"Lu bilang apa? Sekali lagi?"
"Gue ngomong sama Abbey tadi pagi, pas lihat jadwal Daniel ngajak ngobrol. Udah gitu doang."
Corbyn menepi. "Kok bisa? Gimana gimana?"
"Habis neriakin lu tadi pagi, dia kayak keburu-buru gitu. Bawa buku kan dia, nabrak gue trus bukunya jatuh. Nah dia tau gue, cuma dia gatau kalo gue sahabat lamanya."
"Cih fake friend. Suka numpang tenar pasti."
"Jelas. Tapi dulu ga keliatan. Mungkin sekarang manfaatin Daniel."
"Gitu doang?"
"Belum selesai, goblok. Pas bukunya jatoh, ada foto Daniel. Gue ambil bukunya, tutup, trus kembaliin. Eh dia tanya nama gue. Untung bel masuk bunyi. Jadinya gue bisa kabur aowkaowkwo."
"Hm santuy aja ni mah. Lanjut cerita Daniel."
"Pas lihat jadwal, gue mau keluar dari kerumunan yaudah nabrak dia. Tapi heran Byn, masa gue ga sarkas lagi bales perkataan dia. Dia cuma bilang, 'kita perlu bicara'. halah tai. Mending gue langsung lari ke elu aja."
Yang awalnya mukanya tegang, sekarang melunak. "Owalah gue kirain emergency."
"Yodah lah, Byn. Gue laper. Ayo ke Dominos ah! Cepetan, udah bunyi nih loh." Aku mengusap perutku kencang kencang.
"Iye iye." Ia melajukan mobilnya.
•
Pizza sudah ada di depan mata. Aku langsung menyerbu pizza tersebut.
"Eits! Yang bayar yang pertama ambil dong!" Corbyn menampar punggung tanganku.
"Yaudah iya ambil dulu sana."
"Waitta minute."
Corbyn mengambil handphonenya dan memotret pizza tersebut, memberi caption dan memasukkan foto tersebut ke insta-story. Kira-kira 6 menit lebih 32 detik.
"Dah! Ayok makaann!" Serunya sambil mengambil potongan pizza tersebut dan memasukannya ke mulutnya. Iya. Bayangin aja orang yang belom makan seminggu dan baru ketemu sama makanan.
Aku ikut mengambil potongan pizza tersebut. "Mayonnaise nya buat gue semua, ya!"
Corbyn mendelik. "Oiya gue lupa pake mayonnaise tololl! Siniin gih!" Ia merebut cup kecil berisi mayonnaise dari tanganku.
Tertawa? Jelas! Bagaimana bisa aku punya sahabat seperti dirinya.
"Lu goblok banget sih, Byn."
"Gapapa, yang penting ganteng," ucapnya tak peduli dan melahap pizzanya lebih lahap.
But wait,
Senyumku memudar.
Gigiku berhenti mengunyah.
"Byn, byn."
"What's wrong?"
"Lihat ke kursi nomor 12."
Ia menoleh ke belakang.
Corbyn balik menghadap ke arahku, "Ada apa sih?"
"Gue ga asing sama cowonya, Byn. Coba liat lagi."
"Ah nanti ah, mau ngelanjutin makan dulu."
Aku menghembuskan nafas lesu. Aku memainkan ponselku dan membuka instagram. Kulihat semua pembaruan yang ada. Mulai dari Corbyn dan pizza yang menyebut diriku dalam ceritanya, hingga..
badut sekolah.
si anak pansos.
penyebar drama dan fitnah.
ganjen.
tukang body-shaming.
yap.
Kayden.
Story dia ada empat.
Yang pertama, dia posting story mirror selfie pake hoodie merah.
wait wait wait
gue rasa gue pernah lihat.
Balenciaga di dada?
Bukannya itu punya Zach?
Penasaran, ku lihat story berikutnya.
Kaki di atas dashboard. Video sih tapi.
Ga penting sebenernya.
Siapa tau ada clue.
Kukeraskan volume nya.
Hooked? Oke. Pasti ada kaitannya lagi sama Zach.
Kulanjutkan melihat story yang ketiga.
Tiktok. Di mobil.
Halah pengen skip aja story nya.
Masih kepo, gue dengerin lagunya.
Rules—Killumantii.
Itu kok ada cowo yang nyetir?
Eh.
Ada gantungan gembok kecil di spion tengah?
Gue tau ini mobil siapa.
Yang nyetir Zach. Pasti.
Dan yang terakhir tapi bukan yang paling akhir, gue lihat story keempat.
Yep. Mereka di tempat yang sama kayak gue sama Corbyn.
Dominos Pizza meja 12.
✰
2019 ©️ jal0ux
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djs
Fanfiction"What?" "What?" "Y-you l-love me?" "Yes. I did. I do. And will always do." [ written in bahasa ] 2019 ©️ 𝐒𝐄𝐀𝐕𝐄𝐘𝐋𝐎𝐆𝐘