"T-tau kok. Iya tau tau tau. Yang jago make up itu kan? Napa dia?"
"Dia deketin gue, Byn. Pacarin ga ya?"
"Weiss, semua ada tahapannya bro. Jangan langsung terobos. Inget kata Hazel ga?"
"..."
"Niel?"
"Sebenernya gue juga mau cerita tentang Hazel."
Deg.
Ok go ahead.
"Gimana?"
"Gue ga sengaja ngatain hal yang ga bener ke dia gara gara mantan tai. Gue juga ngira Hazel ga begitu masukin ke hati, ternyata jadinya malah kayak gini kan."
"Ya pola pikir lu dari awal aja udah salah, bambang. Lu pikir si Hazel orangnya juga bisa santuy terus?"
"Jelas lah. Dia kan dari dulu emang santuy. Ya gue ngiranya gapapa."
"Dia juga punya perasaan bro. Apalagi juga lu sebelumnya juga ga nyempetin sedikit pun perhatian buat dia. Lo ga liat? Jelas jelas di depan mata kalo dia itu rindu lo yang lama."
"Dia sama Zach ya gue juga gatau mau gimana."
"Tapi lo juga kadang suka ga inget waktu kalo sama mantan lo."
"..."
"Oi! Bener ga?"
"Bener. Kok gue ga sadar ya."
"Nah sekarang lo ada dua opsi."
"Apaan?"
"Jauhin Abbey dan mulai deketin Hazel lagi. Atau mulai lupain Hazel dan fokus ke Abbey?"
Hazel memelototkan matanya ke Corbyn.
"Byn, jangan kayak gitu—"
"Kalo lo fokus ke dua-duanya ga bakal berjalan mulus, Niel. Mending lo pikirin itu cepet buat ngelanjutin hidup yang lancar tanpa drama."
"O-hikd-oke, ma-makasih!"
Hazel mengarahkan jari telunjuknya dari ujung mata ke pipi.
"Lo.. lo nangis, Niel?"
"Gue punya perasaan yang kuat ke Hazel, Byn! Gue coba move on dari dia ke cewe yang ada di hadapan gue. Gue bodoh. Ga seharusnya gue gini. Harusnya gue sabar dan jalanin waktu bareng aja sama dia," suaranya parau. Hazel terdiam di tempatnya. Mematung lurus ke depan.
After all this time?
"Lo serius?"
"Jelas! Gue bingung, Byn. Gue gabisa nyembunyiin ini lama-lama. Gue juga ga tahan musuhan lama-lama sama dia. Semua hal yang gue lakuin tanpa dia pasti berujung salah. h-hikd."
"Jangan sedih dong! Usaha kek! Gue yakin lo pasti bisa!"
"Gue harus gimana?"
"Lo pasti tau harus gimana, broski."
"T-thanks bro."
tut.
"See? It works! Meski gaada Zach buat bagian dari rencana."
"Udah ah jangan bawa-bawa Zach. Harusnya dia juga usaha buat nelpon gue ato gimana gitu."
"Jadi gimana? Daniel atau Zach?"
•
"I'm home!"
Yah kosong ni rumah.
Aku membuka kamarku.
Aku mengganti pakaianku dan membaringkan diri di kasurku.
Ting Tung!
Bel rumah?
Siapa sih malem-malem gini kesini.
Ganggu aja.
Baru sampe rumah padahal.
Aku menuruni tangga dan membuka pintu depan.
"Hey, Haz! I'm sorry."
Lelaki itu memelukku.
✰
2019 ©️ jal0ux
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djs
Fiksi Penggemar"What?" "What?" "Y-you l-love me?" "Yes. I did. I do. And will always do." [ written in bahasa ] 2019 ©️ 𝐒𝐄𝐀𝐕𝐄𝐘𝐋𝐎𝐆𝐘