Gue terbangun dari tidur gue. Gue gak tau berapa jam gue tidur dan gue harap kejadian itu adalah mimpi buruk gue tapi bukan. Kejadian itu benar-benar terjadi dan sekarang gue masih tetap berada di ruangan kosong dan sendirian disini.
Gue gak tau ini udah pagi atau emang masih sore. Cukup cerah gue liat ke luar, gue rasa ini udah pagi. Itu berarti gue udah satu hari disini.
Gue laper banget dari kemarin pagi gue belum makan lagi, gue pengen makan tapi gue harus gimana kedua tangan gue dan kedua kaki gue terikat yang membuat gue gak bisa ngapa-ngapain. Bisma dan Tiara juga gak tau kemana, apakah mereka ninggalin gue kayak gini? Jahat banget mereka.
Gue harus sabar, gue terus bersabar dan bertahan dengan keadaan yang seperti ini walau gue gak tau gue akan kuat atau enggak tapi gue harus kuat sampai ada seseorang yang nemuin gue disini. Tapi apakah akan ada seseorang yang bisa nemuin gue disini? Ini di gudang kosong dan seperti berada di hutan.
Cukup lama gue bertahan dengan keadaan yang seperti ini sampai akhirnya ada yang memecahkan kaca, awalnya gue kaget dan takut kalo ada apa-apa yang buat gue terluka lebih tapi gue lega ternyata Andra datang melalui jendela.
Bagaimana Andra bisa tau gue ada disini? Itu beneran Andra kan? Kenapa bisa secepat itu? Tapi syukurlah kalo Andra datang buat nyelamatin gue. Gue lumayan tenang sekarang.
"Andra" panggil gue dengan suara yang pelan karena gue sangat lemah sekarang.
Andra segera menghampiri gue, "bella sayang kamu gapapa?" tanyanya.
Gue bener-bener kaget kenapa Andra bisa selembut ini.
"Aku baik-baik aja Andra, cepetan buka ikatan di tangan sama kaki aku. Aku pengen keluar dari sini"
"Iya bentar aku bukain dulu"
Andra segera membuka ikatan tali di tangan dan kaki gue. Setelah terbuka gue berdiri walau sedikit di bantu dengan Andra lalu tiba-tiba aja gue memeluk Andra. Mungkin gue refleks.
"Hey kamu kenapa bell. Kamu udah bebas, sekarang kita harus cari jalan keluar dari sini" ujar Andra.
"Aku takut Andra" ucap gue pelan.
"Kamu sekarang gak usah takut lagi, aku sekarang ada disini sama kamu'' Andra tersenyum ke gue, gue juga.
Suara pistol terdengar sangat keras, sedetik kemudian Andra ambruk sampe gue ikut jatuh. Gue duduk dan memeluk Andra, gue nangis dan gak percaya itu semua terjadi.
Andra tertebak dan entah oleh siapa, gak ada siapa-siapa disini atau mungkin ada orang lain yang menyelinap? Gue yakin antara Bisma dan Tiara yang ngelakuin ini.
"ANDRAAA..." teriak gue dengan sangat kencang.
Gue terbangun dari mimpi gue yang buruk itu, gue menghembuskan napas lega ternyata itu hanya mimpi.
Tapi gue sedih, gue masih terjebak disini sendirian. Sampai akhirnya pintu terbuka dan menampilkan Tiara, kenapa harus Tiara yang datang? Kenapa gak Andra atau kak Bima aja sih yang datang? Gue pengen cepet-cepet bebas dari sini.
"Enak gak tidur disini?" tanya Tiara.
Gue diam sambil natap Tiara dengan penuh kebencian.
"Heh punya mulut gak sih? Jawab dong, percuma juga gue gak perban tuh mulut lo"
"Menurut lo?" ucap gue.
"Oh masih bisa bicara ternyata"
Gue menatap ke arah lain tapi tiba-tiba Tiara memegang dagu gue sehingga gue menatapnya kembali.
"Sekarang gue puas lihat keadaan lo yang sekarang ini, gue benar-benar puas" kata Tiara seraya melepaskan tangannya dari dagu gue.
Lalu datanglah Bisma sambil membawa makanan dan membuat gue jadi lapar, dia duduk di salah satu kursi lalu makan dengan santainya.
"Apa lo lihat-lihat? Lo lapar?" tanya Bisma, dengan segera gue langsung memalingkan wajah gue.
Gue udah gak kuat lagi disini, gue udah bener-bener tersiksa disini.
"ANGKAT TANGAN SEMUA" teriak seseorang dari luar lalu datanglah 2 polisi.
Gue tersenyum senang, Bisma yang sedang makan langsung menjatuhkan piringnya sampe piring itu pecah lalu ia mengangkat tangannya. Tiara yang sedang natap gue juga langsung mengangkat tangannya.
Andra datang menghampiri gue, ia berlari kecil lalu berhenti di hadapan gue.
"Lo gapapa?" tanyanya.
Jauh dari mimpi gue, dia gak semanis di mimpi. Tapi ngapain juga gue mengharapkan kalo dia akan berbuat manis ke gue.
"Gue baik Andra" ucap gue pelan.
Gue lihat 2 polisi itu sudah membawa Tiara dan Bisma pergi. Gue gak tau apa gue harus senang atau malah kasihan dengan mereka? Tapi gue gak peduli juga.
Andra langsung membuka ikatan tangan dan kaki gue, setelah terbuka gue langsung berdiri tapi gak memeluk Andra seperti di mimpi gue.
Tapi Andra yang justru malah memeluk gue terlebih dahulu. Jelas gue kaget banget.
"Gue cemas saat gue dapet vidio call dari Bisma kalo lo di sekap disini, gue langsung suruh supir gue buat ngebut bawa mobilnya biar bisa cepet sampe ke Jakarta. Dan biar bisa cepet nyelametin lo. Gue bener-bener khawatir sama lo takutnya lo kenapa-napa" jelas Andra dengan nada agak cepat dan Andra terdengar khawatir banget sama gue.
Gue tersenyum dan membalas pelukan dari Andra. "Gue baik-baik aja disini, gue bersyukur sekarang karena gue udah bebas. Gue bener-bener seneng. Makasih udah mau cari gue"
Gue menutup mata, kami masih berpelukan dan enggan untuk melepaskannya. Jujur gue nyaman ketika begini. Gue nyaman sama Andra.
"Bella" panggil seseorang dan suara itu seperti kak Bima.
Gue langsung membuka mata dan menatap ke depan. "Kak Bima" ucap gue pelan.
Andra langsung melepaskan pelukan dan ia pun berdiri di samping gue.
Kak Bima langsung menghampiri gue dan saat kami udah berhadapan gue langsung memeluk kak Bima dengan erat. Gue seneng kak Bima juga ada disini.
Kak Bima melepaskan pelukan lalu natap gue, "kamu gak apa-apa Bella?" tanya kak Bima.
"Aku gapapa kak"
"Kakak kaget saat baru bangun terus di telpon Andra terus Andra bilang kalo kamu di culik. Kakak langsung hubungin ayah dan ayah lagi terbang menuju Indonesia"
Gue terkejut mendengar bahwa ayah akan kesini, gimana kalo ayah ngajak gue buat kembali ke London?
"Pasti nanti ayah akan bawa aku ke London lagi kan, kak?" tanya gue.
"Kamu disini gak baik-baik aja, lebih baik kamu di London sama ayah dan juga kakak"
Dengan cepat gue menggelengkan kepala, "aku gak mau kak, aku mau disini. Aku nyaman disini"
"Kamu mau kejadian ini terulang lagi?"
"Kakak aku disini banyak teman, banyak yang jaga aku termasuk Andra"
Kak Bima menatap Andra sebentar lalu kembali natap gue.
"Kakak percaya sama aku, aku akan baik-baik aja disini. Aku janji gak akan kayak gini lagi kak. Please ijinin aku untuk selamanya disini. Lagian kan kak, Bisma sama Tiara itu udah di tangkap sama polisi kan tadi"
"Gue janji akan lebih baik menjaga Bella, kak" ucap Andra.
Gue sama kak Bima langsung menatap Andra lalu gue pun menatap kak Bima lagi.
"Kak Bima aku mohon, ijinin aku buat tinggal selamanya disini. Ada Andra yang akan menjaga aku kak"
Kak Bima menatap gue kembali, ia menghembuskan napas pelan. "Kakak gak bisa ngijinin kamu, nanti kamu bicarain aja sama ayah ya"
Gue pun mengangguk paham, "iya baik kak"
><
