-; vous me manquez

388 56 10
                                    

"-pening—"

Aku melepas pelukanku dengan Corbyn dan berlari untuk memeluknya.

"Hey, you okay?" Tanyanya sambil membalas pelukanku.

"No. I'm not okay. How can you hide all of those feelings, huh?" Balasku sambil tertawa pelan. Aku menangis bahagia.

"Gue keluar sebentar," Corbyn keluar dari ruangan ini. Mungkin ia tak ingin merusak waktuku dengan Daniel.

Aku melepas pelukanku dengan Daniel dan menatap lekat-lekat kedua mata birunya.

"What are you looking at?" Tanyanya dengan suara pelan.

"I miss you, idiot," aku tersenyum dan memeluknya lagi.

"I know that," ia mengusap punggungku.

"and what are you doing here?" lanjutnya.

"Mengungkap rahasia lo."

"Lo .. udah baca .. semuanya?"

Aku mengangguk dalam pelukannya.

"I love you," bisiknya pelan. Namun aku masih bisa mendengar suaranya.

"What?" Tanyaku sambil memastikan kebenaran akan perkataannya.

"What?"

"Y-you l-love me?"

"Yes. I did. I do. And always do."

Aku terkekeh, "Bullshit."

"No. What do you mean? I truly love you."

Terasa cukup lama, aku melepaskan pelukanku dengannya.

"Noo, let me hug you," ia menarikku kembali dalam pelukannya.

Aku tersenyum. But hey, ada sekelebat pemikiran yang mengganggu pikiranku.

Bagaimana tentang Abbey?

"Hey, Seavey?"

"What's going on, Marrone?"

"Wanna explain all of these?"

Cara dia menceritakan sudut pandangnya sangatlah lucu dan menggemaskan.

Melihatnya tersenyum dan tertawa membuat hatiku tenang. Aku sangat merindukan hal ini.

"How's Abbey?" Tanyaku secara spontan.

"W-what? Who?"

"Abbey Parrish."

"She's just—gosh, i can't explain it. It's complicated."

"Go ahead. I'm listening."

actually no. gue ga siap buat dengerin penjelasannya. pasti ada sesuatu di antara mereka.

"I ... have a .. lil crush on her," dia berhenti sebentar.

kayaknya penjelasan berikutnya bahaya nih.

"Uh-huh? Terus?"

"She's my ... girlfriend right now," ia menunduk dan tersenyum.

"Look, i'm sorry i'm not listening to your words. Tapi ini kejadiannya kemarin pas kita masih musuhan," lanjutnya.

Jidatku mengerut. Aku tertawa, "Hahahah, it's okay, Seavey. She's a good girl. Gue dukung lo sama dia."

Tau ga?

Gue nahan rasa sakit di dada.

Gue nahan air mata yang mau jatuh dari mata.

Gue nahan suara jiwa yang pengen gue lontarin dari tadi.

Gue mau teriak tapi gabisa.

Gue harus seneng buat sahabat gue ini.

Gue harus senyum dan kelihatan baik-baik aja di depannya.

It's okay.

I still love him.

No matter what will happen.

2019 ©️ jal0ux

𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang