chapter 24 -maaf sayang:(, lagi??-

1.4K 66 1
                                    

Nadya on mulmed👆❤

Maaf sayang:(, lagi??


Nadya terus berlari entah ia ingin kemana. Hingga akhirnya dirinya tiba di taman belakang sekolah. Dirinya terduduk dibawah sebuah pohon besar. Nadya terus menangis tanpa henti, hingga air matanya menetes pada bukunya.

"Hiks kenapa kamu berubah Az." Monolog Nadya sendiri.

Lalu Nadya menghubungi seseorang. Nadya menunggu lama dan akhirnya panggilannya pun diangkat.

"Halo." Suara orang diseberang sana.

"Ha-halo." Suara Nadya terbata.

"Lo kenapa Nad? Kok suara lo kayak habis nangis gitu?" Tanya seseorang yang Nadya telfon tadi.

"Cepetan hiks kesini." Kata Nadya yang masih menangis.

"Nad lo kenapa? Cerita sama gue, lo kenapa nangis." Terdengar suaranya yang sangat khawatir.

"Cepet kesini hiks, gue ada hiks ditaman belakang."

Setelah mengucapkan kalimat tadi Nadya langsung mematikan teleponnya dan kembali menangis.

Setelah beberapa menit akhirnya orang yang Nadya panggil tadi datang. Dan Nadya masih menunduk dan terus menangis.

"Nad lo kenapa? Lo kenapa nangis? Siapa yang bikin lo kayak gini?" Tanyanya dengan nada khawatir.

"Hiks Lys." Isak Nadya.

Iya tadi yang dipanggil Nadya adalah Lysta. Lysta yang tadinya sedang berada dikelas segera menuju taman belakang saat mendengar isakan dari panggilan sahabatnya tersebut.

Lysta mengusap punggung Nadya pelan berusaha untuk menenangkan Nadya. "Tenangin diri lo dulu terus kalau udah tenang baru cerita."

Setelah Lysta rasa Nadya tenang, ia pun kembali bertanya. "Kenapa?" Tanya Lysta lembut.

"Lo tahukan tadi gue hiks belajar sama Azka?" Ucap Nadya masih dengan sesenggukan nya.

Lysta mengangguk. "Tadi disana hiks juga ada Gea hiks adik kelas yang diajarin Azka dan hiks adik kelas yang lo labrak kemarin." Kata Nadya.

Mata Lysta melotot setelah mendengarnya, namun ini bukan waktunya untuk emosi menurutnya.

"Terus yang bikin lo nangis?" Tanya Lysta.

Air mata Nadya kembali turun. "Azka marahin gue Lys waktu gue cuma nanya rumus doang hiks." Ucapan Nadya sedikit terjeda dan ia melanjutkan perkataannya. "Dia ngebentak gue, lo taukan gue ngga suka dibentak hiks terus waktu Gea yang tanya hiks Azka malah jawab dengan lembut hiks." Tangisan Nadya semakin deras.

"Cowo brengsek." Gumam Lysta.
"Ini yang pacarnya dia itu lo apa Gea? Aneh pacar sendiri dibentak." Lysta tersulut emosi.

Nadya hanya menangis mendengar Lysta marah.

"Udah udah diam Nad ngga usah nangis lagi, nanti gue gibeng deh pacar brengsek lo itu nanti." Ujar Lysta.


Dilain sisi Azka juga masih berlari sambil menoleh ke kanan dan ke kiri berharap bisa menemukan Nadya. Namun nihil, sepanjang koridor sudah dilewatinya tetap ia tidak menemukan Nadya.

Kelas. Ide itu muncuk dikepala Azka.

'Iya mungkin Nadya dikelasnya.' Batin Azka.

Azka kembali berlari menuju kelas Nadya. Saat Azka masuk kekelas Nadya, Lysta sudah duluan keluar kelas. Azka yang sudah pusing mencari Nadya tak melihat Lysta yang baru keluar kelas. Azka masuk ke kelas Nadya dengan tergesa.

Masuknya Azka ke kelas Nadya membuat semua orang terkejut. Bagaimana tidak terkejut kalau Azka saja masuknya dengan membanting pintu masuk.

"NADYA MANA?" Teriak Azka namun tidak ada jawaban karena semua orang masih belum sadar saking terkejutnya.

"GUE TANYA NADYA MANA?" Tanya Azka sekali lagi dengan suara yang lebih keras.

"Ngga t-tau k-kak." Jawab salah seorang siswa.

"Nadya belum masuk kelas dari tadi." Ini yang berbicara adalah Ravael. Kenapa dirinya tidak takut atau gugup? Itu karenakan Ravael merasa dirinya dekat dengan Azka karena dirinya pernah komen di beberapa postingan instagram Azka walau mungkin tidak dibalas. Sad boy.

"ARGHH." Azka menendang meja yang berada didepannya. Setelahnya Selina masuk kekelas dan terkejut melihat Azka yang berada disana.

"Loh kak Azka ngapain disini? Bukannya lagi ngajarin Nadya ya?" Tanya Selina yang habis kembali dari toilet.

"Nadya mana?" Tanya Azka pada Selina.

"Loh kok tanya gue sih, kan kak Azka yang lagi sama Nadya." Ucap Selina aneh dan terkejut.

"Nadya tadi pergi." Kata Azka.

Selina mengerutkan dahinya tak paham. "Pergi?"

"Lysta Lysta mana Lysta." Azka bertanya dengan terburu-buru mungkin Lysta tahu dimana Nadya.

Selina mengarahkan pandangannya pada meja yang sebelumnya ditempati dirinya dan Lysta sebelum dirinya izin pergi ke toilet. Dan tidak ada Lysta disana.

"Lysta mana?" Tanya Selina pada seluruh kelas.

"Baru aja tadi keluar." Jawab Ravael.

"Kemana?" Tanya Selina lagi dan dibalas angkatan bahu dari Ravael.

Selina mengeluarkan handphone nya. "Taman belakang." Kata Selina setelah menunggu beberapa menit balasan dari Lysta.

Azka yang mendengar pun langsung berlari menuju taman belakang. Menabrak siapa saja yang menghalangi jalannya.

Tibalah Azka ditaman belakang dan dirinya melihat kekasihnya yang masih menangis dan ada Lysta disampingnya yang terus berusaha menenangkan.

Azka berdiri tepat dihadapan Nadya dan Lysta duduk. "Maaf." Kata Azka sambil melihat Nadya.

Lysta bangkit dan menampar Azka hingga berbekas kemerahan dipipi Azka. Jangan lupakan Lysta yang berasal dari anak bela diri. Jangankan hanya menampar, bertarung dengan Azka ia terima walau kemungkinan dirinya menang itu kecil.

"Brengsek, puas bikin Nadya kayak gini?" Tanya Lysta emosi.

Nadya tidak menegur Lysta atau membela Azka, dirinya hanya menangis.

"Maaf." Kata Azka lagi.

"Maaf maaf gundulmu, baru Nadya nangis aja baru sadar, dari tadi ngapain aja? Sibuk selingkuh didepan pacar?"

"Maaf." Dan lagi-lagi hanya kata maaf yang keluar dari mulut Azka yang membuat Lysta sebal sendiri.

"Maaf maaf maaf terus dari tadi, capek gue dengernya tahu ngga." Sebal Lysta yang sedari tadi mendengar kata maaf dari Azka.

Azka berjongkok tepat didepan Nadya dan mengelap air mata Nadya yang turun. "Maaf sayang." Ujar Azka pelan.

Azka menarik Nadya kedekapannya bermaksud untuk menenangkannya. "Maafin aku sayang." Kata Azka lagi.

Hati Nadya hangat mendengar Azka berbicara lembut seperti tadi. Nadya pun menganggukkan kepalanya tanda ia sudah memaafkan Azka.

Azka yang merasa Nadya menganggukkan kepala pun melerai pelukan mereka. Azka menangkup kedua pipi Nadya dan mengecup bibir Nadya sekilas. "Makasih." Ucap Azka lembut setelah mengecup bibir Nadya. Nadya hanya tersenyum tipis saja.

Sedangkan Lysta memutar matanya jengah. 'Niat gue kesini buat menangin temen sama hajar Azka kok malah dapet tontonan kayak gini, nasib.' Batin Lysta meratapi nasib malangnya.






Nih up:)
lama kan? Maklum lagi males-malesan sekarang.
Maap ya guys pendek banget chap ini:(

Tetep vote and komen dong, yuk:>❤❤

My first boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang