28 : obrolan canggung

1.1K 179 2
                                    

kakiku gemeteran, badanku rasanya panas-dingin, dan aku nggak berhenti keringetan. rasa gugupnya ngalahin saat maju ke depan kelas buat presentasi.

"gimana keadaan kamu sekarang?"

waktu denger suara kak soobin, aku bertambah takut. padahal dia ngomong pake suara yang lembut dan cuma nanyain keadaan, tapi reaksiku hampir nggak bisa dikendaliin.

kami berdua duduk di taman belakang sekolah. kak soobin sengaja ngajak ke sini karena selain suasananya cukup tenang, juga karena kalo di lapangan kayak kemarin bisa-bisa aku kelempar bola lagi. aku tahu dia lagi bercanda waktu ngomong itu, tapi aku sama sekali nggak bisa ketawa. kak soobin yang awalnya ketawa juga jadi diem gara-gara aku diem.

"udah enakan?" tanya kak soobin lagi, dan aku ngangguk.

kami saling diem buat beberapa saat. lalu, dua orang siswi lewat di depan kami dan natap kami dengan pandangan yang nggak bisa kudefinisikan. jangan sampe deh mereka salah paham karena kami berduaan di sini. aku pengen ngajak kak soobin pindah tempat atau enggak nggak usah ngobrol lagi aja, tapi sebelum aku nyampein itu, kak soobin bicara lagi.

"emm ... soal kemarin, nggak usah dipikirin, ya. anggap aja saya nggak pernah ngomong begitu ke kamu."

ini kak soobin ngebahas tentang perasaanku, kan?

"rin?"

"eh, i-iya, kak." mana bisa dilupain, udah telanjur malu!!!

sebenernya aku penasaran gimana perasaan kak soobin waktu tahu aku suka sama dia. tapi ngelihat sikapnya ke aku, kayaknya dia bukan tipe orang yang terlalu mikirin hal-hal kayak gitu. dia respect ke orang yang suka sama dia, tapi ya dibiarin aja. hatiku rada sakit jadinya.

"maaf juga kemarin bikin kamu kaget sampe kelempar bola." kak soobin ngusap tengkuknya bentar, terus ngelanjutin, "sebagai permintaan maaf, pulang sekolah mau jalan sama saya?"

aku langsung aja kaget denger kalimat terakhirnya. "m-maksudnya, kak?"

"ya ... bukan jalan yang gimana, sih. cuma beli makan apa gitu kek, hehe." kak soobin ngejelasin sambil ketawa canggung, hal yang belum pernah kulihat dari dia sebelumnya. "jadi gimana?"

aku mikir bentar. ngesampingin rasa malu, ini kesempatan yang bagus buatku deket sama dia. lagian aku juga belum sempet nanyain tentang hubungannya sama kak yeji. mungkin aku harus coba. "emm ... boleh," aku ngejawab pelan.

kak soobin senyum. "oke, nanti saya tungguin di gerbang aja, ya."

"iya, kak."

setelah itu, kak soobin bicarain tentang anak yang ngenain aku bola kemarin. katanya, anak itu nggak sengaja dan kaget waktu ngelihat dahiku berdarah meskipun yang keluar dikit doang. dia juga mau bantu mulangin aku, tapi nggak berani, takut disalahin sama keluargaku.

"bentar, kak soobin bisa tahu rumahku dari mana?" aku tanya penasaran.

"yeonjun yang saya suruh tanya ke pacarnya di mana alamat kamu."

aku cuma ngejawab "oh" panjang. pantesan seya bisa tahu kalau aku abis 'kecelakaan' kemarin.

waktu istirahat hampir habis. kak soobin lalu pamit pergi, tapi sebelum itu dia nawarin buat nganterin aku yang langsung kutolak. gimanapun orang-orang taunya kak soobin itu pacar kak yeji, dan aku nggak mau kalau sampe ada yang salah paham dan nyebar berita yang enggak-enggak.

akhirnya, kami jalan sendiri-sendiri dan aku udah nggak ngelihat sosok kak soobin begitu dia belok kanan di pertigaan koridor. []

 []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Limerence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang