28 - tragedi kedua

1.2K 103 0
                                    

Pagi harinya gue sama yang lainnya sedang bersiap-siap di tenda untuk melakukan mencari jejak di hutan. Gue kesel sama Tiara dan kedua temannya itu, cukup lama gue sama Melly nunggu mereka buat siap-siap . Hampir kurang lebih 30 menit gue sama Melly nunggu mereka.

Daritadi gue teriak-teriak untuk mempercepat mereka, mereka selalu bilang bentar lagi, bentar lagi! Tapi nyatanya lama. Kalo mereka bukan kelompok gue, gue gak akan nunggu selama ini.

"Apaan sih lo berisik banget daritadi" gerutu Tiara

Harusnya gue yang marah karena mereka lama!

"Kalian itu lama banget sih, kelompok kita bentar lagi akan di panggil!" kata gue dengan nada marah.

"Oh gitu" ucap mereka bersamaan yang langsung pergi.

Nyesel gue. Harusnya jangan nunggu mereka kalo akhirnya mereka gak mau bareng.

"Udah sabar bell" lirih Melly.

Gue menoleh dan mengangguk. Terkadang gue emang begini, kadang suka emosi tapi Melly selalu peringatin gue begitupun sebaliknya kalo Lala emosi, gue selalu menenangkannya.

><

Sekarang gue sama kelompok gue udah berada di tengah hutan. Kami sedang mencari sesuatu yang tertulis di kertas berada di sekitar sini tapi gak tau dimana.

"Aduh gue pengen buang air kecil nih, ayo temenin gue" Tiara langsung narik tangan gue. Gue heran kok Tiara malah narik gue bukan kedua teman dia aja.

Saat berada di dekat jurang dan banyak semak-semak di sekitar, Tiara ngelepasin tangan gue lalu menoleh ke gue.

"Eh gue kira Mona atau Rika, ternyata elo bell" ujarnya. "Ya udah lah gapapa, eh bell tunggu ya gue mau buang air kecil dulu bentar tuh disana. Bentar ya" pintanya.

Gue cuma ngangguk aja, lalu Tiara pun berjalan menuju semak-semak.

Gue diam, gue menatap ke arah jurang dan serem rasanya. Jurang itu gak terlalu dalam tapi ya begitulah pokoknya serem. Gue udah ngerasain perasaan gak enak tapi gue harus berpikir positif. Tapi perasaan gak enak itu semakin kuat sampe buat gue gak tenang.

Tapi tiba-tiba....

"AAAAA"

GUE JATUH!!!

Tiba-tiba aja gue jatuh ke jurang itu, kepala gue terbentur batu yang berukuran sedang, samar-samar gue menatap ke atas dan melihat Tiara yang sedang tertawa di sana. Dan gue nyerah buat tetap kuat lalu akhirnya setelah itu gue gak tau apa-apa lagi.

><

Gue mengerjapkan mata beberapa kali, yang gue lihat hari sudah malam. Gelap banget di sini tapi untung aja malam ini bulan purnama jadi agak terang sedikit. Gue takut banget, gue takut gak ada yang nemuin gue disini. Gue takut kalo tiba-tiba ada hewan buas yang akan memakan gue. Siapapun tolong gue, gue benar-benar ketakutan.

"BELLA" teriak seseorang.

Gue menoleh ke sumber suara, gue tersenyum senang, gue sangat senang dan bersyukur ternyata gue masih diberi keselamatan.

Seseorang terus memanggil nama gue dan gue sedang berusaha bersuara agar seseorang itu bisa mendengar suara gue. Gue udah ngeliat orang itu walaupun gue belum tau dia siapa. Dia lagi nyari gue dengan membawa senter atau mungkin senter yang ada di handphone nya.

Saat semakin dekat. Jelas gue mendengar suara siapa itu. Andra, Gue mendengar suara Andra.

"ANDRA, GUE DI BAWAH" gue berteriak berusaha untuk keras. Semoga saja Andra mendengar teriakan gue.

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang