Aku melirik ke sebelahku. Orang yang seharusnya tidur di sampingku menghilang.
"Loh anying kok gaada?" gumam Hazel pada dirinya sendiri.
Malas memikirkan keberadaannya, Hazel bangkit dari tidurnya dan turun ke bawah untuk memakan sarapannya.
Oalah dia disana ternyata.
Pake hoodie.
Kepalanya ditutupin.
Yaamphon softboinya aku.
"Mom sama Lene kemana?"
"Mama lu keluar kota katanya ada kepentingan mendadak. Adik lu berangkat awal gatau tuh mau kemana. Mau ketemu temennya kali."
"Biasa, dia emang sukanya pergi sama temennya gitu," ucap Hazel sambil menuangkan serealnya ke mangkuk.
"Mom nitip pesen ga?"
"Gatau, orang gue aja taunya nguping dari kamar lu."
Pengen tarik rambutnya sampe rontok deh.
Hazel cuma mengangguk.
"GOOD MORNING Y'ALL!" seru Corbyn yang nyelonong masuk ke dalam rumah Hazel.
"Morning, bintot," balas Hazel malas.
"Gue punya nama, hazjing."
"Hmmm."
Corbyn melipat kedua tangannya di depan dada, "Buruan dihabisin makannya trus siap siap. Gue gamau telat berangkat."
Zach tersedak mendengar ucapan Corbyn, "Eh, gue yang nganterin dia pagi ini! Enak aja nyolong kesempatan."
Hazel memutar matanya, "Gue naik skateboard sendiri."
Corbyn dan Zach membelalakkan matanya kepada satu sama lain dan menoleh ke arah Hazel. "APA?!?"
"Daripada lu berdua ribut mulu mending gue ke sekolah sendiri lah," Hazel melanjutkan memakan serealnya.
"Hazel mah gitu orangnya."
"Iyanjing ga seru."
"Serba salah dahlah."
•
Aku sudah sampai di sekolah. Naik mobil Zach tentunya. Aku menyuruh Corbyn untuk berangkat bersama Ashley dan memintanya untuk mengantarku pulang nanti.
"What's your first class?" Tanya Zach sambil merangkulku.
"History. What bout you?"
"Matematika. Pengen skip aja rasanya."
Aku hanya tertawa pelan. "Yaudah, semangat ya!"
Zach mengangguk. "Makasih."
Kami berdua berhenti di depan lokerku.
"Tinggal aja ke kelas lu gapapa, Zach. Gue ke kelas sendiri."
"Ogah ah."
"Gapapa tinggal ajaaa."
"Gamau. Kita kan boypren gelpren."
Lah, Byn?
•
Jblak.
"YANG NAMANYA CORBYN MATTHEW BESSON MANA!" Seruku saat masuk ke kelas Corbyn.
Corbyn langsung bangun dari duduknya dan menghampiriku. "Ada apa seyeng."
"Seyeng seyeng palalu. Lu bilang apa sama Zach semalem, hah?"
"Oh itu," Corbyn mengusap tengkuknya, "gue bilangnya suruh minta temenin lu sama minta jadi pacar lu alasannya lu suka dia."
Tanganku mengepal. Emosiku melunjak, "ARRGHH," aku menghembuskan nafas, "Kenapa lu bilangnya gitu tolooll!"
"Biar rencana mulus lah!" serunya dengan senyum yang terbuka lebar. tolol? emang.
"Ga bilang kalo ini bagian dari rencana kan?"
"Engga."
"Ntar kalo dia salah paham gimana, gooblook!"
"Engga. Semua aman terkendali."
Aku memutar bola mataku. Awas aja nanti.
Aku melangkah pergi dari hadapannya dan pergi menuju kelasku.
Saat aku berputar balik, aku menabrak seseorang. Buku bercover coklat dari karet jatuh dari genggaman orang yang kutabrak dan halaman pertamanya terbuka dengan sendirinya.
Aku tak sengaja melihatnya.
Foto Daniel?
Aku segera menutup cover bukunya dan melihat nama yang tertera.
Abigail Parrish?
Abbey?
Bro..
Aku mengembalikan buku tersebut kepada Abbey.
"Sorry, Bey. Gue ga sengaja hehe."
"Oh iya gapapa kok. Lu ketua eskul debat ya?"
Aku menggelengkan kepalaku. "Engga. Gue sahabat lama lo," ucapku pelan.
"Hah?"
Kringg..
Bel sekolah emang penyelamat deh.
"Bye, Bey! Nice to meet you!" Aku melambai ke arahnya dan berlari menuju kelasku.
Ninggalin orang dengan rasa penasaran ternyata azig ya.
hehe
✰
2019 ©️ jal0ux
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djs
Fanfiction"What?" "What?" "Y-you l-love me?" "Yes. I did. I do. And will always do." [ written in bahasa ] 2019 ©️ 𝐒𝐄𝐀𝐕𝐄𝐘𝐋𝐎𝐆𝐘