Mark Sandjaya
Lagi di mana?
Chandra ❣
Dubai.
Lagi makan siang.
Gimana Mas?
Mark tertawa membaca balasan dari gadis di seberang sana. Bahkan setelah 5 bulan berlalu sejak kedatangannya yang pertama ke perantauan Chandra, tak membuat Chandra melunturkan sifat galaknya. Membuat Mark harus menebak-nebak mood gadis itu. Sifat yang membuatnya tidak mudah bosan karena setiap hari harus berhadapan dengan hal yang berbeda. Mark lalu memutuskan untuk menelepon Chandra, tau pasti bahwa gadis itu sedang gelisah dan khawatir karena besok pagi akan menjalani sidang untuk skripsinya.
"Lagi ngapain?" tanya Mark begitu panggilan videonya dijawab oleh Chandra. Sedikit terkejut melihat muka sayu gadis itu. Padahal seharusnya Mark sudah terbiasa, mengingat Mark sudah terlampau sering menemani malam-malam Chandra menyelesaikan skripsinya.
"Kan dibilang. Lagi makan siang ini, di Dubai. Gimana sih?" omelnya sambil merotasikan bola matanya, kesal dengan pertanyaan retoris calon suaminya itu. Iya mereka belum menurunkan status mereka meskipun keduanya masih belum setuju dengan ide pernikahan dari Tyas. Mark terbahak mendengar jawaban sarkas dari Chandra.
"Udahan kenapa sih Chan. Kan kamu udah nyiapin ini selama 5 bulan. Sekarang istirahat. Cari makan, cari cemilan. Gak usah stres-stres."
"Gimana ya Mas? Kalau ternyata besok aku gak lulus, gimana?" Mark melihat sinar mata gadis di ujung sana yang meredup. Menggigit kukunya, memberi pertanda bahwa dia sedang gugup. Atau mungkin juga khawatir.
"Kok bilang gitu? Saya aja percaya kalau kamu bisa. Asalkan kamu tenang, gak grogi, kamu pasti bisa jawab pertanyaan apapun. Jawab pertanyaan mau nikah sama saya apa enggak aja, kamu bisa." ledeknya. Melunturkan sedikit ketegangan yang dirasakan Chandra.
"Masih aja diingetin Mas. Isin lho aku." Mark tertawa melihat wajah Chandra yang bersemu kemerahan. Cantik.
"Kamu udah minum Chan?"
"Hah?"
"Kamu gak salah denger. Saya juga gak salah nanya. Kamu udah minum, Chandra?" tanya Mark, mengulangi pertanyaannya.
"Udah/?" jawabnya ragu-ragu. "Lagian orang tuh biasanya nanya udah makan apa belum. Mas malah nanya udah minum apa belum." protesnya.
"Yaa kan saya ngingetin, supaya kamu kalau habis makan tuh minum. Biar ga keselek." Chandra justru tersedak mendengar candaan Mark. Tidak lucu sih, malah terkesan menggelikan.
"Mas, kamu galak aja deh. Pusing aku ngadepin kamu yang kayak gini." tertawa dengan kalimat Chandra, Mark lalu mendekatkan wajahnya ke kamera, tangannya menyugar surai hitam legamnya.
"Kenapa emang? Ganteng banget ya pasti?" tanyanya penuh percaya diri, disambut gestur ingin muntah oleh Chandra.
"Aneh. Lebih cocok galak soalnya muka Mas tuh. Hehehe"
"Yaudah, saya tutup dulu. Kamu langsung tidur ya habis ini. Gak usah mikir macem-macem. Oh jangan lupa besok pagi sarapan dulu. Bajumu sudah siap?"
"Sampun mas ganteeeng." sahut Chandra malas.
"Oke kalau gitu, besok saya telpon habis kamu sidang. Semangat ya Chan." ujar Mark sambil bersiap menutup panggilannya.
"Siap bos." jawab Chandra sambil membuat gestur hormat, menghasilkan tawa di antara mereka, sebelum mereka mengakhiri panggilan video itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies
FanfictionSetelah kehilangan cinta pertamanya - yang ternyata lebih memilih sahabatnya -, Haera Chandra Pratama tidak pernah kembali berusaha memiliki hubungan dengan siapapun. Hingga ketika akhirnya sang sahabat menanyakan mengenai statusnya, Chandra terpak...