-; exposée

379 56 2
                                    

Corbyn mengajakku pergi ke taman hiburan. Entah apa motivasinya untuk mengajakku kesana, namun aku sangat senang ia mau berusaha membantuku keluar dari kesedihan.

"Ayo main tembak laser!" Serunya sambil menarikku ke dalam ruangan yang ia maksud.

Ia memberiku senjata laser tersebut dan kami mulai bermain.

Awalnya poinku yang paling tinggi. Aku membiarkan Corbyn unggul beberapa poin di depanku. Pandanganku teralihkan-

oleh salah satu dinding..

yang bertuliskan kata-kata.

"Gotcha! Tambah poin lagi!" Serunya sambil mengarahkan lasernya ke arahku.

Aku menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.

"What's wrong? Ayo main lagi!"

Aku menggeleng. "I'm not stupid, Corbyn. Ini alasan lo ngajak gue kesini kan?"

"What do you mea-"

"Gue tau ada maksud tersembunyi dari lo. Dari semua tempat yang ada cuma di tempat ini, di ruangan ini yang sepi. Semua orang pilih wahana lain. Terlebih ini.."

Ia menaikkan satu alisnya.

".. tempat paling favorit kita dulu," ucapku lirih.

"Is that true, Byn? Apa yang gue katain tadi?"

Ia menunduk.

"Byn, gue tau lo bisa ngomong. Jawab gue!"

"Yes, that's true. Sorry."

Aku mengangguk perlahan. Berusaha mencerna semuanya. Kenapa harus disembunyikan dari awal.

"Coba lo baca semuanya yang ada di dinding ini. Gue juga baru tau tentang ini kemaren."

Aku mengangguk lagi, "Ubah lampunya jadi putih. Kalo merah susah bacanya."

Corbyn menekan opsi di handphonenya dan lampu merubah warnanya.

Aku mulai membacanya dari awal.

Dua kata terbaca, aku tahu betul siapa yang menulis ini semua.

Daniel.

Dear Hazel,

Gue tau lo ga bakal pernah nemuin tulisan ini. But, all i'm tryna say is don't change. Gue tau gue ngeselin, ga pernah dengerin semua apa yang lo bilang. Tapi apa lo tau, gue ga pernah bisa keluar dari masalah kalo lo gaada di sisi gue. Setelah gue ngatain lo yang ga bener, gue nyesel. Bisa-bisanya gue nyia-nyiain lo. Mau tau alasan gue pacaran sama cewe di luar sana tanpa peduli sama perkataan lo? Karena apa? Gue gabisa narik lo dari kepala gue. Setiap saat gue selalu mikirin lo, tapi gue buang pikiran itu jauh-jauh. Gue gamau ngelukain lo. Tau kenapa gue minta lo ngejauh dari Zach? Gue cemburu. Asli gue cemburu. Gue mau lo ada di sisi gue terus. Tapi gue terlalu egois buat semua ini. Gue ngelakuin itu semua gara-gara gue sayang sama lo. Dari dulu. Sampe sekarang. Dan bukan bohongan. Gue harap lo bisa ngertiin situasi ini.

You love me too, right? Gue gamau kita musuhan terus. Rasanya ada yang ganjil di hati. Gaada tanda perpisahan udah mirip orang yang pisah tapi gue gamau buat pisah.

Jangan berubah gara-gara sifat gue yang keterlaluan, ya. Tetep jadi diri lo sendiri. I'm an asshole, sorry for everything. Love you.

D

well done, Dani. you make me cry.

"Byn.."

"Ssh udah jangan nangis," Corbyn memelukku.

gue pernah denger beberapa kata itu keluar dari mulut Daniel lewat panggilan bareng Corbyn, tapi kenapa gue nangis kali ini?

"What is actually hap—"

2019 ©️ jal0ux

𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang