Aku terbangun saat Zach menggoyang goyangkan tubuhku. "Wake up, udah jam sembilan."
"Dude really? You're not kidding me, right?"
"Haha, calm down, babe. Sekarang baru jam tujuh."
Babe.
Belum resmi padahal.
Aku menarik selimutku hingga ke ujung kepalaku untuk menutupi wajah maluku ini.
"Ngebo terus. Kapan nge-date nya?" gumam Zach pelan.
Aku menyibakkan selimutku. "Eh? Bilang apa tadi?"
"Ngebo terus. Kapan bangunnya."
Jangan pikir kalo gue ga denger ya, Zach.
Aku menutup wajahku dengan selimutku lagi. Namun, selimutku malah tertahan karena Zach menariknya dari arah yang berlawanan.
"Bangun ga," ucap Zach dengan nada memaksa.
"Gamau. Suka-suka gue lah mau bangun jam berapa."
"Padahal mau gue ajak jalan-jal—"
Aku langsung bangun dari kasurku.
"Giliran mau diajak pergi aja langsung bangun," lanjutnya.
Aku menghiraukannya dan berjalan ke kamar mandi untuk membasuh mukaku serta mengganti pakaianku.
•
Aku dan Zach sedang berjalan menuju rumahnya sekarang. Katanya dia pengen ngambil sesuatu.
"Haz," ucapnya memecah keheningan.
Aku menoleh ke arahnya.
"Punya mantan?" Tanyanya.
Aku menggeleng.
"Lo belom pernah pacaran?"
Aku menggeleng lagi.
"Pacaran yok," ucapnya sambil senyum-senyum iseng.
Aku hanya tertawa pelan dan memukul pundaknya pelan.
"Ga lucu ah," balasku sambil tertunduk. Malu, sumpah.
Dia tak memedulikan perkataanku. Malahan, dia merangkulku dan melanjutkan perjalanan kita.
'Kita' ea.
•
"Reese?" Ucap Zach saat masuk rumah. Dia berjalan ke ruang tamu dan menemukan secarik kertas dari meja kecil yang ada disana.
Zach mengambil kertas tersebut, membacanya, dan menoleh ke arahku.
"Mereka semua pergi ke festival ice-skate. Nurutin permintaan Reese. Festivalnya hari ini, di luar kota."
"Berarti kita cuma sendirian disini?" Tanyaku memastikan.
"Iya," balasnya.
Namun, dia melanjutkan ucapannya, "Cuma gue sama lo."
•
"Mau pergi kemana kita habis ini?" Tanyaku padanya saat memasuki kamarnya.
Ia merebahkan tubuhnya ke kasurnya. "Santai ajalah. Disini dulu agak bentaran."
Aku hanya mengangguk dan berdiri di balik pintu kamarnya yang sudah kututup tadi.
"Lo ngapain berdiri disana? Duduk aja, gapapa. Anggep aja rumah sendiri."
Aku berjalan ke samping lain kasurnya dan merebahkan diriku disana. "Kenapa? Pengen dipeluk lagi?" Tanyanya sambil nyengir.
"Ga. Ga nyenyak tadi. Pengen tidur lagi," jawabku ketus.
"Oo, minta dipeluk lagi."
Lanjutin aja mas, terooss.
"Kan lo yang peluk. Gue ga minta."
"Tapi lo suka, kan?" Zach mengangkat kedua alisnya dua kali.
Aku membalikkan badanku agar tak menghadap ke arahnya dan segera memejamkan mataku.
•
Mataku terbuka perlahan dan melihat keseluruhan ruangan ini.
Kok beda?
Oiya.
Ini kan kamar Zek.
Lupa, hehe.
"Zach?"
Dia datang menghampiriku.
"Napa?"
"Gapapa. Mastiin keadaan aja."
Dia nyengir tolol.
"Pengen tau kabar baru ga?" Tanyanya yang membuatku penasaran.
Aku hanya menelenhkan kepalaku ke kanan.
"Daniel sama Lexie putus."
✰
2019 ©️ jal0ux
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djs
Fanfiction"What?" "What?" "Y-you l-love me?" "Yes. I did. I do. And will always do." [ written in bahasa ] 2019 ©️ 𝐒𝐄𝐀𝐕𝐄𝐘𝐋𝐎𝐆𝐘