chapter 32 -terungkap-

1.3K 66 3
                                    

Satya yang tak tega melihat kondisi Nadya pun segera mengusulkan sesuatu. "Mm gimana kalau kita nanti habis pulang sekolah nyari Azka sama-sama."

"Mau!!"

"Ide bagus."

"Ok."

"Boleh."

"Ngga!!"

Jawab Nadya, Varo, Lysta, Selina dan Alan serempak. Dan mereka pun juga sama-sama memandangi wajah Alan dengan tatapan ngerinya. 


*****

Terungkap

Nemu typo tandain, okey!!

"Kenapa?" Tanya Alan yang diberi tatapan ngeri dari teman temannya.

"Yaudah kalau lo ngga mau, ga penting!!" Kata Nadya menekan pada akhir kalimatnya.

"Eh eh jangan marah dong sayang, yaudah gue ikut, buat lo nih." Sahut Alan.

Satya dan Varo mengerutkan keningnya. Binggung karena Alan memanggil Nadya dengan kata 'sayang'.

Nadya yang faham akan keheranan Satya dan Varo pun segera menjelaskan. "Itu memang kebiasaannya dia manggil gue gitu, kita ngga pacaran kok."

"Tapi otw." Sahut Alan.

"Ngarep!" Serka Varo.

Semuanya pun tertawa melihat muka masam Alan.


Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, dan Nadya sudah mengemasi semua barang barang nya sedari tadi. Dirinya tak sabar lagi ingin ke rumah mantan kekasihnya.

Setelah guru yang mengajar tadi keluar kelas, Nadya dengan cepat segera berlari keluar kelas menuju kelas Satya dan Varo. Masa bodo dulu dengan sahabatnya yang masih mengemasi barang-barang.

Sesampainya didepan kelas, Nadya berjalan ke dalam dan menyuruh Satya dan Varo untuk cepat-cepat.

"Sat, Var ayo cepetan gc ih." Suruh Nadya.

"Iya bentar Nad sabar dulu." Jawab Satya yang masih memasukkan buku ke dalam tasnya.

"Kuy." Kata Satya ketika sudah selesai mengemasi barangnya.

Mereka bertiga berjalan ke arah parkir dan bertemu Lysta, Selina dan juga Alan disana. Mereka memang sudah janjian sebelumnya ingin pergi ke rumah Azka menggunakan mobil Satya.

"Sudah siap semua kan?" Tanya Satya.

Selina terlihat sedang menghitung orang dan ternyata semua sudah ada. "Udah yuk berangkat."

Mereka pun mulai memasuki mobil Satya. Selama perjalanan hati Nadya tak bisa tenang. Ia gelisah sedari tadi. Entahlah rasa khawatir kepada Azka kian hari kian menambah. Apalagi kemarin malam, Nadya tak bisa tidur hanya karena khawatir kepada Azka. Nadya masih mencintai Azka? Oh ya tentu saja. Nadya sangat-sangat terlihat jelas masih mencintai Azka.

'Az semoga kamu dirumah sekarang.'

'Semoga kamu baik-baik saja.'

'Aku udah khawatir banget sama kamu.'

Mungkin seperti itu isi hati Nadya saat ini.


Akhirnya setelah gelisah dalam perjalanan, kini mereka sudah sampai di kediaman Azka. Nadya yang tidak sabaran segera keluar dari mobil dan berjalan ke depan pintu rumah Azka. Nadya mengetuk pintu rumah Azka dengan tidak sabaran.

My first boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang