3. Tidak sadar

2.4K 115 0
                                        

"Lo dimana?" tanya Della pada seseorang yang ada di sebrang.

"Di tempat Vlog lah Dellaaa, lo lama amat sih makanya gue tinggal. Tunggu, masa lo yang nentuin lo yang nanya."

Della terdiam, benar juga yang Gina katakan. Dia yang menentukan tempat semalam kenapa dia yang malah lupa seperti ini.

"Sorry banget, gue tadi kesiangan dan sekarang baru aja bangun jadi..."

"Udah ah kalau lo lagi nyetir mening matiin, bahaya. Anak-anak kru udah pada datang nih, gue mau liat persiapan mereka dulu." Kata Gina yang sepertinya mulai tidak pokus dengan telponnya.

Setelah itu sambunganpun mati. Della menaruh ponselnya ke kursi sampingnya dan mulai pokus pada jalanan. Ini salahnya, ya dia bermimpi buruk tadi malam. Sekitar jam 2 mimpi itu membangunkannya, dan akhirnya dia terjaga untuk beberapa saat sampai akhirnya dia berhasil tidur pukul 3 pagi dan bangun pukul 9 pagi. Sangat terlambat sekali, karena jam 8 lah dia menjanjikan waktu kumpul.

@@@

"Gue mau kebelah sana, mau jalan-jalan sama kamera kecil ini. kalian istrirahat atau cari tempat bagus lain aja."

Semua yang di sana mengangguk.

"Hati-hati Del, gue sama yang lain nantu nyusul ya," kata Gina. Della mengangguk.

Della pun akhirnya pergi dari sana. Dia menoleh ke kanan dan kiri, merasa pas dengan keadaannya, dia memperbaiki penampilannya sebentar. Di rasa sudah pas, dia menyalakan kameranya.

Della tersenyum saat kamera di tangannya sudah on.

"Nah gauyss..."

Della berkeliling sambil sesekali berkata dan menjelaskan. Saking asiknya seorang Della dengan kegiatannya, tanpa sadar gadis itu menabrak seseorang. Mereka berdua terrekam oleh kamera.

"Eh, maaf, maaf ya mas."

"Hmmm..." balas orang itu lalu pergi begitu saja.

Della melongo melihat kelakuan lelaki itu, tidak salahkan? Orang itu bahkan hanya menjawabnya dengan berdehem. Apa ini namanya, chat tapi tidak di balas. Bedanya karena langsung jadi cuman di, hmm in aja. ohhh, Della mulai kesal sekarang.

"Uh itu cowok ganteng-ganteng kok dingin sih." Della bergidig lalu menatap kameranya.

"Maaf ya guys, tadi kepotong sama iklan. Heheee..."

Setelah merasa puas dengan video dan menutup videonya, Della menghela nafas. Dia duduk di sebuah bangku taman sambil memejamkan matanya mendangah pada langit.

"Menyebalkan saja," bisiknya pelan.

@@@

Leon menghela nafas saat setelah sampai di depan sebuah rumah. Apa keputusannya kali ini benar? Apa dirinya terlalu mengatur atau memakasa?

Leon terdiam.

"Assalamualaikum," kata Leon setelah memencet bel.

Pintu terbuka menampilkan sosok Hillal dengan wajah sehabis mandi. Hillal mengerutkan dahi saat melihat Leon di hadapannya. Seakan tidak sopan jika menanyakan maksud di depan pintu, Hillal memilih mempersilahkan Leon masuk.

"Duduk Le," kata Hillal.

Leon mengangguk dan duduk di sofa, sedangkan Hillal duduk di sofa single sebrangnya.

"Gue tau maksud kedatangan lo kesini pasti bukan asal datang kan?"

"Sok tau!"

"Dih, seseorang yang terkenal sibuk memiliki waktu luang, keknya gak mungkin dah. Apa lagi dandanannya kayak terpaksa datang banget." Hillal melihat penampilan Leon dari atas kebawah, Pakaian kantor. Jelas sekali.

Leon meringis dan tersenyum, Hillal dengan kepolosannya saat berkata memang unik. Sebenarnya Hillal yang memiliki sifat polos ini bukan berarti dia gak dewasa, dari pemikirannya lelaki itu sangat dewasa dan pintar-kalau tak pintar dia gak bakal jadi bos besar, lagipula Hillal sendiri sebenarnya bisa saja tidak melakukan hal itu. tapi namanya juga sifat ya, bagaimanapun caranya mengubah sangatlah sulit.

"Tau aja lo, ah!"

"Leon?" Deana mengerutkan dahinya saat melihat Leon.

Tidak biasanya lelaki itu kemari, entahlah. Selama ini Leon kemari hanya saat Della dan Hasan ulangtahun saja. ya, walau Hasan bukan anaknya, Leon tetap menganggap Hasan sebagai putranya juga, sama seperti Hillal yang menganggap Della anaknya.

"Jangan nanya, aku tau kamu bakal heran kayak suami kamu." Leon menyela saat melihat Deana akan berkata lagi.

Deana duduk di salah satu sofa yang belum tertempati. Sebelum itu dia juga mengambil minuman, sedangkan Leon dan Hillal malah terdiam berdua di ruang tamu.

"Aku mau bilang sesuatu tentang Della," Leon berdehem dan mulai pembicaraan.

"Kenapa sama Della? Dia baik-baik aja, kok."

"Emang, emang Della baik-baik aja, Kok."

Leon menghela nafas.

"Ini soal masa depannya," katanya.

Hillal dan Deana saling pandang, ada apa ini??

"Maksudmu?" tanya Hillal.

"Aku ingin menjodohkan Della dengan..."

"Apa-apaan ini! aku gak mau Della dijodohin kayak begitu ya, Della anakku dan Hillal kamu jangan ikut campur!" Deana memerah. Hillal mendekat ke istrinya dan mencoba menenangkan sang Istri.

Deana menoleh dan menatap Hillal, Hillal hanya tersenyum lalu mengusap lengan Deana.

"Coba lo jelaskan Leon!" kata Hillal tegas.

Leon mengangguk. "Begini, gue memang berniat menjodohkan Della dengan salah satu rekan bisnisku. Awalnya gue gak mau, tapi..." dan mengarillah cerita kemarin oleh Leon.

Ya, awalnya memang Leon sempat menolak, dia takut kejadian serupa dialami oleh anaknya. bukankah kejadian adanya Della karena hal ini juga? Perjodohan. Gak selamanya seperti itu memang, tapi kemungkinan besar seperti itu kan? Tidak ada yang tau masa depan, tapi apa salahnya berpikir untuk menentukan masa depan.

"Kau bilang dia tau masa lalu kita dan kejadian Della?" tanya Hillal.

Leon mengangguk.

"Gua awalnya cuman cerita singkat, tapi entah kenapa jadi kesana. Dea, gue gak memaksa kamu dan Hillal ataupun Della untuk menerimanya, mereka juga sama. Tapi apa salahnya kita mencoba, Dea. Kalaupun misalnya Della tidak mau dan tidak cocok dengannya, gak masalah kok, gue sendiri yang bakal batalin itu dan kita gak lanjutkan lagi," jelas Leon panjang lebar.

Deana dan Hillal terdiam, keduanya menghembuskan nafas mereka. dalam pikiran mereka sama seperti Leon, apa salahnya mencoba? Karena setelah yang sebelumnya belum tentu Della bisa mendapatkan pasangannya.

Gadis itu terlalu rapuh dan juga sepertinyatrauma dengan kejadian kemarin, kemungkinan akan mendapatkan pengganti lama,atau yang paling buruk adalah tidak mendapatkan alias tidak akan menikah. Halitu tidak akan ada yang tau kan. 

....................................................

Maaf ya sedikit upnya, yang penting kan up iya gak 😅

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang