16 - rumah sakit

1.5K 111 0
                                    

Gue sama Andra baru aja sampai di rumah sakit. Gue lihat Devan juga ada disini, dia lagi berdiri sambil bersandar di dinding dan sambil melipat kedua tangannya di depan dada sementara Farel sedang duduk dengan menatap kosong ke depan. Gue tau perasaan Farel kayak gimana, pasti Farel khawatir banget sama kondisi Melly. Gue juga bisa merasakan itu. Gue sebagai sahabatnya, gue pun juga merasa khawatir dan cemas. Bagaimana kalo terjadi apa-apa dengan Melly?

"Farel, gimana keadaan Melly?" tanya gue.

Farel menoleh ke gue, "dokternya masih di dalam" jawab Farel dengan nada pelan tapi masih bisa gue dengar. Gue tau sekarang Farel lagi gak mau di ajak ngobrol karena sekarang Farel hanya mau diam sampai dokter datang.

Sedih rasanya ngeliat Melly kayak gitu, lalu gue pun duduk di sebelah Farel dan Andra pun mengikuti gue duduk, dia duduk di sebelah gue.

"Bell" panggil Andra.

Gue belum sempat menghapus air mata gue, gue langsung menoleh ke Andra.

"Ikut gue sekarang" tanpa menunggu jawaban dari gue, Andra langsung narik tangan gue lalu pergi.

><

Andra membawa gue pergi ke taman rumah sakit entah apa tujuannya Andra membawa gue kesini bahkan Andra nyuruh gue duduk terlebih dahulu sementara dia gak tau pergi kemana.

Tak lama kemudian Andra datang dengan membawa satu baskom kecil yang berisi air dingin dan dia juga bawa satu handuk kecil. Gue gak tau buat apa Andra membawa air dingin sama handuk kecil itu.

"Ini kenapa?" tanya Andra, ia menunjuk pipi kiri gue ternyata Andra menyadarinya. Gue yakin pipi kiri gue masih merah karena tamparan Tiara tadi sangat keras.

Gue yang lagi nangis malah makin nangis karena mengingat kejadian waktu Tiara nampar gue, Tiara emang tega. Dia jahat.

"Malah nangis, jawab ini kenapa?" tanya Andra lagi.

Gue menghapus air mata gue lalu berhenti menangis, "di tampar" jawab gue.

"Di tampar Tiara?"

Gue mengangguk pelan.

"Fuck" guman Andra pelan.

Andra membasahi handuk kecil itu dengan air dingin lalu ia memerasnya dan menempelkannya di pipi kiri gue.

"Sakit gak kalo kayak gini?"

"Dikit"

Bisa gue simpulin Andra emang bandel dan nyebelin tapi dia masih mempunyai hati buat nolong atau peduli terhadap orang lain.

"Udah tau diri lo juga kenapa-napa malah sok nolongin orang, mau jadi pahlawan lo?" cibir Andra.

Baru aja gue puji dia dalam hati eh dia malah buat gue kesel lagi. Emang ya Andra itu kalo baik cuma awalan doang terus nantinya Andra balik lagi bikin gue kesel. Yang jadi pertanyaan, apakah Andra juga kayak gitu ke orang lain atau cuma ke gue doang?

"Biarin aja kali, lagian bekas tamparan itu gak lama palingan juga beberapa jam lagi sembuh. Ngapain sih lo sok peduli sama gue tapi nyatanya lo itu masih bikin gue kesel" balas gue.

"Emang salah kalo gue peduli sama lo? Gue cuma pengen jadi temen yang baik buat lo!"

"Ya boleh aja tapi gak usah bikin gue kesel juga"

"Siapa juga yang bikin lo kesel"

"Lo"

"Kapan?"

"Tadi!"

"Tadi kapan?"

"Gak tau ah pusing" udahlah pusing kalo debat sama Andra, emang dia kadang suka menang kalo lagi debat.

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang