Keesokan harinya, kini hari sudah malam sekitar pukul setengah 8 malam. Saat ini gue lagi berada di balkon rumah gue. Gue menatap bulan purnama yang sempurna di atas langit sana. Saat gue melamun sambil menatap bulan purnama itu gak tau kenapa tiba-tiba wajah Andra ada dalam bulan itu, Andra lagi tersenyum ke arah gue namun gue langsung tersadar dengan menggeleng-geleng kepala gue dengan pelan.
"Jangan pikirin Andra lagi" guman gue.
Tapi sialnya wajah Andra terus muncul di otak gue sampe gue berhalusinasi seolah-olah Andra ada di samping gue. Ayo sadar bell, Andra sekarang pasti ada di kamarnya, lagi main game mungkin.
"Bella" panggil seseorang.
"Iya Andra" sahut gue seraya memutar badan gue tapi gue terkejut saat gue lihat ternyata bukan Andra tapi Samuel dan lebih terkejutnya lagi gue. Kenapa gue harus nyebut nama Andra sih? "Samuel, maaf" ucap gue pelan.
"Gapapa" sahutnya. Samuel pun menghampiri gue dan berdiri di samping gue, "gimana, lo udah merasa baikan sekarang?"
"Alhamdulillah, udah"
"Syukurlah"
Tadi gue sekolah tapi tiba-tiba aja kepala gue merasa pusing lagi sampe gue harus ke UKS sama Melly yang menemani gue di sana.
"Ada apa lo kesini?" tanya gue.
Samuel memutar badannya, ia menatap bulan purnama. Gue juga. "Gue cuma mau ngomongin sesuatu sama lo'' katanya.
"Mau ngomongin apa?"
"Sebelumnya gue minta maaf kalo gue udah bikin hubungan persahabatan lo sama Andra jadi seperti sekarang ini. Bell lo udah tau kalo gue itu suka sama lo..."
Gue menatap Samuel, menunggu melanjutkan perkataannya sementara Samuel ia menatap gak tau ke arah mana dan tatapan itu seperti tatapan kosong.
"Gue suka sama lo itu pas hari pertama gue kenal sama lo. Dan saat gue tau lo sedekat itu sama Andra, gue langsung cari Andra kemana pun sampai akhirnya gue nemuin Andra dan gue ngomong sama Andra bahwa Andra gak boleh deket-deket sama lo lagi dan gak boleh sahabatan sama lo lagi. Maaf tapi gue beneran cemburu sama lo, gue gak mau melukai hati gue" tutur Samuel ia masih menatap kosong ke depan.
"Lo pikir hati gue gak luka saat Andra ngejauh dari gue? Gue bener-bener sedih saat Andra tiba-tiba ngejauh gitu aja dan gue gak tau alesannya kenapa''
Samuel natap gue, "iya gue tau. Tapi maaf, dulu gue suka banget sama lo jadi gue gak mikirin apa yang akan terjadi sama lo dan sekarang gue tau lo emang sukanya sama Andra bukan sama gue. Dan gue ngerasa bersalah saat lo terus-terusan sedih gara-gara Andra yang tiba-tiba berubah" Samuel menunduk, "maafin gue ya bell" lanjutnya.
"Lo salah besar dan gue bingung harus maafin lo atau enggak. Lo udah buat gue sama Andra jadi berjauhan sekarang"
Samuel kembali menatap gue, "bell gue udah bicara tadi di sekolah sama Andra kalo gue udah ngelepas lo, kalo gue gak akan buat persahabatan kalian jadi ancur lagi. Gue udah nyerahin lo ke Andra lagi"
"Apa kata Andra?"
"Andra gak bilang apa-apa lagi, Andra udah maafin gue. Setelah gue jelasin itu, Andra cuma bilang makasih doang terus abis itu pergi"
"Gitu doang?"
"Iya"
Kini gue yang menatap ke bawah dengan tatapan yang kosong, gue bingung dengan Andra yang sekarang. Andra itu cemburu atau kenapa sih? Kenapa Andra jadi berubah kayak gini? Lo kenapa, ndra?
Kalo aja ada angin yang bisa membisikkan suatu ucapan, gue pengen membisikkan ke angin buat tolong bilangin kalo gue suka sama Andra, gue kangen dan gue pengen sama Andra terus selamanya.
"Bell, gue minta maaf sama lo, gue minta maaf atas semua kesalahan ini. Maaf udah buat lo sama Andra jadi menjauh seperti sekarang ini. Sekarang gue ikhlas kalo lo mau bersama-sama Andra, gue gak mau kalo gue jadian sama lo tapi lo gak ada rasa apa-apa sama gue dan malah buat hati gue sakit, hati lo juga sakit. Jadi lebih baik buat gue sama lo mendingan kita jadi sahabat saja. Sahabat dari mulai sekarang sampai kapan pun"
Gue menatap pada Samuel lagi, gue lihat sorot matanya dia bener-bener bersungguh-sungguh minta maaf ke gue. Gue tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Iya, gue udah maafin lo Samuel. Gue harap dari kejadian yang kita alami saat ini, agar jadi pelajaran buat lo dan gue juga. Bahwa jangan merusak kebahagiaan seseorang demi kebahagian diri sendiri. Orang lain juga pengen bahagia dan pelajaran buat lo lagi supaya lo bisa jadi lebih dewasa lagi dalam pemikiran. Maaf, tapi ini untuk kebaikan lo juga agar lo bisa jadi pribadi yang baik lagi ke depannya. Lo dan gue sekarang udah dewasa, kita udah kelas 12 dan sebentar lagi akan lulus, gue harap lo menjadi lebih dewasa lagi ke depannya"
"Terima kasih atas penjelasan dan perkataan lo barusan. Gue paham, mungkin gue belum sepenuhnya dewasa karena memang dewasa itu bukan dari umur melainkan dari pemikiran seseorang. Bell, bisa gak kita jadi sahabat sejati buat selamanya? Kayak lo sama Melly"
Gue tersenyum, "siapa pun boleh jadi sahabat gue, asalkan orang itu gak pernah ngajak gue dalam hal keburukan yang akan merugikan gue dan juga orang itu gak datang pas susah doang"
"Gue gak akan kayak gitu, gue janji"
"Janji" gue mengacungkan jari kelingking gue.
Samuel mengaitkan jari kelingkingnya ke gue, "janji" ucapnya sambil tersenyum.
Bahagia. Iya gue bahagia karena masalah gue sama Samuel udah selesai. Setelah itu kami melepaskan kaitan jari kelingking kami.
"Ya udah kalo gitu gue pulang ya"
"Iya, yuk gue anter ke depan"
"Iya"
><
"Makasih atas semuanya ya, bell" ucap Samuel sebelum menaiki motornya.
"Iya Samuel, gue juga berterima kasih karena lo udah mau ngaku atas kesalahan lo"
"Iya. Kalo gue gak ngaku, gue gak akan bisa tenang seumur hidup"
Gue terkekeh pelan.
"Ya udah gue pulang ya" pamitnya.
"Iya"
Samuel memakai helm full face nya lalu menaiki motornya dan menyalakan motornya. "Pamit pulang ya, calon pacarnya Andra" ucap Samuel sambil tertawa lalu langsung pergi.
"Samuelllll...." pekik gue.
Tapi gue seneng Samuel ngejek gue tentang Andra dan itu membuat gue masih tersenyum sampe sekarang. Sekarang gue harus memantapkan hati gue buat segera menyelesaikan masalah gue sama Andra. Samuel aja berani mengakui kesalahannya tapi apa gue punya salah sama Andra? Punya salah atau enggak, gue harus menemui Andra dan memperbaiki semuanya.
Ya, besok gue harus nyari Andra buat bicara atau menyelesaikan masalah gue sama Andra. Gue bener-bener gak kuat lagi berjauhan apalagi gak deket-deket sama Andra.
Gue langsung kembali ke kamar gue dan segera tidur agar gue bisa cepat-cepat ketemu Andra besok.
><