"Aku hanya ingin mencegah semuanya, jangan pernah melakukan hal bodoh jika kau memiliki seorang yang benar-benar tulus mencintai dan kau cintai."
"Ck, haruskah kata-kata itu untuknya juga?!"
Seseorang berdecih saat mendengar kata-kata itu, kilasan tentang seorang gadis mengatakan itu terlintas begitu saja saat dirinya sedang asik-asiknya bermain game di ruangannya.
Dia menggeleng dan kembali memainkan gamenya.
"Sudahlah, aku lebih suka saat melihatnya menolakku dari pada menerimaku..."
Hening sejenak.
"...Yeahh, dia semakin terlihat sexy jika seperti itu."
Lelaki itu tertawa sendiri mengingat pikirannya.
"Haruskah aku mengambilmu? Sepertinya malah kau yang terlihat gila."
Sosok berpenampilan menyeramkan duduk di sebuah sofa, lelaki yang memainkan game itu mendengus kesal. Sungguh, dari sekian banyaknya kesialan dirinya akhir-akhir ini, untuk apa dia datang? Tak taukah kepalanya masih sakit, ah mungkin karena itu juga dirinya bisa melihat sosok ini.
"Pergi kau!"
"Santuyy, aku hanya ingin melihat kekalahanmu!"
Lelaki itu seketika melempar ponselnya ke arah tembok. Ponsel itu mati total, biarlah dirinya bisa membelinya lagi nanti.
"Kalau begitu ubahlah penampilanmu, tak taukah kau menyeramkan, Anjim!" teriaknya kesal.
Suara tawa terdengar membahana di sana, namun hanya lelaki yang melempar ponselnya itulah yang dapat melihat dan mendengarnya. Mungkin ada beberapa orang spesial yang bisa, dan lelaki itu yakin orang spesial itu bahkan memilih bertemu hantu tanpa kepala dibandingkan sosok yang sedang duduk di sofa kantornya itu.
@@@
"Ada sesuatu yang harus kuperlihatkan lagi kepadamu," kata gadis di samping Ziyan itu.
"Memperlihatkan?"
"Peganglah tanganku," ujar gadis itu.
Ziyan mengulurkan tangannya, namun baru saja tangan itu terulur. Dirinya sudah melepaskan tangannya dan menggelengkan kepala. Sungguh, dia tidak percaya dengan kata-kata gadis di depannya ini. Gadis di depannya ini benar-benar butuh pisokolog.
"Kau kenapa?" tanya gadis itu kaget.
"Saya tidak percaya denganmu!"
"Tapi..."
Ziyan mendengus.
"Kau hanya berbohong kan. Lebih baik aku pergi dari sini."
"Kau sudah melihatnya tadi kenapa kau tidak percaya?"
"Nona, kau mungkin hanya mengada-ngada atau kau sebenarnya adalah penanganut ilmu hitam. Aku tidak mau di tipu oleh bocah sepertimu!"
Keduanya berdiri, lebih tepatnya gadis berpenampilan lelaki itu mengikuti Ziyan yang berdiri.
"Saya duluan."
"Setidaknya lihat lah, kau..."
Belum selesai gadis itu berbicara Ziyan sudah melangkah pergi, langkahnya yang besar membuat dirinya tidak bisa mengejar Pria itu. gadis berpenampilan lelaki itu menatap punggung tegap di depannya dengan pandangan lirih.
"Jangan bilang aku tidak mengingatkan," katanya pelan.
Dia merogoh ponselnya dan menelpon seseorang.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menyelamatkan kak Della. Maaf..." ujarnya di sertai isakan kecil.
Dan saat itupula sebuah kilasan yang dikirim seseorang melesat di kepalanya, kilasan tentang seorang lelaki yang menangis di pangkuan ibunya yang memakai pakaian sebuah rumah sakit. Lelaki dengan wajah tampan seperti Pria yang baru saja pergi. Bedanya, lelaki dikilasan itu berkulit putih dengan wajah agak asia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentara Tembok !
Romansanote; % lanjutan dari Alien Ganteng ! % Ada 17+, humor ada, nonfanfiction, asli fiksi % belum ada cast (bisa jadi tidak akan ada), judul atau cover juga bisa aja ganti tiba-tiba. Della namanya. Gadis cantik yang terlahir dari...