Bye bye Alan
Nemu typo tandain yaa!!
Beberapa Bulan Kemudian...
Hari ini adalah hari kelulusan SMA Garuda. Semuanya sudah datang hari ini kecuali Nadya. Mungkin dia masih dirumah atau sudah berada di jalan.
"Lys, Sel pacar gue belum datang?" Tanya Alan kepada Lysta dan Selina.
Selina mengangkat kedua bahunya. "Ngga tau telat dikit mungkin dia."
"Pacar mana pacar? Jomblo gitu sok-sok an udah punya pacar." Ejek Lysta.
"Sirik aja sih lo, ngga bisa liat gue seneng dikit apa?" Alan yang terkena ejekan pun menjawab.
"Ngga!!" Kata Lysta penuh penekanan.
Setelahnya terlihat mobil Nadya berhenti di hadapan mereka. Pintu dibuka oleh supir Nadya, dan Nadya turun dari mobil. Alan yang memandang Nadya turun dari mobil tak berkedip. Sungguh pesona Nadya sekarang sangat WAW!!.
Nadya berjalan perlahan menghampiri sahabatnya. "Hai." Sapa Nadya ketika berada di hadapan sahabatnya.
"Cantik banget pacar gue." Ujar Alan memuji kecantikan Nadya.
"Iya Nad, lo cantik banget." Puji Lysta.
"Iya, walau kelihatan sederhana tapi pas di elo." Puji Selina juga.
"Makasih." Jawab Nadya tulus disertai senyum manisnya.
"Selfy yuk selfy." Ajak Alan antusias dan langsung mengeluarkan handphone nya untuk berselfy.
Lysta, Selina, dan Nadya mendekat ke Alan. Namun karena jarak Nadya yang agak jauh membuat Alan segera menarik punggung Nadya dan merangkulnya.
"Nad senyum." Suruh Alan.
Nadya tersenyum kaku. Namun saat melihat Alan berekspresi lucu membuat Nadya tersenyum lebar. Alan tak mau menyia-nyiakan waktu itu. Saat Nadya tersenyum lebar, Alan segera memencet tombol dan yap! Alan mendapat foto Nadya yang tersenyum.
—
Acara perpisahan hampir selesai. Tinggal sesi foto bersama saja. Nadya masih terduduk diam di kursinya, memandangi teman-temannya yang sedang berfoto ria.
Nadya tersenyum hangat memikirkan tentang Azka. Jika saja pria itu ada disini, mungkin dirinya akan sangat bahagia sekarang. Lulus bersama dan tertawa lepas, berfoto bersama, melempar toga bersama, dan pasti Azka akan memberinya setangkai bunga yang indah. Pasti itu akan sangat menyenangkan.
Tetapi kenyataannya? Dia sekarang seorang diri duduk disana. Tanpa kehadiran sosok orang yang telah berbulan-bulan dirindukan nya. Kemana perginya Azka? Kenapa dia tidak pulang-pulang? Apa Azka sudah sembuh?
Saat Nadya sedang melamun soal Azka, tiba-tiba Alan datang mengejutkannya.
"Sayang!!" Panggil Alan.
"Astaga Lan, ngagetin gue lo." Kata Nadya sehabis terlonjak kaget.
"Maaf maaf, emm kesana yuk foto bareng sama yang lain." Ajak Alan kepada Nadya.
Nadya mengangguk kan kepalanya dan berjalan bersama Alan ke tempat Lysta dan Selina berada. Sesampainya disana mereka berfoto bersama. Bahkan mereka berfoto banyak sekali.
Selesai berfoto mereka keluar sekolah bersama. Saat berada di halaman sekolah Alan menghentikan langkahnya yang membuat Nadya, Lysta, dan Selina ikut menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" Tanya Nadya.
Alan diam sebentar sebelum menjawab. "Emm, gue mau ngomong nih."
Lysta memutar bola matanya malas. "Yaelah Lan, ngomong tinggal ngomong aja kok susah."
"Iya, biasanya juga langsung ngomong ngga basa-basi kayak gini." Sambung Selina.
"Emm anu, gue mau pamit guys." Kata Alan perlahan.
"Mau pamit kemana lo?" Tanya Lysta.
"Gue ... gue disuruh bonyok buat ngikut mereka ke LA, dan itu berarti gue bakal ninggalin kalian lama." Terang Alan. Alan sungguh berat mengucapkan itu. Ia belum bisa meninggalkan wanita yang dicintainya, apalagi ia sekarang masih berusaha buat mendekati Nadya perlahan.
"Alan lo serius?" Tanya Nadya terkejut.
"Iya Nad gue serius, Lys, Sel gue titip Nadya ya, jaga Nadya baik-baik." Pesan Alan kepada kedua sahabat Nadya. "Dan buat lo Nad, maafin gue ya kalau kehadiran gue mengganggu lo. Maafin gue juga kalau gue suka mengklaim lo sebagai pacar gue seenak gue, ya walaupun lama-kelamaan lo bakal jadi pendamping hidup gue sih hehe." Perkataan Alan terpotong saat Nadya memandang nya tajam.
"Bercanda Nad hehe. Lo jaga diri lo baik-baik ya Nad, maaf gue ngga bisa jagain lo lagi mulai sekarang. Jangan nangis-nangis lagi, lo makin jelek kalau nangis mulu." Canda Alan. Nadya jadi terharu mendengar perkataan Alan tadi. Alan adalah sahabat terbaiknya. Nadya tidak terganggu kok dengan kehadiran Alan, bahkan dirinya suka.
"Alannn." Kata Nadya dan berhambur ke pelukan Alan. Nadya menangis disana. "Lo tuh sahabat gue yang paling baik. Lo ngga ngeganggu di hidup gue kok, malah gue suka dengan keberadaan lo Lan. Makasih ya Lan udah mau hadir di hidup gue." Kata Nadya tulus.
Alan tersenyum hangat mendengar perkataan Nadya. Dia senang Nadya tidak keberatan dengan kehadirannya. Seandainya saja Papi dan Mami nya tidak menyuruh dirinya untuk pergi dan tinggal di LA, dia pasti akan hidup bahagia disini bersama Nadya. Dan pasti Nadya akan menjadi miliknya nanti. Seandainya.
"Jangan lupain gue ya Lan." Pinta Nadya saat melepas pelukannya dengan Alan.
"Mana mungkin gue bisa lupain wanita secantik lo Nad." Nadya tersenyum hangat mendengar perkataan Alan.
"Jangan lupain kita juga ya Lan." Ucap Lysta dan dibalas anggukan serta senyuman Alan.
"Lo jahat ih Lan, masa mau ninggalin kita gitu aja, jangan lupain gue hiks." Selina menangis mengucapkan kalimat tadi.
"Yaelah cengeng lo ih." Tangan Alan terulur menghapus air mata Selina.
"Eh eh Lan jangan disentuh-sentuh pawangnya lihat mampus nanti lo." Kata Lysta melarang Alan.
"Siapa pawangnya?" Tanya Alan binggung.
"Ya Varo lah siapa lagi." Ujar Nadya cepat.
Alan terlihat menahan tawanya, namun gagal tawanya pecah sekarang. "Bwahahaha, Varo? Mau aja lo sama dia?" Ejek Alan.
"Serah gue ya, pilihan-pilihan gue, dari pada lo jomblo!!" Sarkas Selina yang tak terima diejek Alan.
"Yayaya." Pasrah Alan. Alan malas berdebat sekarang.
"Em nanti anterin gue ke bandara ya, gue berangkat sore ini." Lanjut Alan.
"Sore ini??" Kaget semuanya. Alan menganggukkan kepalanya yakin. Ya memang orang tuanya menyuruh Alan untuk terbang tepat saat hari kelulusan Alan. Alan bisa apa? Mana mungkin ia akan membantah.
"Pasti kita temenin kok." Kata Nadya.
Alan tersenyum dan mereka beranjak meninggalkan sekolahan. Mereka akan menghabiskan sisa waktu Alan yang singkat ini untuk bersenang-senang sebelum Alan pergi meninggalkan mereka. Mereka akan bermain dan makan bersama nanti. Serta membuat kenangan yang indah juga buat Alan. Untung juga buat Nadya, karena walau hanya sebentar tapi Nadya bisa melupakan Azka.
Cepet kan cepet kan up nya??
Waduh cowonya hilang satu lagi hehe. Pertama Azka sekarang gantian Alan yang mau pergi. Tinggal Satya sama Varo aja nih cogannya hihi :>Makasih buat yang masih setia nunggu up cerita gaje ku ini (^^ *)
VOTE AND COMMENT YUUU!!❤❤
Ok pay pay yeorobun :")
KAMU SEDANG MEMBACA
My first boyfriend [END]
RomanceNadya viona evoleth. Cewe cantik dan imut yang baru saja mengenal arti pacar pada waktu SMA. Dan beruntunglah Nadya, yang menjadi pacar pertamanya ialah orang yang dikenalinya dulu. *** "Lo harus tanggung jawab." -Ucap Nadya yang melihatkan muka ke...