35. Del, Abang mau jujur.... (END)

2.1K 86 13
                                    

Beberapa jam setelah kejadian memberikan gambaran. Capucino yang mendapatkan gambaran dari Ferinu lagi dengan panik mencari keberadaan Ziyan. Dia bahkan mendatangi tempat latihan Ziyan, saat ini.

"Permisi boleh ku bertanya dimana kapten Ziyan?"

"Maaf nona, kau tidak bisa masuk sekarang sedang tidak menerima tamu," kata penjaga.

Fero mengerutkan dahinya heran, nama Ziyan baru saja di katakan oleh pemuda yang sedang meminta ijin itu.

"Ada keperluan apa ya Bang Ziyan?"

"Ini penting," kata Cino dengan bahasa Indonesia.

"Kau dari Indonesia?"

"Itu tidak penting, saya punya urusan dengan Kak Ziyan. Kamu tau dia dimana?"

"Eh Dek di sini bukan tempat sembarangan orang masuk, kalau mau masuk ijin dulu."

Cino berdecih.

"Anjinglah!" umpatnya membuat Fero membulatkan mata.

"Kaga sopan amat lu jadi orang!"

"Siape elu! Terserah gua lah!"

"Kamu ngotot ya, ngajak ribut?!"

Cino tersenyum miring, "Kaga takut gue ama lu, cih!"

Setu yang baru datang dengan beberapa berkas di tangannya mengerutkan dahinya heran, dia sepertinya mendengar keributan. Melihat Fero yang sudah siap memukul Cino, Setu segera mendekat.

Bughhh...

Namun ternyata, tangan itu keburu mengenai lawannya. Cino menyeka bibirnya yang berdarah, sial dia kurang konsen tadi. baru saja akan membalas, sebuah suara menghentikannya.

"Ada apa ini?"

"Ini bang, pemuda songong."

"Kamu ada masalah apa?"

"Saya mau bertemu dengan kak Ziyan," kata Cino sambil berludah, darahnya benar-baner keluar banyak.

"Ziyan? Ada kepentingan apa kalau boleh tau?"

Hening sebentar.

"Saya sepupunya," ujar Cino pada akhirnya.

"Kapten Ziyan sudah pergi beberapa jam lalu kebandara."

"Loh ada apa ini?" tanya Ziyan yang ternyata balik lagi.

Ya, saat dirinya akan kebandara, tiba-tiba saja ada barang miliknya yang tertinggal dibarak. Mau tidak mau dia harus kembali lagi karena barang ini bukan sembarang barang. Ini benar-benar barang berharga miliknya.

"Bang bukannya udah berangkat?"

"Ada yang ketinggalan," jawab Ziyan ke anggota yang menjaga, yang sedari tadi hanya diam saja melihat keributan.

"Dek hidung kamu berdarah?!" panik Ziyan mendekati Cino.

Cino yang panik mengambil tisyu yang ada di tas gendongnya dan mengusap darah dihidungnya yang ternyata keluar lumayan banyak.

"Ini juga kenapa mulut kamu lebam, berdarah juga!"

Cino menatap Fero tajam dan kembali menatap Ziyan. Sedangkan yang di tatap hanya mendengus.

"Keponakanmu ini Bang, songong sekali. Ajarkan dia sopan santun lain kali!"

Ziyan menatap Cino dan Fero bergantian.

"Fer, yang benar saja? kamu melawan dia?!" Ziyan mendekati Cino dan menanyakan keadaanya yang di jawab baik-baik saja.

"Bang dia kan-"

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang