masih dengan kecanggunganku di deket kak soobin. setelah pesen es krim, kak soobin ngehampirin aku di bangku. dia kelihatan tenang banget, kayak nggak takut ada yang mergokin atau canggung juga kayak aku.
"ngomong-ngomong, kamu suka es krim, ya?" tanya kak soobin.
"uhm, iya, kak. kok kak soobin tau?" aku balik nanya.
"ya abisnya kamu tadi antusias banget waktu saya tawarin buat beli." kak soobin ketawa kecil.
aku nunduk malu sambil makan es krimku pelan.
"saya juga suka es krim, haha," kak soobin ngelanjut. "kalo lagi sedih atau kecewa pasti saya cari es krim."
"eh, aku juga gitu. rasanya jadi agak tenang kalo abis makan es krim." aku mulai tertarik sama obrolan.
"bener banget!"
"es krim emang bisa bikin mood jadi bagus."
"iya." kak soobin ketawa, dan otomatis aku juga ikut ketawa sampe es krimku hampir jatuh. untung aku cepet sadar dan segera nyeimbangin posisi tangan.
"nah, gitu, dong."
"hm?" aku natap kak soobin yang mendadak berhenti ketawa dan bilang gitu dengan senyuman di wajah.
"gitu, dong. ketawa, jangan sedih terus."
aku ketegun dan diem sebentar. "a-aku nggak sedih, kok. siapa yang sedih?"
"hmm ... kalo gitu kamu lagi kecewa?"
"enggak." aku nunduk lagi, kali ini antara malu dan bodoh-bodohin diri sendiri.
hening sebentar, kak soobin ngehabisin es krimnya tanpa suara. tapi setelah itu dia ngomong, "ya udah, mau pulang aja?"
denger itu, aku langsung ndongak. enggak, aku masih mau di sini. pengen kujawab gitu, tapi kesannya pasti aneh.
tapi seolah bisa denger suara hati aku, kak soobin ngomong lagi. "iya deh nggak pulang. tapi kamu jangan pasang wajah sedih terus, ya. kan tujuan ke sini buat seneng-seneng juga."
aku ngangguk, lalu ngabisin es krimku tanpa ngomong lagi.
karena nggak tau apa yang harus dijadiin topik obrolan, akhirnya kak soobin ngajak jalan keliling taman. aku masih jalan sambil sembunyi-sembunyi dikit di belakang kak soobin sampe dia kayaknya heran sama kelakuanku.
"rin, kenapa, sih?"
aku cuma ngegeleng sambil senyum.
kak soobin berhenti, dan aku refleks nabrak lengannya. "ada apa, kak?" tanyaku.
"kamu aneh banget jalan di belakang gitu."
aku ketawa renyah, nggak tau harus ngerespon apa selain itu. nggak mungkin juga aku bilang kalo takut kepergok anak lain. lagian kak soobin sedari tadi juga kelihatan santai aja.
"maaf, ya. tapi mendingan jalan di sebelah saya aja biar orang-orang ngelihatnya nggak aneh." buat yang kedua kali, kak soobin gandeng tangan aku. sempet kaget lagi, tapi kali ini aku nurut. kami jalan sambil gandengan, dan aku makin nunduk, khawatir sekaligus nyembunyiin perasaan seneng.
di tengah momen itu, kak soobin tiba-tiba aja bersuara dengan nada rendah, "biar kamu nggak hilang juga, soalnya kayak anak esde."
dia ketawa setelahnya, nggak tau tujuannya biar aku ketawa juga atau enggak. yang jelas, perasaanku sekarang makin nano-nano—kesel, seneng, khawatir campur jadi satu—dan semua gara-gara seorang bernama choi soobin. []
a/n : kalian mau ending yang happy atau sad? wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence ✔
Fanfiction[ft. Choi Soobin] ❝Kak, gimana sih caranya buat berhenti suka sama kamu?❞ ⚠️⚠️⚠️ -lowercase -nonbaku -short ff Published : -+ July 2019