"Jawab gue!" Bentak Daniel sambil memegang kedua kerah Jonah.
Jonah tidak menjawab. Ia memandang Daniel remeh detik ini.
Daniel pun melayangkan pukulannya yang kedua. Namun aku menahannya dengan tanganku.
"Ini ga bikin situasi jadi lebih baik, idiot," aku melepaskan kepalan tangannya dan membawa Jonah pergi dari ruangan ini.
Daniel menarik pundakku, membuat tubuhku menghadap padanya. "You good?" Tanyanya.
Aku diam, berbalik, dan kembali membawa Jonah untuk keluar dari sini.
"I SAID YOU GOOD?" Nadanya mulai meninggi.
"You know, Seavey? Gue harap gue bisa bales pertanyaan lo tadi. Tapi untungnya gue inget lo pernah bilang buat jangan ngomong sama lo lagi. Is that clear?"
Semua orang menatap ke arahku. Untung saja hanya ada 5 orang lain disini.
Daniel meraih tanganku, "Look—"
Aku menepis tangannya, "Apa? Mau gue jauhin lo? I did, right?" Aku melipat tanganku di depan dadaku. Menunggu penjelasan lanjut darinya.
"Dengerin dulu!"
"Go ahead."
"Gue putus sama Lexie."
"Ya terus kenapa? Emang gue peduli?"
"Gue minta maaf. Semua perkataan lo bener. Gue nyesel ga dengerin lo. Gue emang dibutain sama cinta."
"Oh yaudah bagus kalo lo sadar."
Dia tertunduk dan mengusap tengkuknya. Aku mengetuk-ngetukkan sepatuku di lantai
"Gue pengen persahabatan kita balik lagi."
Aku menggeleng perlahan. "Sorry, D. I need some space."
Aku berlari keluar. Meninggalkan Jonah. Hatiku terasa sesak. Betapa beraninya dia setelah menghancurkan hatiku demi seseorang yang 'berarti' untuknya kemudian kembali padaku dan berusaha memperbaiki kepingan hati sahabatnya ini. Mudah? No, man. Ini perasaan.
"Hey what's u-" Corbyn melambai ke arahku namun aku tidak menggubrisnya.
Aku berjalan keluar dari rumah Amanda Dan menekan nomor seseorang dari ponselku.
Tanpa disangka air mataku turun perlahan. "Hey, Zach. Can you pick me?"
•
"Lo kenapa lagi?" Tanyanya saat aku baru saja masuk ke dalam mobilnya.
Reflek aku memeluknya dan mulai terisak disana. Aku tidak tahu apa yang kutangisi. Lagian kejadian tadi tidak ada apa-apanya dibanding kemarin.
"Hey, what's wrong?" Tanyanya sambil mengusap punggungku.
"I met him. I don't want to. Duo Besson aja yang ngajak. Taunya dia malah bikin masalah sama Jonah."
"Sshh... You deserve better than him," ia memelukku erat. Tangisanku semakin menjadi-jadi.
Dia membelai rambutku pelan. Lama kelamaan tangisanku mereda karena perlakuannya.
Aku melepas pelukanku perlahan. "Can you take me to your house? Gue males ngehadepin mereka. At least i can feel safe."
Ia mengangguk. "Yeah. I mean-yeah! Sure! I'll keep you safe."
"Thank you, Zach."
I'll keep you safe.
Mari berharap ia bisa menjaga janjinya.
✰
2019 ©️ jal0ux
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djs
Fanfiction"What?" "What?" "Y-you l-love me?" "Yes. I did. I do. And will always do." [ written in bahasa ] 2019 ©️ 𝐒𝐄𝐀𝐕𝐄𝐘𝐋𝐎𝐆𝐘