chapter 5 -ABS-

3K 174 1
                                    

ABS

Sekarang Ravael sama Lysta sudah berada di depan kelas-ralat luar kelas. Mereka sedang berdiri berdua kayak sepasang kekasih yang terkena hukuman.

"Ish ini semua gara gara lo ya." Ucap Lysta.

"Lah kok gue sih, tadi yang treak treak duluan siapa?" Tanya Ravael.

"Trus ngapain lo juga treak treak?" Tanya Lysta balik.

"Heh nyet gue kan ketua kelas, ya itu tugas gue dong negur murid yang ramai." Tegas Ravael

"Nyat nyet nyat nyet pala lo peang, lo pikir gue monyet apa?"

"Ehh bukan gue ya yang ngomong."

"Ihh dasar taik anj*ng." Bentak Lysta sambil menginjak kaki Ravael.

"Awhhhss eh monyet sakit bego, kira kira dong kalo mau nginjek kalo kaki gue patah gimana?" Pekik Ravael kesakitan.

"Apa urusan gue, kaki kaki lo."

"Ishhhh das--" Ucapan Ravael kepotong sama suara Bu Donna.

"Hei kalian ngausah brisik, udah dihukum masih brisik aja." Teriak Bu Donna.

"Ehh iya Bu maaf." Ujar mereka berdua serempak.

※※※※※

Kriiinnnnggggg kringggggg

Bel sekolah berbunyi. Para murid berhamburan keluar kelas. Ada yang kekantin ada yang ke perpus dan kegiatan lain.

"Ehh Az hari ini latian basket lo masuk kagak?" Tanya Varo.

"Hmm ngga tau lah gue, ntar kalo mood baik gue usahain masuk." Jawab Azka.

"Mau kemana nih kita?" Tanya Satya.

"Habis ini pelajaran apa?" Tanya Azka balik.

"Kimia deh kayaknya." Jawab Varo.

"Males." Satu kata yang mampu mewakili pelajaran kimia untuk seorang Azka rovalno radeya.

Memang gitu yah? Kalo kelas fisika ngga suka sama kimia, trus kelas kimia ngga suka sama fisika? Kan sama sama ipa? Lah ngga tau lah back to the cerita.

Azka berjalan mendahului teman teman nya. Dia berjalan agak cepat kali ini.

"Eh mau kemana lo Az?" Tanya Satya.

"Rooftop." Jawab Azka singkat padat jelas.

"Bolos lagi?"

"Hmmm."

Azka berlari saat menaiki anak tangga. Sesampainya di rooftop dia berbaring di sofa yang memang sudah tersedia di atas rooftop.

"Napa tu anak? Kagak biasanya dia kek gitu?" Tanya Varo.

"A e lah lu kayak kagak tau Azka aja, kalo udah kayak gitu pasti ya masalah cewek." Jelas Satya.

Sifat Azka kalo kayak gitu sudah bisa ditebak. Kemungkinan besar pasti masalah cewek.

"Galau atau jatuh cinta?" Tanya Varo lagi.

"Taulah banyak bacot lu." Sahut Satya kesal.

"Siapa?" Lanjut Satya yang tanya ke Azka.

"Orang." Jawab Azka.

"Tau kalik kalo orang, yakali syetan."

"Nadya."

"Whatt???" Tuh kan dua samsak malah treak.

"B ae dong, budek ni telinga gue." Kata Azka sambil menutup telinganya dan masih tutup mata.

My first boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang