"Mbakkkkkkk Channnnddd" teriakan terdengar menggema saat Chandra sedang asyik menyirami tanaman. Milik mendiang ibunya, yang memang hobi merawat berbagai jenis bunga. "Yaaa ampun lucu, aku juga mau rambutku diginiin. Dikasih sama Ibu gak ya?" tanya gadis berseragam sekolah yang tiba-tiba datang dan memeluk Chandra. Tangannya sibuk menggenggam rambut sepunggungnya yang bagian bawahnya berwarna kehijauan.
"Heh. Kamu masih sekolah, ngapain rambutnya mau diwarna-warnain?" tegur Chandra sambil melepaskan pelukan gadis yang lebih tinggi darinya itu lalu beranjak mematikan keran air.
"Lucu tau mbak. Tambah cakep mbak Chandra ehehehe. Mbak kapan pulang? Kok aku gak tau?" tanyanya lagi.
"Baru tadi pagi nyampe. Mbak bunek ( muak ) banget sama skripsi, sekalian ada acara reuni SMA, jadi ya udah liburan bentar. Besok senin juga udah balik kok." jelasnya sambil mengajak Claudya, gadis teman sekolah Jagat, masuk ke rumah. "Mau minum gak? Ambil sendiri aja lah yaa, kayak biasa." Chandra menawari setengah hati, karena nyatanya dia malah langsung duduk di ruang tengah.
"Eh mbak, besok aku libur. Jalan yuk, aku mau beli sepatu nih. Mumpung baru dapet duit dari masku. Ehehehe" ajaknya sambil beranjak ke kulkas. Mengambil sebotol air minum lalu meminumnya langsung dari botolnya, menyebabkan tawa renyah Chandra, karena tahu pasti bahwa Claudya tidak akan boleh melakukan hal itu di rumahnya.
"Lahh gak sekalian ngajak masmu aja belanjanya? Eh tapi yaa gapapa ding, Mbak mau sekalian nyalon. Malemnya acara reuni itu. Jalan dari pagi aja ya Claud?" tanyanya kepada gadis cerewet di hadapannya yang langsung menganggukkan kepalanya antusias dengan idenya.
"Masku capek katanya, dia baru pulang dari luar kota, ngisi seminar gitu lhoo Mbak. Lagian mana enak sih jalan sama masku. Coba aku punya mbak kayak Mbak Chand." keluhnya sambil merebahkan dirinya di kursi panjang di samping Chandra.
"Hehh anak cewek!" serunya sambil menepuk pelan paha Claudya, merapikan roknya yang berantakan karena tiba-tiba dipakai tidur. "Itu masmu kan punya pacar. Kok gak ngajak dia?" kernyit Chandra heran. Seingatnya kakak laki-laki Claudya sudah punya pacar, tapi Claudya justru memilih untuk mengajaknya.
"Terlalu kalem. Suka kasian aku kalau ngajak dia jalan. Ntar kecapekan, mending ngajak mbak Chand, mau ke 3 mall yaa hayuk aja." Claudya terkikik geli di akhir kalimatnya, membuat Chandra mencubit hidung mungil gadis itu.
"Gak boleh gitu sama pacar masnya. Eh kamu tadi gak pulang sama Jagat?"
"Dia mau futsal sama anak sekolah sebelah Mbak. Jadi aku langsung pulang, soalnya kata Jagat, mumpung Mbak Chand lagi di rumah." jawabnya. "Mbak masak gak? Aku laper tadi gak sempet makan pas pulang les." mendudukkan tubuhnya, Claudya menatap Chandra penuh harap.
"Ada sayur asem sama sambel tuh, tadi emang masak agak banyak. Kerupuknya di toples yang biru yaa." teriak Chandra ke arah Claudya yang sudah langsung berlari ke arah meja makan.
"Aku maem dulu yaa Mbakkk." balas Claudya berteriak dari ruang makan, membuat Chandra hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies
FanfictionSetelah kehilangan cinta pertamanya - yang ternyata lebih memilih sahabatnya -, Haera Chandra Pratama tidak pernah kembali berusaha memiliki hubungan dengan siapapun. Hingga ketika akhirnya sang sahabat menanyakan mengenai statusnya, Chandra terpak...