-; diagnostiqué

382 61 13
                                    

Mulai semalam, aku mengenakan kalung jupiter tersebut.

Harus kuakui, kalung tersebut memang indah. Aku tak mengerti kenapa ia memberiku kalung seindah ini. Maksudku, dalam rangka apa ia memberiku? Ulang tahunku juga masih lama. Kami juga tak merayakan apapun.

Di dalam kotak tersebut juga tak ada notes sekalipun. Biasanya kan, seseorang menaruh kertas kecil di dalam kado untuk memberi keterangan atau alasan mereka memberi. Mungkin saja ia membeli barang diskonan?

Diskonan kok materialnya high quality?

Au ah dark.

Setelah cukup lama aku merenung, aku mengambil jaket kulit hitamku dan pergi meninggalkan kamar.

Aku memasuki mobil yang sudah siap untuk meluncur dari rumahku. "Byn."

"What's up?"

"Kemarin pas di toko perhiasan beli apa?"

"Cincin sama kalung. Emang nap-"

"Kalungnya ciri-cirinya kayak gimana?"

"Ada jupiternya. Emang napa? Tadi gue nanya loh."

Aku menunjukkan kalung yang masuk di dalam kausku. "Ini?"

"He .. gave it .. to you?"

"Yes. Dan gue gatau kenapa dia ngasih ini."

Dia geleng-geleng kepala. "Sama. Gue ngiranya kalung ini juga buat Abbey."

dipikir-pikir lagi,

tadi Corbyn bilang apa? cincin?

apa mungkin promise ring?

Jam pertama dan kedua kosong lagi seperti kemarin. Aku tak tahu alasannya. Mungkin saja para guru sedang rapat untuk membahas tentang guru baru dan sistem pembelajaran akhir-akhir ini? Entahlah.

Aku dan Corbyn kini berada di kantin. Ashley sedang berkumpul bersama dengan geng Brandon. Zach sedang membeli makanan ringan di mesin makanan. Jack sedang dipanggil guru. Jonah sedang menunggu kopinya matang di depan mesin pembuat kopi. Daniel? Kalian pasti bisa mengiranya. Dia pun tak nampak batang hidungnya sejak Aku dan Corbyn masuk ke dalam sekolah ini.

"Ayy!" Zach datang dengan banyak snack di pelukannya.

"Buset Zach banyak segini mau buat apa?" Corbyn menampar kepala Zach.

"Aduh! Sakit tolol! Ya buat dimakan bareng lah!"

Aku langsung mencomot Cheetos yang sudah ia letakkan di meja.

"Apa-apaan, Haz? Gue aja belom ambil!" Zach mengambil Cheetos tersebut dan menggenggamnya erat-erat.

Corbyn mengambil Snickers yang ada di meja dan membaginya menjadi dua. "Nih, Haz."

"Makasih, bintot." Aku menggigit snickers tersebut dengan perlahan. Berharap Zach menyadarinya.

Dan ya, benar. Dia sadar. "Itu snickers gue kan?!?"

Tiba-tiba Jonah datang dengan kopi yang dipegangnya. "Heh, brisik. Malu-maluin tau ga. Tuh liat siapa yang baru masuk kantin," ucapnya dengan kalem.

Kami semua langsung mengalihkan pandangan ke jalan masuk kantin. Masuklah Abbey dengan lipglossnya yang tebal dan dengan baju serba pink yang melekat di tubuhnya.

wait wait wait ...

itu di belakangnya siapa?

no. this must be a joke.

𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang