31. Hai Yah!

854 69 60
                                    

"Om Papah, Aku pamit ke rumah sakit dulu ya, mau ke ibu." Kata seorang pemuda dengan pakaian tentara.

"Abang gak main dulu, katanya mau ajak Habi ke Mall?"

Pemuda itu mengelus rambut gadis bernama Habi dengan pelan.

"Nanti kita nonton. Kamu kan harus les piano bukan?"

"Pah," kata Habi menatap wajah Ayahnya meminta membatalkan saja acaranya.

"Gak bisa, Papah sudah mengabari guru lesnya."

Habi cemberut membuat Pemuda berpakaian loreng itu terkekeh.

"Nanti Abang belikan gulali."

"Janji?"

"Iya," jawabnya dengan senyum yang bisa terlihat manis karena matanya bisa menghilang jika senyum itu hadir.

Habi terpekik senang setelah itu gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

"Yey makasih Bang, aku masuk dulu ya!"

"Gadis itu semakin susah di atur saja," kata Hasan ayah dari Habi memecah keheningan.

"Ya udah aku pamit ya, om."

"Eh tunggu, bawakan ini untuk Kakak. Tante Mamah sudah memasak sebelum pergi arisan tadi dan berpesan untuk memberikannya kepadamu," kata Hasan memberikan sebuah tas berisi masakan istrinya dan air mineral.

"Assalamualaikum." Pemuda itu menyalami Omnya dan melangkah ke arah mobilnya.

Hasan menatap pemuda di depannya ini bangga. Sungguh, jika orang itu melihat pasti dia akan menyesal. Menyesal karena menyiakan seorang yang pantas diberikan kasih sayangnya. Helaan nafas terdengar dari Pria itu, memang sudah bertahun-tahun berlalu tapi tetap saja kejadian itu seperti baru kemarin terjadi.

@@@

Zeihan, nama pemuda yang sedang asik bernyanyi di dalam mobil itu. kulitnya yang putih bersih terlihat bercahaya jika terkena pantulan cahaya mata hari, merasa silau dengan cahaya yang terlalu menyorot akhirnya dirinya memutuskan memakai kaca mata hitamnya.

Cittttt....

"Eh, ya Tuhan!"

Zei terpekik kaget saat melihat seseorang dengan sembarangan menyebrang begitu saja di depan mobilnya. Beruntung fokusnya cepat, membuat orang itu selamat dan tidak terkena sedikitpun. Zei segera mungkin turun dari mobilnya.

"Anda tidak apa Tuan?"

Orang itu menoleh terlihat membulatkan mata, seperti sedang kaget?

Zei menatapnya tidak mengerti, ada yang aneh dengannya? Atau dirinya terlihat tampan? Ah mungkin yang kedua yang benar. Sungguh Zei memang tipe cowok kelewat narsis.

"Om baik-baik saja kan?"

"Iya, saya baik-baik saja." dia terlihat tidak pandai berbahasa Indonesia.

Ah Zei mengerti, Om ini pasti bule. Tapi kenapa mukanya terlihat seperti seseorang dan sepertinya Zei kenal dengan wajah itu. Tapi siapa? biarkan Zei berpikir pernah bertemunya dimana...

Ah, Zei tau!

@@@

"Iya, saya baik-baik saja," kata Ziyan seraya mengangguk.

Pria yang sudah tidak muda itu terdiam kembali menatap wajah pemuda di depannya ini, wajah Pemuda ini benar-benar mengingatkannya kepada masa muda dan seseorang. Mata mereka benar-benar mirip sekali, bahkan kulit putih bersihnya juga. Ya, walau pemuda di depannya ini sedikit sipit, tetap entah kenapa dia merasakan pernah kenal seseorang yang sama.

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang