5. Ketertarikan yang memusingkan

2.1K 123 5
                                    

Di sebuah rumah megah. Seorang lelaki tengah duduk diam didepan kedua orang tuanya, jarang sekali keduanya memintanya untuk bertemu. Bukan tidak boleh, tapi semenjak dirinya sudah punya pekerjaan kedua orang tuanya jarang mengurusi tingkahnya, karena mereka sibuk mengurus adik laki-lakinya yang bar-bar luar biasa. Ya, namanya anak lelaki, nakal boleh saja tapi kelewat aturan yang gak boleh-boleh saja.

Dia dan adiknya memang berbeda, jika adiknya aktif luar biasa maka dia akan pasif luarrr biasa. Jika adiknya penuh dengan kejutan maka dirinya penuh dengan misteri. Jika adiknya menghabiskan masa SMA dengan brutal alias pereman sekolah, maka dirinya menghabiskan masa SMA dengan diam dan belajar.

Sungguh beda, tapi perbedaan itu indah bukan, dia dan adiknya juga gak pernah memiliki pemikiran iri dan dengki karena dirinya akan mengalah untuk kesekian kalinya, walau kadang keduanya sering cekcok. Ziyan atau yang bernama lengkap Ziyan Haidar Gumilar itu tidak pernah mempermasalahkan sifat adiknya yang kadang mencari ribut dengannya.

"Kalian ingin membicarakan apa?"

Papahnya menghela nafas, "Kamu punya pacar?"

"Kenapa Papah tanya itu?" tanya Ziyan balik.

"Ian, jawab saja pertanyaan Papahmu," kata Mamahnya geram. Anaknya yang satu ini memang unik, selain dingin luar biasa anaknya ini sungguh menyebalkan, lihat saja bukannya menjawab malah balik bertanya.

Ziyan menghela nafas. "Aku tidak punya waktu mencari kekasih."

Papah dan Mamahnya tersenyum.

"Baiklah jadi keputusan kami memang sudah tepat," kata Papahnya.

Ziyan mengerutkan dahinya, "Keputusan? Apa?"

"Kami akan menjodohkan kamu," jawab Papahnya.

Ziyan tersentak kaget, tapi beberapa detik kemudian dia kembali memasang wajah datarnya. Dia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu setuju dengan keputusan kami?"

"Apapun itu, kalian tau yang terbaik untukku, tidak masalah." Ziyan mengangguk.

"Ada satu hal yang harus kamu ketahui tentang calon kamu," kata Mamahnya membuat Ziyan yang baru saja akan izin kembali ke kamarnya mengurungkan diri.

"Kenapa? kalian memilihkan aku seorang wanita kan?"

Papahnya tertawa, "Kami tidak setega itu membiarkan kamu menikah dengan sejenismu, walau kami yakin hanya seorang lelaki yang kuat mental menghadapi kedataranmu."

Ziyan mengangguk.

"Memangnya kenapa dengan dia?"

@@@

Ziyan mengusap wajahnya kasar, sepertinya dia butuh mandi untuk saat ini. badannya sangat lengket dan juga capek, apalagi mengingat pembicaraan tadi. tidak ada yang salah sih, dia juga menerima apapun keputusan kedua orang tuanya.

Tapi masalahnya disini satu, fakta tentang calon wanitanya. Ya, tentu saja wanita, mau ditaro di mana wajahnya jika pengantinnya benar-benar laki. Hello, dia bukan sejenis cowok jadi-jadian, dia murni cowok normal. Ughh, memikirkannya saja membuatnya mual.

Ziyan mengambil handuk dan beberapa pakaian ganti lalu masuk kedalam kamar mandi. Di kamar mandi dia melepaskan seluruh pakaiannya dan mendekati kaca. Ada sebuah kaca ditembok tempat ganti pakaian, dia mendekat dan menatap tubuh telanjangnya.

Tampan, putih kecoklatan, dan sexy. Mungkin definisi sempurna bisa menjadi miliknya, tapi tetap saja. setiap orang mempunyai kekurangan, dia hanya kurang satu. Tidak ramah, pendiam dan datar. Ziyan sendiri bahkan lupa kapan terakhir kalinya dia tersenyum atau tertawa lepas. Paling-paling dia hanya tersenyum tipis saja, itupun tidak terlihat.

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang