19. Reuni bukan ajang CLBK

1.7K 109 32
                                    

Suara Dering ponsel Ziyan membuat keduanya menoleh, Ziyan baru saja masuk ke dalam kamar itu menghela nafas dan menaruh ponsel dan jamnya di kasur. Della melihat ada nomor tidak di kenal di sana, Ziyan awalnya tidak mau mengangkat tapi karena mengganggu akhirnya Ziyan mengangangkatnya. Volumenya dia besarkan.

"Si monyet, gua nelpon kaga di angkat. Kaga tau apa pulsa mahal!"

Ziyan mematikan sambungannya.

"Abang kenal?" tanya Della sambil membereskan kasur dan juga menaruh jam Ziyan.

"Orang gila," kata Ziyan.

Della melangkah ke meja rias.

"Dell," panggil Ziyan yang sedang membuka seragamnya.

Della yang sedang duduk dan mengoles krim malam menoleh.

"Kenapa Bang?"

Ziyan tersenyum dia mendekat dan memeluk Della dari belakang.

"Besok mau ikut Babang?"

Sebentar, sepertinya Della memang selalu kosong kalau sabtu dan minggu. Tidak ada acara Vlog atau cek video editan.

"Kemana?"

"Reuni."

"Reuni apa emangnya Bang?"

"SMA."

Della mengangguk mengiyakan. "Aku ikut, lagian besok aku gak ada acara apa-apa."

Wajah Ziyan mulai mendekati Della, sedangkan istrinya itu memejamkan matanya, namun saat akan ke dua bibir itu menyatu dering ponsel membuat keduanya menjauh. Ziyan hampir saja melempar ponselnya kesal.

"Hahahaa, Angkat aja Bang. Dia temanmu kan." Della terkekeh, suaminya itu lucu saat kesal.

Ziyan mendengus.

"Lu emang monyet, kawin kaga ngundang, telpon gua tadi di matiin dan sekarang lu gak jawab. Hallloooo ada masih ada orang di sini, paspornya mas?"

"Hmmm?"

"Ah sepertinya ini rumah sakit sariawan, maaf kanjeng aku salah sambung."

"Yas?"

"Hah kali ini kau tau namaku, siapa kau?"

Tuttt...

Della tertawa saat melihat Ziyan kesal setengah mati. Della berteriak saat tubuhnya di bawa Ziyan ke kasur dan mereka berpelukan dengan Della yang ada di pangkuan Ziyan. Dan kembali lagi, saat keduanya akan berciuman, telpon kembali berdering Ziyan benar-benar membanting ponselnya kali ini.

Brakkk...

"Yashelo namanya, dia menyebalkan."

Della terkekeh.

"Temanmu itu humoris."

"Sampai ingin aku bunuh."

Della tertawa. "Jangan begitu, dia kayaknya rindu sama Babang. Nelponnya gak inget pulsa."

"Dia bakal minta tranfer."

"Hah? Gimana?"

"Pulsa itu."

Della tertawa kecil.

"Aku jadi penasaran dengan Yashelo."

"Jangan," ujar Ziyan.

Della mengerutkan dahinya. "Loh kenapa?"

"Dia hanya arwah gila."

Oke sepertinya Ziyan memang sangat kesal dengan temannya itu.

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang