"Sejak kapan kamu tau?" tanya Jerry perlahan. Jemima meremat tangannya perlahan. Dia sungguh tidak menyukai topik yang dibicarakan Jerry.
"Tau apa?"
"Kalau Chandra suka sama aku." balasnya singkat.
"Kamu sendiri tau sejak kapan? Dari mana akhirnya kamu tau?" Jemima justru balik bertanya.
"Kamu udah tau, tapi selama ini pura-pura gak tau? Jangan bilang kamu juga tau kalau sebenernya aku suka sama Chandra?" Geram Jerry, yang ternyata tidak membuat Jemima gentar. Menyeringai pelan, Jemima justru membalik perkataan kekasihnya.
"Biar kutebak. Kamu pasti tau dari orang lain. Aku kenal kamu. Kamu gak bakal sadar kalau Chandra itu sebegitu sukanya sama kamu." Jemima terluka melihat ekspresi terkejut yang ditampakkan kekasihnya. Tidak menyangka jika pria itu masih menyimpan harapan untuk bersama gadis lain.
"Kamu tau dan kamu masih bisa nerima aku? Setega itu kamu Jem?" desisnya lirih.
Awalnya Jerry masih meyakini bahwa Chandra memiliki rasa yang sama dengannya. Bahwa gadis yang sekian lama tumbuh bersamanya itu tidak benar-benar ingin pergi darinya. Pertengkaran hebat dengan kekasihnya dianggapnya sepadan, asalkan dia bisa membawa kembali Chandra ke sisinya. Nyatanya, di depan matanya gadis itu berani meyakinkan diri bahwa dia lebih memilih orang lain daripada Jerry. Lebih memilih mengorbankan perasaannya daripada melukai hati sahabatnya.
Jerry hanya sanggup menatap kecewa cinta pertamanya yang terpaksa berakhir bahkan sebelum bersemi.
Melupakan adanya cinta lain yang setia menemaninya, kini menatapnya dengan tatapan yang sama kecewanya.
***
"Maaf." bisik Jemima, membuat Jerry menolehkan kepalanya ke arah gadis dengan raut pucat, terduduk di ruang tengah keluarga Sandjaya. Dengan Mark akhirnya memilih mengajak Chandra keluar. Membicarakan pernikahan sekalian makan malam, katanya.
"Jem---
"Maaf Jer. Aku memang sayang banget sama kamu, tapi bukan berarti kamu boleh nyakitin aku. Bukan berarti kamu bisa nuduh aku seenaknya." Jemima menghentikan kalimatnya, menghela nafasnya perlahan. Jerry hanya mampu memandang raut wajah gadis di sampingnya, yang sama sendunya dengan miliknya sendiri.
"Jem---
"Jerry, dari awal aku masuk ke lingkaran pertemanan kalian, aku bisa liat Chandra suka sama kamu. Aku bisa liat kalau kamu suka sama dia. Tapi aku juga suka sama kamu. Kalau kamu yang ngedeketin aku duluan, di mana salahku sih Jer?" keluhnya lirih. "Salahku kalau aku suka kamu? Salahku kalau kamu gak sadar Chandra juga suka sama kamu? Salahku juga kalau semua baru ketauan pas Chandra mau nikah sama masmu?"
"Aku... Minta maaf." sahutnya pelan, menggenggam tangan gadisnya yang sedikit bergetar.
"Jer." panggilnya perlahan sambil melepaskan genggaman pria yang masih berstatus sebagai kekasihnya. "Kalau kamu memang mau nyeriusin Chandra, kamu dapet izinku. Mumpung Chandra belum jadi istrinya Masmu. Karena kalau kamu bingung harus milih aku atau dia, kamu gak perlu bingung, aku sendiri yang bakal bikin kamu milih dia." lanjutnya, berdiri dari tempatnya, Jemima memilih berlalu tanpa menengok sekalipun ke arah pria yang masih termangu mendengar kata-katanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies
FanfictionSetelah kehilangan cinta pertamanya - yang ternyata lebih memilih sahabatnya -, Haera Chandra Pratama tidak pernah kembali berusaha memiliki hubungan dengan siapapun. Hingga ketika akhirnya sang sahabat menanyakan mengenai statusnya, Chandra terpak...