Adek kelas??
Suara gemuruh orang berlalu lalang semakin terdengar kencang saat bel istirahat telah berbunyi. Dari orang yang berdesakan ingin masuk ke dalam kantin, rusuh manggilin pelayan, nge gosip, dan ada juga yang ribut godain mbak aisyah si penjual cilor.
Nadya, Lysta dan Selina baru saja masuk ke kantin yang tentunya mereka akan datang lambat karena mereka menunggu kelas sepi dulu baru keluar.
"Mau duduk dimana kita?" Tanya Selina.
"Tempat biasa lah." Jawab Nadya.
"Tapi... yang tempat biasanya udah diduduki itu sama orang lain." Ujar Selina dengan jeda di awal kalimatnya.
"Wah minta digeprek tu orang, berani banget nempatin meja kita." Seketika amarah Lysta naik. Ia geram sendiri. Siapa yang berani beraninya nempatin meja khusus kesayangannya, padahal sejak mereka masuk sekolah ini sampai sekarang belum ada satu orangpun yang berani menduduki meja tersebut.
Lysta dengan darah yang masih mendidih, segera menghampiri orang tersebut. Dia sendirian duduk disana, tidak dengan teman maupun pacar. Itupun kalau punya.
"HEH LO SIAPA? BERANI BERANINYA NEMPATIN MEJA KITA, MINTA GUE JADIIN AYAM PENYET LO HA?" Tanya Lysta dengan nada yang sangat amat tinggi.
Cewek tersebut pun terkejut akan bentakan Lysta. "Eee- eehh m-ma-maaf ka, aku gatau kalau meja ini meja kalian." Kata orang tersebut dengan gaya bicara yang terbata bata dan menundukkan kepalanya.
Bisa dilihat kalau orang tersebut adalah anak kelas 10. Karena di seragamnya ada bet yang menunjukkan kalau dia anak kelas 10. Pakai kacamata, rambut panjang kepang satu dibelakang, rok sampai bawah lutut, baju kedodoran, dan atribut lengkap. Benar benar golongan anak kutu buku dari kelas IPA ini.
"KALAU NGOMONG TUH TATAP LAWAN BICARANYA, JANGAN NATAP BAWAH MULU, ADA DUITNYA DIBAWAH HAH?" Dan yang seperti kalian tahu, Lysta kembali membentak anak tersebut. Dan mereka sekarang menjadi pusat perhatian banyak sorot mata.
"S-se-sekali lagi aku minta m-maaf kak, a-ak-aku b-be-beneran ngga tahu k-kalau meja ini milik kakak." Kata cewe itu dan sekarang ia sudah menatap wajah Lysta dengan wajah yang ketakutan.
"Udah lah Lys, meja lain masih banyak kok yang kosong, ayolah ini hanya meja makan." Kata Nadya berusaha melerai.
"GAK NAD, MEJA INI UDAH JADI MILIK KITA DARI DULU SAMPAI SEKARANG, DAN NGGA ADA SATUPUN ORANG YANG BERANI NEMPATIN INI BANGKU, DAN AKHIRNYA INI SATU ANAK SONGGONG YANG BERANI BERANINYA NEMPATIN BANGKU KITA." Kata Lysta yang masih tetap menggebu gebu.
"Ngga papa sekali doang elah, kita cari tempat duduk lain aja yuk, keburu masuk nanti." Ajak Nadya.
"Ni gue ampunin lo gegara temen gue ya, coba aja gue sendirian, udah jadi tempe penyet lo anak cupu." Kata Lysta menahan amarah sambil menunjuk nunjuk seorang cewe tadi.
"Udah udah yok Sel." Nadya menarik Lysta ke tempat duduk lain.
"Eh maaf ya dek atas kelakuan sahabat gue." Lanjut Nadya meminta Maaf."Iya gapapa kok kak." Kata adek kelas tadi sambil senyum tipis.
Keadaan yang ricuh tadi sekarang sudah kembali seperti semula. Ya walaupun ngga sepenuhnya diam.
Nadya, Lysta dan Selina pun sudah pergi, mengikhlaskan meja mereka untuk adek kelas tadi. Dan ternyata semua meja kini telah penuh.
"Tuh kan Nad udah penuh mejanya, lo sih pakai acara misahin gue tadi, padahal gue udah siap buat gibeng tuh dekel songgong." Racau Lysta.
"Ya lo juga sih Lys, pakai acara ribut segala, tadi kalau lo ngga labrak tu dekel udah bisa makan kita sekarang." Kata Selina yang menyalahkan Lysta.
KAMU SEDANG MEMBACA
My first boyfriend [END]
RomantizmNadya viona evoleth. Cewe cantik dan imut yang baru saja mengenal arti pacar pada waktu SMA. Dan beruntunglah Nadya, yang menjadi pacar pertamanya ialah orang yang dikenalinya dulu. *** "Lo harus tanggung jawab." -Ucap Nadya yang melihatkan muka ke...