"Chandraaaa..." panggil sebuah suara halus perempuan, membuat Chandra mengerjapkan matanya. Diliriknya ke arah pintu, sudah ada Jemima yang berdiri di sana. Chandra lalu menggeliatkan tubuhnya, beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar, dengan masih membawa bonekanya. Mengajak Jemima duduk di ruang tengah.
"Kenapa Jem?" tanya Chandra, matanya kembali menutup begitu tubuhnya menempel di sofa.
"Kamu kapan pulang? Belum jalan sama aku ihhh." rajuknya sambil memeluk Chandra. "Mandi Chan, ayo jalan sama aku."
"Males ih Jem. Ganti baju aja ya?" tawarnya.
"Ihhh cakep-cakep jorok." jawab Jemima, membuat Chandra tertawa pelan.
"Ya udah. Tunggu sini. Kamu bawa mobil gak?" beranjak dari tempatnya, Chandra bersiap untuk mandi dan menghabiskan waktu dengan Jemima.
"Enggak. Kamu aja bawa motor ya Chand. Ehehehe"
"Halah. Ya udah tunggu dulu." pinta Chandra lalu pergi ke kamar mandi.
***
"Chand, kamu kok bisa kenal sama masnya Jerry?" tanya Jemima setelah mereka selesai makan. Iya, akhirnya Jemima memaksa Chandra menemaninya belanja buku lalu makan di sebuah restoran fastfood ternama. "Eh tapi udah temenan sama Jerry dari SD ya? Udah kenal sih." lanjutnya sambil menghabiskan es krimnya.
"Dulu sering ngerecokin, tapi aku gak inget sih Jem. ehehehe" jelas Chandra.
"Kukira kamu suka sama Jerry tau Chand. Gak gitu ya?" tanyanya lagi, matanya membulat polos menatap Chandra, yang malah menggaruk pipinya canggung.
"Hahaha dia sukanya sama kamu Jem. Mana mungkin sih dia mau sama yang buluk kayak aku?" kata Chandra.
"Ihhh Chandra kok ngomong gitu? Chandra kan cantik. Nyatanya mau dijadiin mantu sama Bu Tyas." gerutu Jemima, kesal melihat sahabatnya merasa rendah diri. "Jadi sebenernya kamu sama mas Mark tuh udah nikah apa belum sih Chan? Kok Bu Tyas baru semalem ke rumahmu buat ngomongin tanggal?"
"Astagaaaa Jem. Kamu beneran percaya aku udah nikah sama mas Mark?" Chandra menepuk dahinya perlahan. Teringat betapa temannya itu memang selalu percaya apapun yang dikatakannya. Dijawab dengan gelengan pelan, Chandra hanya bisa mengerang pelan. "Enggak Jem..... Lagian mana mungkin aku dikasih nikah sama Pak Pratama?" lanjutnya.
"Yaa habis masnya Jerry kan juga belum nikah. Baru balik ke sini beberapa taun ini. Trus kamu kuliahnya jauh dari aku. Jadi kupikir kamu beneran udah nikah sama masnya Jerry tanpa ngomong aku. Hehehe aku udah mau marah aja sama kamu kalau gak ngasih tau aku." kekehnya pelan. Chandra menggeleng-gelengkan kepala melihat kepolosan temannya itu. "Trus gimana kamu sama masnya Jerry?" tanya Jemima.
"Gak tau juga Jem, Bu Tyas kok kayaknya ngebet banget anaknya nikah. Padahal ku liat, mas Mark aja belum pengen nikah. Kuliahku juga belum kelar." keluhnya.
"Mungkin karna Bu Tyas pengen mas Mark nikah. Mbak Henny kan juga udah nikah, katanya udah punya anak 2." pandangan Jemima menerawang, berpikir dan mengingat potongan info yang pernah diberikan Jerry kepadanya.
"Mbak Henny siapa Jem?" Haechan heran mendengar sebuah nama yang belum pernah didengarnya.
"Mantannya mas Mark, kalau kata Jerry. Gak tau juga orangnya yang kayak mana."
Terdengar bunyi notifikasi, membuat Chandra memegang ponselnya. Membacanya perlahan, Chandra lalu mengajak Jemima untuk pulang. "Udahan yuk Jem. Ditunggu mas Mark, dia udah sampai rumah." jelasnya sambil menaruh ponselnya kembali ke dalam tas.
"Itu gak dibales dulu?" tanya Jemima bingung melihat ponsel tapi tidak membalas chat dari Mark.
"Gak usah. Ngapain? Orang dia cuma ngechat biar aku cepet pulang."
"Emang kamu sama mas Mark mau ke mana sih?" Jemima masih penasaran dengan hubungan Chandra dan Mark. Berdiri dari tempat duduknya, Jemima mengikuti langkah Chandra untuk bergegas pulang.
"Yaaa kan aku mau balik Jem. Dia nganter aku ke stasiun." jawab Chandra lagi.
"Ohh kirain mau fitting baju pengantin. Ehehehe" memilih tidak menjawab, Chandra mati-matian menahan dirinya untuk tidak memutar bola matanya malas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies
FanfictionSetelah kehilangan cinta pertamanya - yang ternyata lebih memilih sahabatnya -, Haera Chandra Pratama tidak pernah kembali berusaha memiliki hubungan dengan siapapun. Hingga ketika akhirnya sang sahabat menanyakan mengenai statusnya, Chandra terpak...