-; je vais..

356 54 13
                                    

"Pendonornya gamau diketahui siapa, katanya pendonornya juga bayarin biaya administrasinya?! Wow! Kira-kira siapa ya?"

Corbyn langsung menatap tajam ke arahku.

gawat.

gawat gawat gawat.

keknya korbin udah tau deh kalo reaksinya gini.

"Hah serius? Mana sini liat!" seruku untuk mengalihkan perhartian dari Corbyn dan menutupi jejak.

Aku dan trio idiot melihat ke layar handphone Jonah.

"Wow."

"Wah gile."

"Udah donorin, bayarin. Buset."

"Anjay."

"GUYS!" Seru seorang gadis menggunakan toa yang sekarang sedang berdiri di atas meja kantin.

Aku dan the boys melihat ke arahnya.

"Mobilku kesayangan gue ilang,"

krik krik

Aku dan the boys kembali ke posisi semula.

"Gaada yang peduli?" Tanyanya sambil pura pura meenurunkan ujung bibirnya.

"Lexie Russet silahkan ke ruang kepala sekolah," ucap seseorang dari speaker kantin.

Seluruh kantin tertawa.

mampus lo ahahahah

"Byn, gue balik dulu ya!"

"Lho kok pulang sendiri?"

"Gue gaenak badan pengen cepet pulang. Zek boker kelamaan. Lo juga ada urusan basket kan?"

"Iya sih.. Yaudah tiati jing. Sorry gue gabisa nganter lo."

Aku mengacungkan jempolku dan meninggalkan ruangan yang barusan kumasuki.

Oh, iya.

Bis sekolah untuk hari ini sudah berakhir.

Jalan kaki dong?

Sebuah mobil berjalan pelan di sampingku menyamakan lajunya dengan langkahku.

"Hey, bitch! Come in!"

kurang ajar.

siapa si

Aku menengok.

oh ex-bestie.

"Sorry? Can i help you?" Ucapku sambil tersenyum ramah. woiya kan gue suka damai makanya senyum ke dia walaupun memori terakhir bersamanya tak berjalan mulus.

"Halah ga usah sok ga kenal. Buruan masuk! Gue anter pulang ayo!"

hmm

mencium bau bau ada mau.

tapi gue juga gaada kendaraan, kalo jalan cape.

𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang