18 : caranya

1.1K 184 3
                                    

kayaknya buat ngehindar sebisa mungkin dari kak soobin sekarang ini emang susah banget, apalagi aku ada di klub yang sama sama dia. niatnya pengen keluar dari klub aja, tapi nggak enak sama kakak-kakak pembimbing. pun, waktu daftar dulu udah diminta buat komitmen sama klub ini.

setelah kak yeji sama kak hyunjin jelasin sebentar tentang ngehitung gamet di depan, kami dikasih latihan soal. dari semua materi biologi yang ada, aku paling nggak bisa materi ini. padahal kelihatannya gampang, tapi nggak tahu kenapa pas dicoba jadi susah.

selanjutnya, kak heejin sama kak soobin keliling buat mastiin semua ngerjain dengan bener. aku pura-pura bisa dengan nggak nampilin wajah kebingungan, takut-takut kalau disamperin. kalau kak heejin sih enggak masalah, tapi kak soobin ....

"udah paham?"

aku hampir aja jatuhin pulpen waktu denger suara yang akhir-akhir ini menuhin kepalaku itu.

"kak soobin ...."

"belum kamu kerjain? belum paham, ya?" kak soobin nanya sambil ngelihat bukuku. dia nunduk, dan wajahnya setara sama wajahku. aku sampai tahan napas saking deketnya. "bagian mana yang belum paham?" tanyanya lagi sewaktu aku tetep diem.

aku berusaha sadar dan geleng-gelengin kepala samar. terus, aku nunjuk sebuah coretan di bukuku. "yang ini, kak."

kak soobin kelihatan mahamin bentar, terus mulai ngejelasin ke aku. sedangkan aku sendiri nggak bisa fokus. selain terlalu deket, aku ngelihat kak yeji di depan yang lagi balik lihatin kami berdua dengan ekspresi yang sulit dijelasin. dia marah, cemburu, atau apa?

tapi apa pun itu, aku nggak mau ngebuat masalah sama siapa pun, apalagi yang berhubungan sama kak soobin.

"paham?" kak soobin nyadarin aku dari lamunan.

"eh, i-iya?"

"kamu nggak denger penjelasan saya, ya?" tebaknya, yang sayangnya bener banget.

aku nunduk malu, dan itu udah ngewakilin jawabanku atas tebakannya.

kak soobin ngehela napas, terus dengan sabarnya bilang, "ya udah, saya jelasin sekali lagi, ya. kali ini dengerin baik-baik, oke?"

"iya kak, maaf," kataku.

kak soobin coba ngejelasin lagi, dan kali ini aku bener-bener fokus ke dia. bukan ke penjelasannya, tapi ke wajahnya. dari jarak sedeket ini, rasanya aku bisa ngehitung berapa bayak bulu mata kak soobin. belum lagi sama matanya yang bersinar itu, bibirnya pas bicara, dan rambut wanginya. kak soobin bener-bener paket sempurna buat aku. mulai dari sifatnya sampai fisiknya yang harusnya cuma jadi nilai tambah.

tiba-tiba aja aku keinget hubungannya sama kak yeji lagi. aku sadar kak soobin udah punya pacar, yang lebih cantik ketimbang aku. buat dapetin kak soobin waktu dia nggak punya pacar aja susah, apalagi ini.

aku nggak tahu yang kulakuin bener atau salah. tapi di detik selanjutnya, bersamaan dengan kak soobin yang ngejelasin, aku berani buka suara. suara yang amat kecil, sampai ragu-ragu kalau kak soobin bisa denger atau enggak. "kak soobin, gimana sih caranya buat berhenti suka sama kamu?"

***

"hai, rin! sini cepet!"

seya lambaiin tangannya pas aku mau keluar gerbang sekolah. kok dia belum pulang, mana sama kak yeonjun lagi di sampingnya.

"rin, ikut kita, yuk!" kata seya waktu aku udah ada di depannya.

"ke mana?" tanyaku, sekilas natap ekspresi kak yeonjun yang sulit dijelasin. "jangan bilang kalian mau jadiin gue obat nyamuk!"

"enggak, kok. gue ada temen buat lo." seya celingukan, terus ngangkat tangannya ke atas. dia lambaiin salah satu siswa yang masih pake seragam basket yang lagi jalan ke arah gerbang-choi beomgyu. ini seya udah kayak mau begal orang aja, orang lain mau pulang disuruh berhenti dulu.

beomgyu dateng dengan ekspresi bertanya. "ngapain?"

"gyu, lo nggak ada acara kan abis ini? langsung pulang?"

"iya, emang kenapa?"

"lo ikut kita ke suatu tempat, ya. kasian arin nggak ada temennya. masa dia jadi obat nyamuk gue sama kak yeonjun."

aku natap seya sebel. padahal aku sama sekali nggak nyetujuin apa pun ke dia. "se, gue nggak mau ikutan. gue capek abis ikut klub, sekarang mau tidur di rumah," kataku.

"pokoknya lo harus ikut. gue sama kak yeonjun udah nungguin lo sedari tadi, ya meskipun dengan itu gue bisa berduaan sama kak yeonjun sih, hehe." seya ketawa kecil yang kedengerannya justru aneh. "beomgyu, lo mau kan?"

aku natap beomgyu, ngisyaratin dia supaya nolak ajakan seya. tapi, beomgyu malah nggak peduliin aku dan ngangguk setuju.

"tapi gue ganti baju dulu, ya. nggak enak kalo pake seragam basket gini."

seya ngacungin kedua jempolnya di udara. "sip, gue tunggu di depan."

aku pun ngehela napas pasrah. []

 []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Limerence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang