kembali saat libur berapa minggu.
Dan keadaan kelas Nadya masih tetep sama, mulai dari temen sekeles, ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara I II, sekertaris I II, dan semuanya. Termasuk juga exskul disekolah yang masih ada, dan setiap siswa wajib mengikuti salah satu dari exskul tersebut.
"Baru sampai lu Nad?" Tanya Lysta sahabat Nadya dari kecil.
Yap.. dia Calysta Araselly yang notabene nya adalah sahabat Nadya dari kecil. Cewe tomboy itu sering dipanggil dengan sebutan Lysta. Lysta termasuk golongan cewe yang peka, jadi Nadya nyaman sahabatan sama dia sampai sekarang.
"Ehh iya Ta tadi kesiangan bangunnya." Ucap Nadya sambil cengengesan dan duduk di bangkunya.
"Lo mau ikut exskul apa kali ini?" Tanya Lysta yang menghampiri Nadya ke tempat duduknya.
"Mungkin gue kayak dulu aja deh PMR." Jawab Nadya seadanya.
"Ohh yaudah nih isi, trus nanti kasih ke si Ravael." Ucap Lysta lalu mengasih kertas yang tertara banyak sekali kegiatan exskul. Setelah memberikan kertas tersebut kepada Nadya, Lysta kemudian melanjutkan kegiatannya yaitu membagikan kertas kegiatan exskul.
Krinnggg krinnnggggg
Bel pun berbunyi menunjukkan sudah masuk, para siswa yang tadinya sibuk dengan kegiatannya sekarang kembali duduk di tempatnya. Hari ini adalah pertama masuk, tapi udah pelajaran aja. Itu yang membuat Nadya tak bersemangat. Apalagi ini adalah pelajaran Fisika, tambah membuat Nadya tak bersemangat pasalnya itu adalah pelajaran yang sangat dibencinya. Entah kenapa saat pelajaran itu otak Nadya tidak mau bekerja, seperti malas untuk mempelajarinya.
Ditambah guru yang mengajar itu adalah guru killer. Cantik sih, tapi galaknya minta apun. Bu Fifah namanya. Entah kenapa Nadya berfikir gimana caranya orang yang pandai fisika bisa pinter dengan pelajaran itu, padahal susah banget untuk dimengerti rumus rumusnya. Dan ditambah guru yang mengajar pelajaran itu super duper killer.
Krinnnggg kringgg
Bel pun kembali berbunyi, menandakan jam istirahat telah dimulai. Kantin. Itulah markas para siswa untuk merenggangkan otot dan otaknya setelah pelajaran.
"Ok anak anak kita sudahi dulu pelajaran kita hari ini." Kata Bi Fifah lalu keluar meninggalkan kelas.
*****
Setelah memesan makanan dari kantin Nadya dan Lysta pun duduk di tempat yang selalu ia duduki saat di kantin.
"Ehh Nad lo kan most wanted Garuda nih." Lysta memulai berbicara.
"Apaan sih ngga usah pakek most wanted most wanted segala, gue bukan most wanted Garuda ya." Jawab Nadya, ya sih dia emang ngga suka kalau di panggil most wanted Garuda.
"Iya iya ngga." Jawab Lysta terjeda. "Eh iya lo ngga ada niatan gitu cari cowo? Yaaa di sekolah kita banyak tuh cowo cowo keren yang blasteran." Ucap Lysta.
"Enteng banget lo ngomong, lo tau kan dulu gue pernah bilang ke lo kalau gue pernah suka sama kak Ridwan, tapi dia malah sama kak Raisa."
"Iya sih...tapi ngga bisa apa lo buka hati buat cowo lain, kan banyak tuh yang ngantri."
"Mungkin ngga sekarang Ta." Ucap Nadya yang keinget betapa susah payahnya dia dulu mengejar kak Ridwan.
"Ehh yaudah deh yuk ke kelas lagian ini udah mau bel." Lysta yang merasa ada salah bicara pun langsung mengajak Nadya ke kelas.
"Hmmm yaudah yok lah."
*****
Belum sampai Nadya di kelas, ia malah tabrakan dengan seorang laki laki yang entah Nadya pun juga tak tau itu siapa.
"Bisa ngga sih kalau jalan hati hati." Marah Nadya.
"Sorry." Ucap cowo tersebut dengan cuek dan mengulurkan tangannya untuk membantu Nadya berdiri. "Berdiri."
Saat Nadya ingin berdiri ia baru tau bahwa yang menabraknya adalah......
"Elo." Ucapnya kaget.
Sedangkan cowo tadi juga tak kalah kagetnya. Tapi dengan segera ia memulihkan wajahnya menjadi datar seperti semula.
"Iya gue, mau berdiri nggak capek tangan gue." Ucap cowo tersebut dengan muka yang selalu datar.
"Sabar kenapa." Nadya langsung menerima tangan cowo itu dan langsung berdiri.
"Ngga mau ucapin sesuatu??" Sindir cowo itu.
"Makasih." Ucap Nadya dengan sinis.
"Ngga ikhlas amat."
"Huft." Nadya yang merasa jengah dengan keadaan itu langsung membuang nafas kasar. "Makasih tuan Azka rovalno radeya."
"Gitu dari tadi, enak dengernya."
"Enak di lo, jengah di gue." Batin Nadya.
Nadya pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas yang sempat terhenti karena cowo nyebelin yang sumpah baru dia sadari kalau Azka juga sekolah di sini, padahal dia ngga pernah liat Azka selama 2 tahun ini. Dan selama ini Nadya tak pernah ketinggalan berita di sekolah ini, tapi kenapa dia malah baru tau kalau seorang Azka temen satu sekolahnya dulu juga sekolah disini.
Hola guys, akhirnya chapter 1 selesai. Maaf kalo banyak typo dari author😅 moga suka ama cerita ini.
Tungguin author di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My first boyfriend [END]
RomanceNadya viona evoleth. Cewe cantik dan imut yang baru saja mengenal arti pacar pada waktu SMA. Dan beruntunglah Nadya, yang menjadi pacar pertamanya ialah orang yang dikenalinya dulu. *** "Lo harus tanggung jawab." -Ucap Nadya yang melihatkan muka ke...