45.

4.5K 564 54
                                    

Claudya-nya Jagat

Mbak.

Aku laper.

Mbak Chandracuuu

Ya trus?

Mbak harus nyuapin?

Claudya-nya Jagat

Ih mbak.

Ya enggak lah.

Ayo makan. Jajan.

Kan mbak libur.

Mbak Chandracuuu

Masmu ada gak?

Claudya-nya Jagat

Ada.

Dia kan sekarang kalau libur, jadi tukang jualan semangka.

Mbak Chandracuuu

Hah?

Claudya-nya Jagat

Gelundungan. Hahaha

Chandra tertawa membaca joke dari Claudya. Sedikit miris dengan kelakuan pacarnya yang pasti berubah gloomy karena didiamkannya, tapi Chandra sejujurnya juga masih kesal dengan pria itu. Satu yang disyukuri Chandra adalah Mark tetap tidak absen memberinya kabar meskipun hanya berakhir dengan chatnya terbaca. Persis seperti dosis minum obat. 3x sehari. Kadang dengan cara konyol yang membuat Chandra bingung antara ingin menimpuknya dengan sepatu heels miliknya atau berlari untuk menciumnya hingga sesak nafas. Iya, tidak bisa dipungkiri Chandra memang merindukan pria itu meskipun kesal masih bercokol di hatinya. Tapi Chandra juga enggan terlihat begitu mudah memberikan maafnya. Menimbang-nimbang segala kemungkinan, Chandra akhirnya beranjak dari kamarnya untuk bertanya kepada adiknya yang berada di depan televisi, tidak jelas menonton apa.

"Le, mau ikut ga?" Duduk di sebelah adiknya, Chandra mempertanyakan kesediaan si bungsu untuk ikut dengannya. Lumayan kan, dibabu suruh bawa mobil.

"Ke mana?"

"Makan. Jajan. Jalan. Sama Claudya kok. Yuuk." Rayunya. Menyebutkan nama pujaan hati supaya adiknya mau bergabung dengannya.

"Udah gajian, emang?"

"Belom lah. Tapi tenang, duit pak Pratama kan banyak, gak harus nunggu gajiku." Sahut Chandra bangga. Membuatnya digeplak oleh ayahnya yang mendengar kalimatnya.

"Pada pergi sana. Daripada goleran doang. Bapak juga mau mancing sama Pak RT. Reza aja produktif, udah jalan gak tau ke mana." Pamitnya, menenteng perlengkapan memancingnya. Membuat Chandra mencibir.

"Ya udah buruan sih mbak."

"Buruan apa?" Chandra kebingungan dengan kalimat dari bungsunya.

"Ganti baju lah. Masa kita mau makan tapi mbak kayak gembel gini?"

Perfect LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang