42 - pengakuan

1.1K 88 2
                                    

Gue sekarang lagi duduk di kursi perpustakaan sendirian dan sambil membaca novel. Saat ini lagi istirahat gue gak mau ke kantin karena gue lagi males ketemu Andra. Gue kesel, setiap ketemu sama Andra, Andra selalu membuang muka atau gak natap gue sama sekali.

"Lo kok gak bilang kalo mau kesini?" kata seseorang dan membuat gue menoleh kepadanya.

"Samuel" ujar gue. "Ehh iya tadi gue mau sendirian aja" lanjut gue.

"Berarti gue ganggu lo sekarang?"

"Enggak kok, asal lo jangan berisik aja"

"Oh ya udah deh"

Gue tersenyum lalu kembali fokus membaca novel gue.

"Gue suka lo Bella" ucap Samuel tiba-tiba dan membuat jantung gue seperti berhenti berdetak.

Gue menoleh lagi ke dia, "maksudnya?" tanya gue agar lebih jelas.

"Gue suka sama lo Bella"

Apa? Samuel suka sama gue? Jantung gue kali ini berdetak lebih cepat, sangat cepat sampai ingin meledak. Ah rasanya gue pengen menghilang tiba-tiba dari sini.

"Bisa di ulangi?"

"Gue suka sama lo Bella Azkia Davira"

Gue benar-benar kaget mendengar itu, sangat kaget. Samuel suka sama gue? Kok bisa? Tapi sejujurnya gue gak memiliki perasaan apa-apa ke dia. Samuel berhasil buat gue terkejut akan pernyataannya dan gue bingung harus jawab apa.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Samuel langsung.

Astaga! Ah gue sangat, sangat, sangat terkejut dengan pertanyaan ini. Baru pertama kali gue ngerasain di tembak oleh cowok. Gue baru pertama kali ngerasain gimana debaran jantung saat seorang cowok ngungkapin rasa cinta ke gue. Tapi gue bingung gimana gue jawab pertanyaan Samuel.

Kalo di lihat-lihat. Samuel emang ganteng, keren dan cukup pintar menurut gue juga gak jauh beda sama Andra. Samuel jago juga main basketnya dan dia juga orangnya pemberani. Tapi gue gak suka sama Samuel, gue biasa-biasa aja sama dia.

Gue rasa ini seperti pertanyaan yang sulit untuk gue jawab dibanding dengan pertanyaan-pertanyaan saat ulangan. Saat ulangan kita bisa menghapal dulu sedangkan ketika ada seseorang mengungkapkan perasaannya itu sangat sulit untuk kita jawab, kalo gak suka sama orang yang ngungkapin rasa cintanya ke kalian. Takutnya Samuel malah sakit hati dan gue gak mau bikin orang sakit hati.

Memang gue orangnya kayak gini, gue orangnya gak enakan. Kalo gue nolak Samuel jadi pacar gue, gue bisa ngerasain gimana kecewanya Samuel saat setelah gue tolak dia dan gue bisa bayangin ketika gue sama Samuel di kelas atau dimana pun itu, gue sama Samuel pasti canggung. Tapi kalo gue nerima dia jadi pacar gue, jujur gue gak ada sedikit pun perasaan suka, sayang dan cinta ke Samuel. Gue udah nganggap Samuel kayak kakak gue sendiri. Dia dewasa makanya gue nganggap dia kayak kakak gue sendiri.

"Kok diem?" tanyanya.

"Hah apa?"

Samuel terkekeh pelan, "tadi gue bilang apa?"

"Kok diem"

"Bukan itu sebelumnya"

Deg.

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Sebelumnya lagi" Samuel tersenyum.

"Gue suka lo"

"Gue juga suka sama lo"

Samuel tersenyum lebar sementara gue tersenyum seperti malu-malu walaupun gue terpaksa.

Duk...

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang