Chandra menggenggam bagian bawah tanktop yang dikenakannya gugup ketika merasakan bibir sang suami mengecupi pundak telanjangnya, karena tangan Mark sudah terlebih dahulu menurunkan tali yang dianggapnya mengganggu dan sekarang sudah berada di perutnya, mengelusnya lembut hingga membuat gadis itu merasa mulas. Ingin disentuh lebih tetapi juga takut jika dirinya akan merasa sakit. Meneguk ludahnya gugup, Chandra menghitung bahwa Mark sudah menciuminya lebih dari 10 menit tetapi dirinya masih sulit mengurangi ketakutannya.
"Sayang, rileks ya?" suara berat Mark memecah konsentrasi Chandra, saat merasakan tubuh istrinya menegang di bawah sentuhannya. Mark sedikit kebingungan ingin meneruskan foreplaynya, terutama setelah dilihatnya Chandra malah nampak ketakutan di dalam rengkuhannya. Tetapi Mark juga tidak bisa berbohong jika miliknya sudah terbangun dan mengeras. Seminggu menikah, Mark memang tidak berani lebih dari sekedar mencium istrinya. Tapi dengan gadis itu tertidur di sampingnya dengan baju minim, mana mungkin Mark tidak tergoda kan? Terutama ketika gadis itu menyentuh pahanya secara tidak sengaja dalam tidurnya.
"Nanti sakit gak?" rengek Chandra ketika ciuman Mark mulai turun ke perut dan paha bagian dalamnya, membuat gadis itu semakin tenggelam dalam ketakutan yang diciptakannya sendiri. Mark tertawa canggung mendengar pertanyaan istrinya, tangannya menahan pinggang gadis yang menggeliat gelisah. Satu tangan lainnya meremas payudara bulat yang terasa penuh di tangannya, menghasilkan lenguhan keluar dari bibir Chandra.
"I don't know. Nanti kalau kamu sakit, ya kita berhenti." ujarnya singkat, kembali mengecup paha istrinya. Memandangi bagian bawah tubuh istrinya yang telanjang, Mark mencoba memasukkan satu jarinya ke dalam tubuh istrinya yang justru disambut dengan pekikan tertahan Chandra, juga dengan dirinya yang jatuh terduduk ke arah belakang. Lengkap dengan rasa ngilu di dadanya karena ditendang sang istri.
"Sorry sorry." rapalnya, mengulurkan tangannya ke arah sang suami, masih merasa bersalah karena menendang pria itu hingga terjengkang.
"Gapapa." jawab Mark dengan senyum canggung, menempatkan diri di samping istrinya dan merangkulnya untuk membawanya kembali tidur, juga menyelimuti tubuh mereka berdua. Memutuskan tidak melanjutkan kegiatan mereka, juga menahan sesak di bagian bawah tubuhnya.
"I'm sorry I'm sorry." Isak Chandra di dalam dekapan sang suami, membasahi kaos yang dikenakan pria itu. Mark tidak bisa tidak tertawa menanggapi istrinya. Mengecupi pucuk kepalanya berkali-kali sembari membelai surai panjang sosok di dekapannya.
"Gapapa sayang. Jangan nangis ya." Ujarnya menenangkan. Meringis karena tangan gadis itu berada di perutnya. Semakin membuatnya tidak tahan untuk tidak meniduri istrinya.
"Kasian adeknya. Nanti masnya yang sakit. Ayo lagi." Ajakan Chandra membuat Mark tertawa. Gadis yang sebelumnya tegang karena perlakuannya, tiba-tiba berganti mengajaknya terlebih dahulu. Seakan dirinya beberapa saat silam sudah menghilang tak berbekas.
"Ya kamunya jangan tegang. Itu biar Mas aja." Chandra mencubit perut suaminya kesal. Tidak menyia-nyiakan kesempatan Chandra yang sudah terlihat lebih rileks dari sebelumnya, Mark lalu mencium bibir penuh Chandra. Lidahnya memasuki bagian dalam mulut istrinya, menjelajahi gigi rapi gadis itu.
"Pelan Mas." Bisiknya di tengah ciuman bersemangat sang suami. Kesulitan mengimbangi kenikmatan dari ciuman juga remasan di payudara kanannya. Chandra menjambak rambut suaminya, memaksanya mendongak demi posisi ciuman yang lebih nyaman. Mark menyeringai saat istrinya mulai rileks, memudahkannya memasukkan jemarinya ke dalam tubuh istrinya. Mengernyit kaget, Chandra meringis ketika jari kedua Mark ikut masuk ke dalam dirinya. Mencoba tidak mengulangi kesalahannya sebelumnya yang menendang pria itu. Melepaskan ciuman mereka, Chandra terengah mengambil napas, menahan diri karena rasa sakit yang menyengat di bawah tubuhnya. Menghembuskan napasnya perlahan, mencoba menenangkan dirinya sebelum benda yang lebih besar menggantikan jemari suaminya. Chandra kembali merengkuh suaminya di dalam ciuman yang dalam, mencoba membiarkan rasa sakitnya hilang perlahan.
"Dek." Desis Mark senang ketika istrinya mulai rileks dan membasahi jarinya yang mulai dikeluarkannya perlahan.
"Hmm?" Jawab gadis yang sudah terlentang, matanya sayu menatap pria yang tersenyum di atasnya, tidak sadar jika pria itu sudah melepas celananya, bersiap memasukinya.
"Mas sayang banget sama kamu." Ucapnya pelan, mencium kening istrinya yang terkekeh dengan perlakuan suaminya itu. Perutnya terasa penuh dengan rasa bahagia akibat kalimat singkat Mark. Menempatkan dirinya di tengah kedua kaki istrinya, Mark perlahan memasukkan miliknya ke dalam istrinya, membuat gadis itu memekik kesakitan.
"Anjjjjjj, sakit." Chandra menahan umpatannya ketika rasa sakit kembali menyengatnya. Matanya tidak sengaja beralih ke bawah tubuhnya yang hampir bertaut dengan suaminya. "GILA, ITU SEGEDE ITU YANG MASUK?" jerit Chandra tidak percaya melihat baru sebagian milik suaminya yang memasuki miliknya. Mark menertawakan reaksi polos istrinya, lalu buru-buru kembali mencium bibir istrinya sembari memasukkan miliknya perlahan. Chandra melenguh ketika dirasanya milik suaminya sudah terbenam sempurna.
"Hei. Dek. Kok langsung merem sih?" Tanya Mark saat Chandra mulai memejamkan matanya setelah pelepasan keduanya. Meski lelah, Mark mencoba mengajak istrinya untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum kembali tidur.
"Besok pagi sekalian aja mandinya. Capek." Balasnya dengan suara serak. Tangannya menyeret Mark agar mengikuti jejaknya untuk tidur dan memeluknya dari belakang. Mark menuruti permintaan istrinya dengan langsung merebahkan diri di belakang Chandra, tangannya memeluk posesif pinggang ramping wanita itu.
"Met bobo sayang."
"Hmm"
***
Coba tebak mana yang
dari kejadian beneran? WkwkwkkP.s : chapter khusus yang bisa dihapus sewaktu-waktu karena gak nyambung ke chapter sebelum dan sesudahnya wkwkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lies
Hayran KurguSetelah kehilangan cinta pertamanya - yang ternyata lebih memilih sahabatnya -, Haera Chandra Pratama tidak pernah kembali berusaha memiliki hubungan dengan siapapun. Hingga ketika akhirnya sang sahabat menanyakan mengenai statusnya, Chandra terpak...